24 Dec 2015

Suka Duka Menaiki Kapal Malam


"Kamu berangkat naik kapal apa?"
"Kapal Malam"

Jawaban di atas sebenarnya tidak menjawab secara benar pertanyaan yang diajukan, akan tetapi bagi yang sudah mengerti bahwa kapal yang dimaksud adalah kapal yang berangkat pada malam hari takkan protes dengan jawaban tersebut. Jawabannya lebih merujuk pada waktu karena mungkin kapal yang digunakan selalu berubah-ubah, ada KM. Uki Raya, Simba I atau Km. Citra seperti yang saya tumpangi sekarang.


Ini pertama kalinya saya berangkat menggunakan kapal malam, ada selisih sekitar 1,5 jam lebih lama jika menggunakan kapal fiber yang berangkat pagi atau siang, yaitu selama 3,5 jam. Tapi secara kebebasan waktu menurut saya kapal malam memberikan banyak bantuan bagi para penumpang dengan segala kepentingannya, lebih menghemat waktu, karena berangkat pada jam tidur dan dalam 5 jam penumpang sudah akan berada di tempat yang berbeda.

Naik kapal malam ini sudah saya rencanakan sejak jauh-jauh hari, saya ingin menantang diri, keluar dari zona nyaman yang selama ini saya ambil jika bepergian ke pulau Muna, tidak berencana mengambil kamar dan lebih membaur dengan penumpang lain di kapal sepertinya bisa jadi pengalaman menyenangkan, tapi ternyata karena jumlah penumpang yang membludak saya dipaksa keluar dari zona nyaman secara total. Tidak dapat tempat duduk apalagi tempat tidur sama sekali. Hal yang wajar jika ada lonjakan penumpang dan telat membeli tiket.

Kapal ini mulai berangkat pada pukul 22.30, terlambat 30 menit dari jadwal, saat mulai mengetik draf postingan ini waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, saya yang sempat tidur dengan tidak nyenyak diatas motor selama hampir 1 jam tidak lagi bisa tidur setelah hujan turun menjelang pukul 1 tadi. Penumpang yang berada di bagian depan kapal berhamburan masuk ke dalam, saya juga harus bangun karena motor tempat saya tidur itu juga beratapkan langit. Ah.. lagi-lagi saya dapat pengalaman baru. ^^


Tempat tidur selama 5,5 jam


Ditemani angin keras dan sambil sesekali (maaf) me-lap ingus saya pilih mengetik postingan ini saja, masih diatas motor dengan pantat yang kadang terasa pegal karena sudah duduk berjam-jam, saya memilih tetap di atas motor ini karena sekali meninggalkannya saya yakin tidak akan bisa duduk lagi. Bagaimanapun tempat yang saya duduki sekarang adalah opsi terbaik dibandingkan harus duduk tanpa alas di dalam dek yang panas atau duduk di besi pengikat tali seperti yang dilakukan seorang pria yang tidak jauh dari saya, ia terlihat beberapa kali terbangun dari tidurnya. Tentu saja karena kurang nyaman.

Siapa yang tahan duduk lama di besi ini? 

Panas membuatmu haus dan dingin membuatmu ingin p*pis, pilihan yang berat, saya sudah merancang rencana meninggalkan motor yang entah milik siapa ini hanya pada saat urgen saja, mungkin nanti menjelang shalat subuh saja.

Tulisan ini akan saya sambung saat subuh untuk membahas mengenai fasilitas dan mungkin cara shalat yang saya tempuh. Sudah pukul 02.30 dini hari, saya juga sudah mulai mengantuk.See  you 2 hours later. ^^

Pukul 02.45. Dini hari. Hujan deras turun, penumpang beratapkan langit seperti kami berhamburan takut basah (lagi). Hahah... Tidak heran sebenarnya, sejak tadi petir jadi hiasan langit..

Pukul 03.25 Pulau Muna mulai terlihat. Kepala mulai sakit, mungkin karena dari tadi tahan p*pis dan mulai masuk angin. Tetap menikmati perjalanan ini, terlebih saat kemudian dapat foto seperti ini.


Pukul 04 akhirnya kapal merapat di pelabuhan, kebanyakan penumpang memilih turun, sisanya memilih menunggu jemputan di dalam kapal. Saya memilih turun karena ternyata tidak ada Mushola.

Perjalanan malam tadi memberi pengalaman baru. Sesekali kita memang perlu keluar dari zona nyaman (baca: leyeh-leyeh sambil ngemil dan nonton drama Korea) ^^

46 comments:

  1. aku sih kereta malam hahhaa. pernah naik kapal..mabok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe.. disini gak ada kereta.. tapi pernah naik dan gak mabok *eh..emang ada ya yang mabok naik kereta? :D

      Delete
  2. Kalau saya cuman naik pesawat malem, sumpah bete banget soalnya semuanya hitam kelam. kalau naik kapal terakhir waktu masih Sd dan itupun sampe sekarang bikin trauma soalnya pernah kecil hampir jatuh ke laut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah.. jadi di Makassar belum pernah nyebrang ke pulau-pulau dong?

      Delete
  3. Wah, belum pernah naik kapal nih Maksist. Penah naik boat di tempat wisata xoxoxoxo! Beda banget yak *jitak :P
    Seru banget kayaknya pengalamannya nih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoo cobainn.. seru lho.. apalagi tidurnya beratapkan langit, bercahayakan gemintang.. Yang rada horror hanya kilat yang ga sering banget aja sih.. hehe

      Delete
  4. Pingin juga ngrasain naik kapal selam, tapi kok takut, ya?

    ReplyDelete
  5. dikau sndirian mak ir ?.
    waduh..bnr2 keluar dr zona nyaman yak..

    ReplyDelete
  6. Sepertinya asik kalau tidak buru-buru dan ada temannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mm.. mungkin sih ya.. tapi asik-asik aja koq pengalaman naik kapal ini^^

      Delete
  7. Wow, tidur di atas motor yang berada di atas kapal malam yang sedang berlayar itu pengalaman yang jarang ditemukan, lho. Btw, enggak bawa sleeping bag atau hammock yang bisa dipasang di besi2 kapalnya? Padahal itu bisa jadi alternatif buat tidur "sedikit"' lebih nyaman. :)

    Salam kenal, mba Irly. :)
    http://penjajakata.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak punya sleeping bang dan Hammock Mas.. jadi nemu jok motor nganggur aja udah seneng. Hahah...

      Salam kenal balik^^

      Delete
  8. Kapal apa? | Kapal Malam? | Malam apa? | Malam-malam aku sendiri :D

    Saya mah lebih suka naek kapal siang-siang, biar bisa selfie :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. bisa aja ya disambung :D

      Hehe.. udah sering.. itupun malas juga selfienya :D

      Delete
  9. Perasaan naik kapal itu kek gimana sama kaya naik mobil ga mba? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kata saya sih seperti naik mobil rasanya.. kadang kalau ombaknya keras ya berasa kayak naik mobil yang lagi di jalanan jelek aja :D

      Delete
  10. Aduh, kalau aku ga berani sepertinya, Mba Ir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga berani apa nih? Naik kapalnya? Sendiriannya? Atau tidur di dek kapalnya? :D

      Delete
  11. Saya bisa membayangkannya Irly, jadi inget waktu naik kapal laut ke nunukan di musim liburan, penumpangnya membludak. Sebaiknya lain kali beli tiket kamar kalau perginya di musim liburan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru lagi gak pengen beli tiket kamar mbak. Kalau mau beli juga udah habis.. hehe

      Delete
  12. belum pernah ngerasain yg namanya kapal laut.
    asyik keknya tuw bsa ngerasain hotel (bukan) bintang lima, tapi beribu bintang. hahhaha

    ReplyDelete
  13. Wah ane baru 2x naik kapal malahan..ehh prahu..
    hehehe..
    itupun siang siang,

    ReplyDelete
  14. HUUAaaa, thn lalu waktu ikut pak Suami mudik jg pake kapal malam, nyaris miripmi pengalamanta jenk, gegara telat beli tiket jd ndk dapat kamar. Masih mending sih masih dapat matras di kelas ekonomi yg berdempet2an mana dikelilingi org2 yg merokok pula, parahnya saat itu sy dlm keadaan hamil, huhuhuhh sejak saat itu semacam horor klo mau naik kapal malam ke Raha :(

    Btw, kayaknya ada Mushollah itu di lantai atas, di antara kamar2 kelas VIP itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entah memang ada tapi orangnya yang salah kasih info, atau memang tidak ada karna beda kapal dengan yang pernah dirimu naiki itu... hehe

      Trauma yaks.. kurang friendly memang kalau untuk bawa anak kecil.. entah kalau ambil kamar ya..

      Delete
  15. asyik juga yakalau naik kapal malam, bisa lihat bulan bintang

    ReplyDelete
  16. Pernah naik kapal. tapi cuma dari banyuwangi ke bali. itu cuma 1/2 jam perjalanan aja. Kalo yang jauh belum pernah sih ngerasain. Lebih sering naik kereta atau bus.

    ReplyDelete
  17. Saya pernah naik kapal malam tapi saat itu naik bus damri he he. Waktu itu penumpang masih boleh stay di dalam kendaraan jadi saya bisa tidur di dalam bus. Kalau nggak salah setelah ada kejadian kapal terbakar, peraturannya diubah. Penumpang harus turun dari kendaraan. Kalau pas bisa milih kapal & ada kapal yang bagus, ruang tunggunya nyaman banget. Kalau dapat yang biasa aja ya harus siap lesehan bareng penumpang lain. Tapi suka resah kalau kebelet pipis di kapal. Kadang ada yang toiletnya nggak bersih huhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah.. itulah.. kalau ke tempat umum itu harus tahan banting apalagi kalau udah kebelet.. kalau bisa tahan nafas lama sih oke yah.. kalau nggak ya harus rela menghirup polusi udara.. fiuhhh..

      Delete
  18. Pengalaman baru yang seperti ini yang kelak bisa diceritakan dengan seru kepada anak-anak kita

    ReplyDelete
  19. om ku pdhl kapten kapal, dan dia udh srg nawarin naik kapal kalo mw liburan, ke papua misalnya.. Tapi krn mikirnya cuti yg terbatas juga, blm bisa ditrima ampe skr deh tawarannya :).. Kalo cuma kapal yg penyebrangan aja sih pernah 2x.. tp ngerasain yg bener2 kapal itu yg blm pernah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba deh.. aplagi pas liburan.. benar-benar akan menambah pengalaman^^

      Delete
  20. Waaah, pengalamanmu banyak banget mbak, aku seumur-umur belum pernah naik kapal, apalagi pesawat terbang, katrok banget ya aku :)
    belum pernah perjalanan ke luar Jawa sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suatu saat akan merasakan.. perbanyak ilmunya aja dulu^^

      Delete
  21. Replies
    1. Alhamdulillah nggak.. sudah biasa, gak berasa juga kok ombaknya, kapalnya kan gede.^^

      Delete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...