Bismillahirrahmanirrahim...
''Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." Qs: An-nur(24) ayat 43.
Hampir tiap hari hujan mengguyur pulau ini, biasanya semakin sore maka langitpun akan semakin gelap, apapun keadaannya, hujan ataupun panas akan kita dengar orang yang bersyukur dan mungkin menggerutu terhadap cuaca, yaah.. tergantung hajat atau keperluan orang masing-masing. Iya kan? Heheh..
Hujan mengingatkan saya pada kehidupan penduduk di salah satu desa tempat saya bertugas, juga di tempat kost saya waktu kuliah di daerah Jakarta Timur dulu. Hujan berkepanjangan di Jakarta seperti sebuah alarm alam bagi kita yang bermukim disana, setidaknya itu yang saya rasakan dulu, pada jangka pendek hujan membuat kita khawatir pada cucian di jemuran *masalah nasional pada aktivis peduli cucian.heheh* dan jangka panjang mungkin mengganggu kenyamanan kita diperjalanan bahkan dirumah, yapp.. apalagi kalau bukan banjir.
"Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan), lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)." Qs: Az-Zukhruf(43) ayat 11.
Hujan tidak selalu berdampak buruk atau mungkin lebih tepatnya hujan itu rahmat, namun hasil perbuatan kitalah yang mengubahnya sehingga berdampak buruk. Bagi lingkungan di Jakarta yang tidak terkena dampak banjir tapi jauh dari sarana air bersih, hujan tentunya menjadi rejeki tersendiri bagi mereka, hujan menjadi alternatif terbaik daripada menggunakan air sungai yang sudah tercemar. Di tempat saya bertugas sekarang, hujan bahkan terasa sangat bermanfaat bagi penduduk yang tinggal di desa yang jauh dari sumber air, topografi desa yang berada di ketinggian 25 meter Diatas Permukaan Laut(DPL) *gilaa..buat dapet data ini harus buka hasil pendataan survey tahun kemarin.hehe*. Penduduk sudah coba gali sumur berkali-kali, tapi akhirnya menyerah, jadi untuk air bersih mereka harus membeli dari pedagang air yang berkeliling dari kota, padahal penduduk yang umumnya bekerja sebagai buruh angkat barang di pelabuhan dan petani ini boleh dibilang penghasilannya pas-pasan. Hujan adalah rejeki bagi mereka, karna artinya mereka tidak perlu mengeluarkan uang lagi, tidak heran kalau saat hujan semua alat yang bisa menampung air bahkan panci sekalipun akan dikeluarkan untuk menampung rejeki dari langit itu.
Dalam surat An-Nahl ayat 10-11 Allah SWT berfirman, ''Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu mengembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.''
Dalam Alquran surat Al Waaqi'ah ayat 68-70 Sang Khalik berfirman,''Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.''
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS.Az-Zumar,39:21).
Hujan berarti berbagi rejeki, berbagi rejeki atau nikmat merasakan air bersih, berbagi kebutuhan akan air bersih, memang bukan kita yang memberinya, tapi saat turut merasakan kebahagiaan saudara-saudara kita yang membutuhkan hujan terlebih tidak ikut-ikutan menggerutu, bukankah itu berarti kita turut mensyukuri rejeki yang mereka terima? Senyum saja sedekah...ya kan? :D Makanya saat hujan saya punya slogan sendiri, mau tauu? Mau tau aja atau mau tau banget? Hehe... ini nih slogan saya..
"Hujan... Jadikan motivasi untuk membeli mobil"
* Tapi kalo ada yang ngasih saya lebih termotivasi. Hihi ^^ *