Bismillahirrahmanirrahim...
Diluncurkannya giveaway dari Mas Arief (Flash) 23 April kemarin bikin jiwa ibu-ibu saya tertantang*halahh*.Ya…sempat bingung juga sih disuruh ngebahas pendidikan anak dan lain sebagainya gitu, padahal nikah aja belum, apalagi punya anak*duuuh..curcol:p*tapi…karna kata mas Arief gunakan imajinasimu!Sooo…mari kita berimajinasi :)
Mendidik dan mengarahkan anak sesuai potensi, bakat dan minat anak.
Saya pribadi sudah punya gambaran seperti apa saya akan mendidik anak-anak saya nanti*Insya Allah*, pendidikan dalam rumah tangga saya ibaratkan seperti sebuah sekolah*The real school* dimana Ayah sebagai Kepala Sekolah, Ibu sebagai Guru, dan Anak sebagai Muridnya. Ayah dan Ibu berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana pendidikan anak-anak, apa yang disediakan dan diajarkan, maka itulah yang akan dipelajari seorang anak,menurut saya pendidikan anak dimulai bukan saat anak lahir, tapi sejak saat memilih pasangan, pilihlah 'kepala sekolah' ataupun 'guru' terbaik yang akan mendampingi*tentunya atas izin Allah SWT*dan sebelum anak lahir, bicarakan metode atau cara apa yang akan diterapkan untuk mendidiknya, kalau kemudi pendidikan ini saya ibaratkan nahkoda kapal, kalau dalam 1 kapal ada 2 nahkoda yang tidak sepaham, maka kapalnya tidak akan pernah sampai ke tujuan. Karenanya penting sekali persiapan sejak dini dilakukan, tentunya sampai saat anak lahir dan tumbuh, kita akan terus belajar. Sehubungan dengan potensi dan minat anak yang tentunya tidak bisa kita prediksi, saya pribadi cenderung dengan memberikan kebebasan yang tidak kebablasan, dalam artian: silahkan saja anak ingin mengembangkan minatnya di suatu atau beberapa bidang, tapi orang tua tetap menjaga dia agar tetap berada dalam wilayah aman (tetap fokus pada tujuan utama dan tidak mengabaikan norma-norma yang berlaku, terutama norma Agama).
Anak bandel dan susah diatur, perlukah kekerasan dalam mendidiknya?
Setelah melancarkan kegiatan pendidikan seperti pada poin diatas, kita tentunya berharap anak kita akan bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan, tapi anak kita tentunya bukan patung yang hanya tinggal di dalam rumah, tidak mendengar ataupun tidak melihat apa-apa di luar sana, saya sering mendengar bahwa ‘anak itu seperti kaset kosong’ yang akan merekam apa-apa yang dilihat, didengar, baik ataupun buruk. Sesaat dia terlihat baik, tiba-tiba kita akan heran dengan kelakuannya yang bikin geleng-geleng, bandel dan susah diatur, kecenderungan yang ada adalah kita akan berkomat-kamit, belum selesai ngomong anak sudah ngalamin apa yang kita khawatirkan, kalo sudah capek ngomong biasanya ada saja benda yang melayang*apa coba?:))*
memberi pengawasan melekat tentu tidak bisa kita terapkan secara utuh, jadi sebelum berselancar di dunia maya sejak awal sudah kita tanamkan nilai-nilai dan pemahaman kepada anak-anak kita, jadi kebebasan yang tidak kebablasan tadi, tetap kita beri kepercayaan tapi juga tetap kita kontrol dalam pengawasan kita*hadoohh Ir…omonganmu:”>*
Satu hal yang perlu kita ingat dalam mendidik anak adalah; kita hanya menendidik, mengarahkan, berusaha dan berdo’a untuk menjadikannya khalifah yang baik di muka bumi ini. Tapi keputusan tetap berada di tangan Allah SWT, seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 272:
Menutup postingan saya kali ini, saya ingin mengucapkan selamat Milad buat Istri Mas Arief yang ke 20 pada tanggal 23 April kemarin, selamat ulang tahun pernikahan yang pertama juga, semoga selalu dalam naungan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, bahagia dunia akhirat. Semoga dapat menyiapkan The Real School untuk calon anak. Amiinn.
Read more
Diluncurkannya giveaway dari Mas Arief (Flash) 23 April kemarin bikin jiwa ibu-ibu saya tertantang*halahh*.Ya…sempat bingung juga sih disuruh ngebahas pendidikan anak dan lain sebagainya gitu, padahal nikah aja belum, apalagi punya anak*duuuh..curcol:p*tapi…karna kata mas Arief gunakan imajinasimu!Sooo…mari kita berimajinasi :)
Mendidik dan mengarahkan anak sesuai potensi, bakat dan minat anak.
Saya pribadi sudah punya gambaran seperti apa saya akan mendidik anak-anak saya nanti*Insya Allah*, pendidikan dalam rumah tangga saya ibaratkan seperti sebuah sekolah*The real school* dimana Ayah sebagai Kepala Sekolah, Ibu sebagai Guru, dan Anak sebagai Muridnya. Ayah dan Ibu berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana pendidikan anak-anak, apa yang disediakan dan diajarkan, maka itulah yang akan dipelajari seorang anak,menurut saya pendidikan anak dimulai bukan saat anak lahir, tapi sejak saat memilih pasangan, pilihlah 'kepala sekolah' ataupun 'guru' terbaik yang akan mendampingi*tentunya atas izin Allah SWT*dan sebelum anak lahir, bicarakan metode atau cara apa yang akan diterapkan untuk mendidiknya, kalau kemudi pendidikan ini saya ibaratkan nahkoda kapal, kalau dalam 1 kapal ada 2 nahkoda yang tidak sepaham, maka kapalnya tidak akan pernah sampai ke tujuan. Karenanya penting sekali persiapan sejak dini dilakukan, tentunya sampai saat anak lahir dan tumbuh, kita akan terus belajar. Sehubungan dengan potensi dan minat anak yang tentunya tidak bisa kita prediksi, saya pribadi cenderung dengan memberikan kebebasan yang tidak kebablasan, dalam artian: silahkan saja anak ingin mengembangkan minatnya di suatu atau beberapa bidang, tapi orang tua tetap menjaga dia agar tetap berada dalam wilayah aman (tetap fokus pada tujuan utama dan tidak mengabaikan norma-norma yang berlaku, terutama norma Agama).
Sedikit Narsis Bersama Anak Orang.hihi.. |
Setelah melancarkan kegiatan pendidikan seperti pada poin diatas, kita tentunya berharap anak kita akan bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan, tapi anak kita tentunya bukan patung yang hanya tinggal di dalam rumah, tidak mendengar ataupun tidak melihat apa-apa di luar sana, saya sering mendengar bahwa ‘anak itu seperti kaset kosong’ yang akan merekam apa-apa yang dilihat, didengar, baik ataupun buruk. Sesaat dia terlihat baik, tiba-tiba kita akan heran dengan kelakuannya yang bikin geleng-geleng, bandel dan susah diatur, kecenderungan yang ada adalah kita akan berkomat-kamit, belum selesai ngomong anak sudah ngalamin apa yang kita khawatirkan, kalo sudah capek ngomong biasanya ada saja benda yang melayang*apa coba?:))*
.
memberi pengawasan melekat tentu tidak bisa kita terapkan secara utuh, jadi sebelum berselancar di dunia maya sejak awal sudah kita tanamkan nilai-nilai dan pemahaman kepada anak-anak kita, jadi kebebasan yang tidak kebablasan tadi, tetap kita beri kepercayaan tapi juga tetap kita kontrol dalam pengawasan kita*hadoohh Ir…omonganmu:”>*
Satu hal yang perlu kita ingat dalam mendidik anak adalah; kita hanya menendidik, mengarahkan, berusaha dan berdo’a untuk menjadikannya khalifah yang baik di muka bumi ini. Tapi keputusan tetap berada di tangan Allah SWT, seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 272:
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.2:272)
***
Menutup postingan saya kali ini, saya ingin mengucapkan selamat Milad buat Istri Mas Arief yang ke 20 pada tanggal 23 April kemarin, selamat ulang tahun pernikahan yang pertama juga, semoga selalu dalam naungan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, bahagia dunia akhirat. Semoga dapat menyiapkan The Real School untuk calon anak. Amiinn.
PS:
- Postingan ini saya buat tidak hanya untuk mengikuti giveaway, tapi juga sebuah pelajaran dan pengingat untuk saya pribadi.
- Special thanks buat Diah yang selalu membantu newbie seperti saya :-*
- Postingan ini saya buat tidak hanya untuk mengikuti giveaway, tapi juga sebuah pelajaran dan pengingat untuk saya pribadi.
- Special thanks buat Diah yang selalu membantu newbie seperti saya :-*