29 Apr 2011

The Real School

Bismillahirrahmanirrahim...

Diluncurkannya giveaway dari Mas Arief (Flash) 23 April kemarin bikin jiwa ibu-ibu saya tertantang*halahh*.Ya…sempat bingung juga sih disuruh ngebahas pendidikan anak dan lain sebagainya gitu, padahal nikah aja belum, apalagi punya anak*duuuh..curcol:p*tapi…karna kata mas Arief gunakan imajinasimu!Sooo…mari kita berimajinasi :)

Mendidik dan mengarahkan anak sesuai potensi, bakat dan minat anak.
   
     Saya pribadi sudah punya gambaran seperti apa saya akan mendidik anak-anak saya nanti*Insya Allah*, pendidikan dalam rumah tangga saya ibaratkan seperti sebuah sekolah*The real school* dimana Ayah sebagai Kepala Sekolah, Ibu sebagai Guru, dan Anak sebagai Muridnya. Ayah dan Ibu berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana pendidikan anak-anak, apa yang disediakan dan diajarkan, maka itulah yang akan dipelajari seorang anak,menurut saya pendidikan anak dimulai bukan saat anak lahir, tapi sejak saat memilih pasangan, pilihlah 'kepala sekolah' ataupun 'guru' terbaik yang akan mendampingi*tentunya atas izin Allah SWT*dan sebelum anak lahir, bicarakan metode atau cara apa yang akan diterapkan untuk mendidiknya, kalau kemudi pendidikan ini saya ibaratkan nahkoda kapal, kalau dalam 1 kapal ada 2 nahkoda yang tidak sepaham, maka kapalnya tidak akan pernah sampai ke tujuan. Karenanya penting sekali persiapan sejak dini dilakukan, tentunya sampai saat anak lahir dan tumbuh, kita akan terus belajar. Sehubungan dengan potensi dan minat anak yang tentunya tidak bisa kita prediksi, saya pribadi cenderung dengan memberikan kebebasan yang tidak kebablasan, dalam artian: silahkan saja anak ingin mengembangkan minatnya di suatu atau beberapa bidang, tapi orang tua tetap menjaga dia agar tetap berada dalam wilayah aman (tetap fokus pada tujuan utama dan tidak mengabaikan norma-norma yang berlaku, terutama norma Agama).
Sedikit Narsis Bersama Anak Orang.hihi..
Anak bandel dan susah diatur, perlukah kekerasan dalam mendidiknya?

     Setelah melancarkan kegiatan pendidikan seperti pada poin diatas, kita tentunya berharap anak kita akan bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan, tapi anak kita tentunya bukan patung yang hanya tinggal di dalam rumah, tidak mendengar ataupun tidak melihat apa-apa di luar sana, saya sering mendengar bahwa ‘anak itu seperti kaset kosong’ yang akan merekam apa-apa yang dilihat, didengar, baik ataupun buruk. Sesaat dia terlihat baik, tiba-tiba kita akan heran dengan kelakuannya yang bikin geleng-geleng, bandel dan susah diatur, kecenderungan yang ada adalah kita akan berkomat-kamit, belum selesai ngomong anak sudah ngalamin apa yang kita khawatirkan, kalo sudah capek ngomong biasanya ada saja benda yang melayang*apa coba?:))*
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”(Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan).
Hadits diatas tidak hanya mengajarkan kita untuk memerintahkan dan bagaimana mengajarkan shalat pada anak, tapi kita juga diajarkan untuk mendidik anak secara bertahap, kekerasan dalam hal ini sangat tidak dianjurkan, terlebih kata ”pukullah” dalam hadits diatas bukan dalam arti melukai, tapi mendidik. Jadi tetap diniatkan dan diterapkan secara positif. Butuh ketegasan dalam mendidik, bukannya kekerasan. Kalau toh harus memukul, mukulnya jangan napsu ya :)

Cara menyikapi dan mengarahkan anak di era global

    Anak diera global menurut saya seperti 2 sisi mata uang, disatu sisi, dia mendapat banyak kemudahan dalam mengakses informasi-informasi yang ingin diketahuinya melalui internet ataupun fitur handphone multi fungsi dengan biaya yang terjangkau, dan disatu sisi, kita sebagai orang tua yang sudah lebih dulu malang melintang di dunia maya*halahhh*tentunya khawatir dengan kemudahan dan kemurahan yang tak mengenal baik ataupun buruk tersebut. Menghadapi hal tersebut kita tak perlu kebakaran jenggot*karna emang gak punya jenggot:))*, memberi pengawasan melekat tentu tidak bisa kita terapkan secara utuh, jadi sebelum berselancar di dunia maya sejak awal sudah kita tanamkan nilai-nilai dan pemahaman kepada anak-anak kita, jadi kembali saja kita terapkan kebebasan yang tidak kebablasan tadi, tetap kita beri kepercayaan tapi juga tetap kita kontrol dalam pengawasan kita*hadoohh Ir…omonganmu:”>*

         Satu hal yang perlu kita ingat dalam mendidik anak adalah; kita hanya menendidik, mengarahkan, berusaha dan berdo’a untuk menjadikannya khalifah yang baik di muka bumi ini. Tapi keputusan tetap berada di tangan Allah SWT, seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 272:
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.2:272) 
***
Create your own banner at mybannermaker.com!

Menutup postingan saya kali ini, saya ingin mengucapkan selamat Milad buat Istri Mas Arief yang ke 20 pada tanggal 23 April kemarin, selamat ulang tahun pernikahan yang pertama juga, semoga selalu dalam naungan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, bahagia dunia akhirat. Semoga dapat menyiapkan The Real School untuk calon anak. Amiinn.

PS: 
- Postingan ini saya buat tidak hanya untuk mengikuti giveaway, tapi juga sebuah pelajaran dan pengingat untuk saya pribadi.
- Special thanks buat Diah yang selalu membantu newbie seperti saya :-*
Read more

27 Apr 2011

Siapa Ya???

Bismillahirrahmanirrahim…

Setelah beberapa hari bertualang di pulau sebrang, ternyata petualangan saya dengan ingatan rapuh saya belum juga selesai. Bukan tentang Tirta Rimba ataupun Benteng Keraton yang saya pikirkan, tapi beberapa orang yang saya jumpai sejak di pelabuhan sampai malam tadi.

Seorang Ibu di pelabuhan
   Saat melihat saya, dia langsung senyum, jelas saja saya balas dengan senyum, wajarlah…daripada saling bertatapan terus saling buang muka*dibuang kemana hayooo?#plaakk*, tapi tidak lama kemudian si ibu bertanya, mau kemana? Setelah menjawab, saya juga langsung bertanya trus ibu sendiri? Saat mendengarkan jawaban si ibu, rasanya saya familiar dengan wajah ibu ini, tapi entah dimana, terlebih dia bercerita dengan sangat terbuka pada saya. Biasanya saya memang seperti itu saat lupa dengan seseorang, meladeninya ngobrol sambil mengingat-ingat siapa dan dimana saya pernah bertemu..respondenkah?orang yang pernah minta data dikantorkah…atau dimana??? Teman saya sampai heran saat saya bilang saya lupa siapa ibu itu, karna dia melihat saya ngobrolnya akrab sekali. Tapi sampai sekarang sayangnya saya belum tau siapa ibu itu. Maaf Bu…:-S
***   

Sesama pembeli di Plaza
   Saat sedang liat-liat aksesoris, seorang perempuan menegur saya dengan kaget. Eeeehh…kapan datang? Nginap dimana?*artinya dia tau saya hanya melancong ke kota itu*saya jawab dan kembali bertanya biar ada komunikasi dua arah*halahhh*, tentunya sambil mengingat-ingat siapa perempuan yang begitu excited melihat saya itu*lebayy*. Hmmm…mungkin saja teman seinstansi, atau…keluarga yang sudah lama tidak ketemu? And once more..teman saya masih heran kenapa saya bisa ngobrol akrab padahal tidak ingat siapa dia, dan sampai sekarang saya belum nemu jawabannya#-o.
***
Seorang ibu di pembukaan pameran
   Waktu lagi nunggu band Drive tampil, seorang ibu yang berdiri di depan saya langsung melompat senang kea rah saya*sumpah kali gak lebayy*, saya sendiri agak kaget dengan reaksinya, ini orang yang pernah saya becandain, pernah saya tolong di hutan belantara atau gimana??Koq seneng banget begitu liat saya?? Tapi emang ni ibu agak lebay, saya yang masih speechless pun dihajar dengan ceritanya yang masih coba saya loading dengan otak kebingungan saya. Beruntungnya saya mendapat sedikit petunjuk begitu dia menyebut tempat kerja saya, yahhh…setidaknya memperkecil area pencarian.hihi..Seperti biasa saya tetap meladeni ngobrol dengan bahan obrolanyang umum-umum saja*biar gak ketahuan saya lupa siapa dia*:D, untungnya saat mereka sudah mau pulang saya mengenali wajah teman jalannya*entah saudaranya,entah suaminya*. Ternyata mereka orang yang tinggal di samping bangunan kantor lama saya.Fiuhhhh…
***

Abege di tempat nongkrong
   Nah, kalau 3 kejadian diatas TKPnya di kota Bau-bau, yang ini sudah di Kabupaten Raha tempat saya merantau, waktu lagi asik nongrong, sepasang pasutri*baru tau setelah ngobrol*turun dari mobil pribadinya, saya tidak menoleh sampai si Abege cewek*saya panggil Abege soalnya memang lebih muda dari saya*menyapa saya dan langsung memeluk saya, kangen sekali kelihatannya…’mampuslah saya, siapa lagi ini?’ Saya membatin dalam-dalam, teman saya yang juga selalu menyaksikan peristiwa-peristiwa ‘ajaib’ itu sudah memasang pertanyaan ditatapannya”pasti gak ingat lagi kan???” :-??Saya hanya tersenyum saja dan kembali larut dalam obrolan investigasi!hahaha…Obrolan kali ini panjaaaaaaangggg sekali, karna dia ingat teman-teman saya yang bahkan sudah pindah ke Jawa*ampun deh#:-S*, dan setelah obrolan yang berkilo-kilo meter itu…saya akhirnya bisa menyimpulkan*hanya menyimpulkan* bahwa dia adalah orang yang pernah tinggal di rumah teman kantor saya.ckckck…paraahh~X(
*** 

Nah...temans pernah ngalamin yang seperti saya gak? Saya yakin orang-orang yang negur saya itu memang kenal atau setidaknya pernah berinteraksi dengan saya,bukan karna wajah pasaran.:-j yang saya jaga dari kegiatan 'ngobrol investigasi' saya itu adalah perasaan sedih or  merasa dilupakan oleh saya*walaupun tidak saya niatin*. Lupa ya lupa...saya terlalu banyak 'ngojek' en ketemu banyak orang, mau nanya langsung sepertinya nggak deh, karna pernah sekali, lantaran penasarannya saya dengan orang yang banyak tau tentang saya itu, saya hentikan obrolannya yang menggebu-gebu dengan pertanyaan "maaf, kita teman di mana ya?". Bbbbeeeehhhh...reaksinya seperti habis di jedotin ke tembok b-(, tersakiti dari ujung kaki sampai ujung kaki satunya lagi*kalo yang ini emang beneran lebay:))*makanya saya pilih mengalir aja sambil berinvestigasi,hmm…bener gak ya tindakan saya?
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...