Susahnya Nonton di Bioskop Kendari

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini saya dan teman-teman janjian untuk nonton film Habibie Ainun di bioskop Kendari, sebelum kembali ke tempat tugas saya ingin nonton film ini dulu, jelas penasaran dengan testimoni orang-orang baik di bbm maupun twitter. 9 tiket kami booking lewat manager bioskop, tapi wajah berseri-seri kami hilang saat kasirnya bilang gak ada reservasi atas nama teman saya.. Whatt???  Waahhh.. gak asik banget nih, setelah konfirmasi beberapa kali sambil ngeliatin banyak calon penonton yang datang terpaksa pulang dengan kecewa karna tidak mendapatkan tiket untuk sore ini, kamipun memutuskan untuk ke tempat lain saja, niatnya ngobatin kecewa...

"Tiket yang tersisa hanya untuk jam 7 malam dan jam 10 malam, tapi yang jam 7 malam harganya Rp.50.000 karna lagi ada bazaar" kasir diloket coba menjelaskan pada salah satu pembeli.

Seperti itulah... kalo film yang baru diputar atau yang banyak peminatnya biasanya dibuatkan bazaar bekerjasama dengan resto di kawasan bioskop, jadi yang beli  seharga itu akan dapat tiket film+popcorn+soft drink banyak yang merasa itu kurang sebanding dengan harga yang harus dibayar, duit Rp.50.000 itu bisa dipakai nonton 2 film di weekday... banyak teman-teman memilih nonton bareng jam 10 *sebut saja itu midnight* atau menunda nonton pada hari lain saat penonton sudah mulai berkurang, memang susah kalau bioskopnya cuma 1, itupun dengan 2 studio yang dipakai memutar 2 film yang berbeda, bukan hanya karna jumlah penonton dan kapasitas bioskop yang kurang seimbang, tapi juga... penonton tidak punya opsi lain; membayar lebih mahal untuk nonton diawal atau menonton dengan harga murah diwaktu yang tidak favorit. Kalau seperti ini jadi merindukan masa-masa kuliah di Jakarta dulu, kiri kanan bioskop tersedia, ga perlu ngantri sampe segininya banget, juga ga ada harga tiket yang diluar harga rutin.

Pada akhirnya kami merindukan hadirnya 21 Cineplex di kota ini...
*One of my wish for next year*