28 Sept 2020

Ekonomi Sudah Cukup Sulit, Hati Jangan Ikut Julid

Virus Corona saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Termasuk saya, sungguh sangat berpengaruh di banyak lini kehidupan. Termasuk saat bulan suci Ramadan yang telah berlalu. Biasanya saya berburu menu untuk berbuka puasa dari luar rumah. Tapi saat itu malah berpikir dua kali jika ingin membeli makanan di luar rumah.

Nah, teringat saat Ramadan yang lalu, saya membaca status seseorang yang menjual makanan untuk berbuka puasa. Dia seperti merasa tersinggung dengan perlakuan orang yang berbelanja di tempatnya. Kurang lebih yang saya pahami adalah dia merasa orang itu terlalu berhati-hati dengan memberikan uang yang dipegang hanya dengan ujung jarinya saja.
 

Entahlah, saya merasa status itu berlebihan, tapi mungkin bagi orang yang sedang tersinggung status itu wajar ya. *Teteup yes, saya maunya di posisi netral saja.😁

Saya hanya berfikir namanya juga masa pageblug seperti saat ini sikap kehati-hatian memang akan sangat banyak kita jumpai dan rasanya itu lebih baik dibanding bertemu dengan orang yang acuh tak acuh, cuek dengan keadaan, kan ngeri Maakkk!

Bagaimana Dengan Saya Saat Berbelanja?
Sejujurnya, saya juga jadi flashback terhadap diri saya sendiri sih, saat saya berbelanja ya akan berhati-hati seperti itu. Entahlah, tidak menyalahkan si pembuat status selaku penjual, ya bisa jadi ada hal lain yang yang membuat dia layak untuk merasa tersinggung. 

Owh, iya, katanya pembelinya juga gak turun dari mobil. Setahu saya buat kebanyakan orang sikap ini dianggap tidak sopan. Iya gak sih? Tapi mari kita berpikir positif, bisa jadi orangnya gak niat mampir belanja, ada anak kecil di dalam mobil dan dia tidak membawa perlengkapan bersih-bersih. Who knows?

Saya juga jadi teringat kalau saya belanja. Saya juga akan sangat berhati-hati, pernah saat itu saya mengambil uang kembalian dengan tangan kiri karena tangan itu sudah saya gunakan untuk memegang macam-macam (saya tidak menggunakan sarung tangan) tapi tetap, saya minta maaf karena menggunakan tangan kiri. *Ini kok saya jadi merasa bersalah banget ya sekarang? Astaghfirullah. 🙈

Atau kasus lain misalnya, saya menerima uang kembalian menggunakan kantong plastik yang memang menjadi dompet saya selama berbelanja. Wkwk.. Seingat saya, saya sering mengucapkan kata maaf, berharap orang yang sedang berinteraksi dengan saya itu mengerti bahwa saya sedang berhati-hati saat ini.

Berhati-hati di sini tetap dua arah ya, bukan berarti saya menganggap orang lain membawa virus tapi saya juga berhati-hati karena saya tidak tahu saya membawa virus atau tidak, itu saja definisi berhati-hati dalam masa pagebluk Corona seperti saat ini.

Apakah orang-orang yang berinteraksi dengan saya itu juga merasa tersinggung dengan sikap saya? Jawabannya bisa jadi iya, tapi saya tetap berdoa semoga tidak, saya tidak ingin ada yang tersakiti dengan sikap saya. Kalau ada saya minta maaf sekali 🥺.

Sejujurnya status si pedagang di atas itu lucu karena memang ditulis dengan bahasa yang jenaka walaupun mungkin tersinggung. Dan saya harus berterima kasih karena saya jadi introspeksi diri, agar kedepannya lebih berhati-hati. Berhati-hati dengan virus, juga berhati-hati dengan orang yang saya ajak berinteraksi.
 

Ekonomi Sudah Cukup Sulit, Hati Jangan Ikut Julid
Tidak lupa saya tetap berdoa agar saya dan kita semua, bertemu orang baik di luar sana, yang sama-sama berhati-hati, sama-sama menjaga diri dan hati di masa yang serba sulit saat ini. Semua terdampak, walaupun dengan kekuatan hempasan yang berbeda-beda. 

Jadi kembali lagi saya mengingatkan agar kita tetap berhati-hati. Agar harapan kita untuk tetap sehat selalu dikabulkan oleh Allah. Semoga wabah ini segera berakhir.

Pikiran positif harus selalu aktif .
Ekonomi kita sudah cukup sulit hati jangan ikut julid.
Bu Tejo boleh jadi hiburan dalam film Tilik.
Tapi jangan ditiru, bayangin kalau kamu yang jadi Dian. *Halahh..

Gimana teman-teman, setuju kan untuk memperbanyak energi positif untuk diri dan lingkungan sekitar? 

Semoga perekonomian kita, negara kita secara umum segera membaik, seiring doa agar corona ini segera minggat dari muka bumi ya..

Punya pengalaman apa saat belanja di luar rumah? Share di kolom komentar ya..
Read more

30 Jun 2020

Jangan Takut Ikut Rapid Test

Seperti biasa, pemberitaan di televisi didominasi oleh berita mengenai covid-19. Berita yang sudah beberapa bulan ini menjadi trending topic di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia. Ini bulan ke empat sejak pengumuman pasien pertama di Indonesia, awal bulan Maret yang lalu.

Saya ingat betul, bagaimana berita mengenai covid ini membuat saya terkejut saat sedang berada di luar negeri, saya hanya bisa memohon perlindungan pada Allah, karena pada waktu itu kami baru saja akan memulai inti kegiatan.

Covid Saat Ini

Secara kumulatif, jumlah pasien covid sampai 29 Juni kemarin sudah mencapai 55.092 pasien positif, 41.605 Orang Dalam Pengawasan (ODP), 13.335 Pasien Dalam Pengawasan, 23.800 dinyatakan sembuh dan 2.805 meninggal yang seluruhnya tersebar di 34 provinsi dan 448 Kabupaten/Kota.

Berapapun nominal yang disebutkan saat saya kebetulan mendengar pengumuman dari Gugus Tugas Penanganan Covid, saya selalu merinding, ada ngilu yang masuk dan membuat perasaan merinding itu menguasai seluruh tubuh. Tidak satupun pasien yang saya kenal, tapi benar-benar terbayang bagaimana mengerikan dan menyakitkannya Covid ini. Mengerikan.

Pada nominal yang disebutkan setiap hari tersebut bagaimanapun terjadi proses panjang dan saya yakini melelahkan. Ada pemeriksaan massal dengan rapid test, ada aktivitas laboratorium yang tidak berhenti mengeluarkan hasil positif dan negatif, ada tenaga kesehatan yang makin berpeluh terbungkus Alat pelindung Diri (APD), ada orang-orang yang tidak mati semangat juangnya hanya karena hasil positif. Pemerintah yang terus berusaha melindungi rakyatnya dari covid. Ya, semua harus bersinergi untuk itu.

Dibalik mengerikan dan cepatnya penyebaran Covid ini, saya masih bersyukur bahwa "hanya" dengan menjaga dan menjalankan protokol kesehatan, kita bisa mencegah penularannya. Iya, sengaja saya berikan tanda petik, karena masih bersyukur virus ini masih bisa mati dengan mencuci tangan. Tapi tetap berdoa sekuat mungkin agar virus ini segera pergi, menjauh dan hilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh belahan dunia. Aamiin.!!

Ditengah perjuangan melawan covid, tidak sedikit juga hoax atau salah kaprah kaprah covid yang harus kita lawan. Beberapa yang saya ketahui adalah mengenai rapid test.

Salah Kaprah Tentang Rapid Test

Belakangan, berita yang saya tonton menyajikan banyak berita mengenai pedagang yang menolak bahkan memilih tidak hadir saat akan dilakukan rapid test. Sebuah berita yang membuat saya heran dan terus bertanya, kenapa? Ini gratis lho!

Tapi kemudian saya lebih banyak mencari dan melihat dari sisi orang yang akan dilakukan rapid test, beberapa hal yang saya ketahui mengapa beberapa orang takut untuk dilakukan rapid test antara lain:

1. Takut terkena covid dari APD nakes
Dari yang saya ketahui, beredar kabar bahwa covid bisa saja menyebar dari sarung tangan yang digunakan oleh tenaga kesehatan saat melakukan test massal. Padahal, setahu saya, setiap kali mengganti pasien, tenaga kesehatan akan mengganti peralatannya termasuk sarung tangan yang digunakan. Sesuai dengan standar operasional.

2. Takut dikarantina
Hal ini, terbagi dua, benar-benar takut dikarantina setelah hasil rapid testnya reaktif dan salah kaprah sejak awal.

Apa itu?

Ada yang mengira, menjalani rapid test sama dengan menjalani karantina. Maka tidak heran jika pedagang akan berpikir keras bagaimana perekonomian keluarga mereka harus berjalan jika harus menjalani rapid test (di dalam pikiran mereka dikarantina selama 14 hari).

Padahal, rapid test berbeda dengan karantina. Rapid test hanyalah skrining awal untuk mencegah penularan covid. Jikapun hasilnya reaktif, masih ada swab test yang harus dijalani untuk benar-benar memastikan seseorang positif covid atau tidak.

Dua hal tadi menjadi salah kaprah di masyarakat dan menjadi momok menakutkan sehingga orang-orang takut melakukan rapid test.

Jangan Takut Ikut Rapid Test

Rapid test memang banyak dilakukan di tempat keramaian atau kerumunan, alasannya tentu saja tempat-tempat tersebut berpotensi untuk menjadi tempat penularan. Maka skrining awal perlu dilakukan, untuk meminimalisir jika saja ada orang yang sebenarnya membawa virus, tapi tidak merasakan gejala sakit apapun, biasanya disebut sebagai OTG atau Orang Tanpa Gejala. CMIIW

Seperti yang dikatakan Dokter Reisa saat pengumuman di televisi bahwa " Rapid test membantu kita menemukan orang yang harus dirawat, agar segera sembuh, tidak menimbulkan komplikasi dan mengetahui jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG)." Kurang lebih seperti ini yang saya dengar.

Jadi, jangan takut lagi untuk menjalani rapid test, rapid test yang diselenggarakan pemerintah itu untuk membantu anda, keluarga anda, tetangga anda, para tenaga kesehatan bahkan seluruh manusia, membantu kita semua dalam memerangi covid.

Rapid Test Mandiri

Berbeda dengan rapid test massal yang banyak dilakukan, rapid test mandiri umumnya dilakukan oleh orang yang hendak melakukan perjalanan, berhubung kita sedang asyik membahas rapid test, sekalian saja saya berikan info untuk yang ingin melakukan rapid test mandiri.

Untuk kalian yang ingin melakukan tes mandiri, ada cara mudah untuk mengetahui lokasi yang bisa dikunjungi, cukup dari HP saja dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Bukan hanya itu, kita juga bisa membuat janji dengan dokter dan tidak perlu lama-lama antri.



Semoga dengan tulisan ini saya bisa sedikit membantu mengedukasi pembaca untuk tidak lagi takut menjalani rapid test. Bersama-sama kita perangi covid!!

Read more

4 May 2020

5 Tip Berbelanja Agar Terhindar Dari Paparan Virus Corona

Hai teman-teman gimana kabarnya saat ini? Lama nggak nulis lagi, lama nggak BW lagi. Nggak tahu mau kasih alasan apa selain sok sibuk memantau berita mengenai virus Corona. 🙈

Padahal kalau dipikir-pikir, lagi Work From Home (WFH) lho, jadi bisa lebih santai. Ya pikirannya gitu, kenyataannya? 😁

Jadi pengen sharing tentang tip belanja di masa pandemi seperti saat ini, mungkin temen-temen juga punya pengalaman dan tip sendiri, bisa dong dibagi, kita saling berbagi yes..


Beberapa hal yang sering saya lakukan saat harus keluar berbelanja adalah:
1. Minimalisir Bawaan
Biasanya saat berbelanja Saya pasti membawa gawai karena sudah membuat daftar belanja sebelumnya di catatan. Tapi semenjak ada Corona Saya menulis daftar belanjaan di kertas. Bahkan dompet dan tas cantik pun udah nggak ada semua, WFH juga mereka. Digantiin kantong plastik bekas dari rumah atau goodie bag. Hehehe

2.  Minimalisir Sentuhan
Sentuhan yang saya maksud ini apa saja ya, mau pegang barang biasanya kan kita kalau belanja tuh suka iseng tangannya pegang ini itu (pliiss, jangan bilang cuma tangan saya aja yang iseng. Wkwk 😂), sekarang tuh benar-benar seperlunya saja. Nggak cuma tangan, badan jangan sampai nyender ke sana ke mari diusahakan sekali nggak menyentuh apa-apa.😊

Menurut saya cara ini cukup efektif menjaga kebersihan tangan, nggak kalah lah dari opsi pakai sarung tangan plastik, tangan yang dibungkus plastik, bahan pakai handskun. Tapi nggak menyalahkan yang mau pakai pelindung tangan yang lain ya, nggak apa-apa silakan, namanya juga usaha.

Oh iya ini termasuk dalam upaya perlindungan diri ya, jadi menjaga jarak, pakai masker dan tidak menyentuh bagian mata, mulut dan hidung. Semuanya termasuk dalam poin ini.

3. Sebelum Masuk Kendaraan Bersihkan Tangan
Nah ini nih yang suka bikin tangan kering. Sebelum pegang gagang pintu mobil dikasih hand sanitizer dulu lewat jendela mobil baru buka pintu (bahkan seringnya dibukain pintu dari dalam). Dan biasanya biar sekalian jalan gitu, jadinya kan banyak singgah tuh, ya otomatis banyak pakai hand sanitizer juga, syukur-syukur kalau ada tempat cuci tangan, biasanya ada kok di depan tempat belanja.

Dan, jangan lupa kalau mau cuci tangan di tempat umum, itu keran airnya dikasih sabun juga, begitupun dengan hand sanitizer, tempat pencet nya tuh dikasih hand sanitizer juga biar steril semua. Insya Allah.

4. Cuci barang belanjaan
Kalau barangnya nggak buru-buru untuk dipakai biasanya saya diamkan dulu di mana gitu, atau biar di mobil aja dulu, nanti setelah beberapa hari dan udah agak santai baru deh dicuci.

Tapi, kalau memang buru-buru biasanya barang belanjaan akan langsung dicuci dulu, di-treatment sebaik mungkin lah sebelum digunakan, termasuk makanan.

5. Langsung Membersihkan Diri
Nah, ini yang jadi kebalik dilakukan sekarang. Biasanya sebelum keluar rumah kita mandi dulu biar wangi gitu ketemu orang-orang ye kaaan. Sekarang, ya udahlah nanti pulang aja sekalian mandinya. Iya nggak sih? 😁

Apalagi kalau ada anak kecil kan. Harus serba hati-hati banget. Gak mau nyentuh apa-apa dulu gitu termasuk anak. Pokoknya sudah bersih semua, sudah ganti baju, baru deh boleh gendong anak yang udah dari tadi merengek-rengek minta digendong. 😁

Kasihan, tapi kan demi anak juga. Iya nggak?

***

Nah, itu tadi beberapa tip dari saya saat harus keluar untuk berbelanja agar tetap terhindar dari paparan virus Corona. Beberapa cara kita mungkin sama tapi bisa jadi teman-teman punya tambahan. Sharing aja di kolom komentar.

Tidak lupa Saya doakan kita semua selalu sehat dan semoga pageblug ini segera selesai. Aamiin.
Read more

18 Apr 2020

Kamu, Nanti Akan Seperti Apa?

Kamu..
Nanti..
Akan seperti apa?


Bukan.. bukan fisikmu
Tapi sifatmu
Pembawaanmu..
Cintamu padaku..

Akankah kau akan menjadi pujangga yang tak bisa tenang jika tak membalas puisi atau tulisan yang kutuliskan untukmu?
Akankah kau akan menjadi pujangga perapal kata maaf dan terima kasih?
Ataukah kau akan melukaiku dengan kata "apaan sih?"

Seharian ini aku membaca buku, buku dari seorang suami yang menuliskan banyak rasa cintanya kepada istri dan anak-anaknya, keluarga dan nyanyian mereka tentang kehidupan percintaannya.
Pikiranku terbang, membayangkanmu nanti, akan seperti apa?

Imam yang romantis hanya kepada istrinya, begitu aku diam-diam mewujudkanmu dalam pikiranku. Rasanya aku harus siap-siap jatuh cinta setiap hari jika semuanya terwujud. 

Kamu..
Nanti..
Pasti yang terbaik
Aku selalu percaya itu. :)

Baubau, 09.31 29 Desember 2015
Syahdu membaca buku Rumah Tangga

***

Hari ini kami yang sedang LDM membahas insomnia yang tiba-tiba saja 2 malam ini hinggap pada Abang, saya tanyailah:

🧕: "Jadi insomnia ngapain? Nonton?"
👳: "Nggak, baca blok Adeklah."
🧕: ....

Aslinya saya mau terbang rasanya. Terharu banget. Dan sayapun jadi ingat pernah tulis sesuatu tentang bayangan (tepatnya harapan kali yak) jodoh di masa mendatang. Apakah dia akan menyukai tulisan-tulisan saya? Apakah dia akan bergidik membaca tulisan istrinya yang sok puitis?

Alhamdulillah, sejauh ini dia termasuk penyuka (bisa disebut fans gak Beb? 😝) tulisan-tulisan saya, puisi, bahkan jokes receh yang sering nyelip diantara paragraf tulisan.

Thanks juga Beb, jadi ingat ternyata belum posting tulisan ini. Entah kenapa dulu gak diposting, takut di-bully kali yee.. Sama anak jaman now ntar dibilang bucin. Wkwk..

Love you to moon and back! Ngarti kagak Beb? Batu Caves aja deh biar kelar. Wkwk.. Love you Beb. 😘

Read more

12 Mar 2020

Merasa Gak Sih?

Holaaa..

Ngubek-ngubek draf di blog, ternyata masih banyak juga tulisan yang ngetem lamaaaaa bnaget di draf. Haha

Nah, kebetulan sekarang lagi rajin, saya buatin saja gambarnya, biar gak sunyi senyap saat membaca.. hehe..

So, here is it, tulisan lama yang keadaannya semoga bisa termakan oleh waktu alias jadinya pada merasa. *I hope so..



Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan tatapan kita?


Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan rasa penasaran kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan pertanyaan kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan komentar kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan penilaian kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan gaung dari bisik-bisik kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan perbandingan kita?

Merasa gak sih?
Hidup orang yang sudah tenang sering kita ganggu dengan nyinyiran kita?

Merasa gak sih?
Hidup kita yang cuma sebentar ini terlalu banyak kita habiskan untuk mengurusi hidup orang lain...

Sebuah renungan, untuk saya, kamu, kita...

Entah ditulis di mana,
16 Agustus 2017
Read more

9 Mar 2020

Anak Saya Diasuh Omanya, Apakah Saya Berdosa?

A: "Ir, mana anakmu?"
S: "Oh, ada, di rumah."
A: "Siapa yang jaga?"
S: "Omanya."
A: "Eh, berdosa kamu.. Sejak kecil kamu diasuh, sekarang sudah punya anak, anakmu lagi yang diasuh."

Itu salah satu contoh percakapan tentang pengasuhan anak yang saya jalani sejak kembali bekerja. Macam-macam sih tanggapannya. Ada yang mengingatkan seperti percakapan di atas, ada yang mengatakan saya beruntung karena orang tua masih hidup.


Tidak ada yang salah sebenarnya. Karena dalam kondisi apapun, saya memang beruntung orang tua saya masih hidup. Bukan semata karena saya punya orang yang bisa saya titipi dengan tenang, tapi karena saya beruntung mempunyai banyak waktu bersama, dan semoga waktu yang diberikan Allah itu bisa saya isi dengan membahagiakan mereka walau hanya seujung kuku. Karena berharap untuk mengganti jasa kebaikan mereka adalah sebuah keniscayaan. Takkan pernah kembali ke nol seperti pertamina. Hee...

Dan pada peringatan dosa yang diberikan. Alhamdulillah saya tahu betul tentang itu. Setiap detik saya menitipkan anak saya, saya berdosa kepada orang tua saya yang seharusnya menikmati masa tuanya tanpa beban. Itulah mengapa saya berkantor dengan penuh rasa tidak enakan, sebisa mungkin pulang cepat ke rumah dan mengambil alih anak walau tetap saja menyisakan berantakan yang berakhir menambah pekerjaan orang tua saya lagi.

Kadang saya membayangkan, bagaimana jadinya saya mengasuh anak tanpa ada bantuan dari orang tua bahkan adik-adik saya? Ada merekapun saya tetap saja kelaparan. Sudah ada merekapun, saya tetap saja merasa kurang ini itu. Sungguh saya ini ibu yang sangat lemah...

Tapi, apa benar saya berdosa, jika menitipkan anak pada orang tua adalah hasil rekonsiliasi panjang antara saya dan orang tua saya?
Apakah saya berdosa jika menuruti keinginan orang tua untuk tidak mencari asisten rumah tangga yang saya niatkan sekadar untuk meringankan beban orang tua saat harus dititipi anak saya? Dan tawaran ini sering saya ajukan seiring berjalannya waktu.

Apakah saya tetap berdosa jika saya terus menerus dihinggapi rasa bersalah karena membuat tubuh tua mereka lelah seharian mengurus anak saya?

Apakah saya berdosa jika menuruti keinginan orang tua agar terus bekerja daripada menjadi "orang gila" karena mau resign dari pekerjaan hanya untuk mengasuh anak sendiri? 😅

Insyaallah, semoga jawabannya adalah tidak. Allah maha mengetahui segala masalah yang melatar belakangi keputusan yang saya ambil dalam keluarga. Lalu apa hak orang mengatakan saya berdosa? 🙄

Saya tahu, saya hanya diingatkan. Tapi mohon maaf, saya juga hanya ingin mengingatkan, jangan berani berkomentar frontal jika tidak mengetahui masalah. Jadinya sempat nancep juga kata berdosa itu di hati saya yang lemah ini. 😬

Bukannya saya baperan, tapi sungguh kata-kata itu seperti vitamin penumbuh untuk rasa tidak enakan saya terhadap orang tua. Kalau toh akhirnya setuju setelah mengetahui permasalahan kenapa kata-kata itu harus dilontarkan? Apa salahnya bertanya dahulu sebelum melempar hasil penilaian dewan juri? Mas Anang pun bukan lho anda ituuuhh! 😜

Seperti inilah contoh kebanyakan dari kita. Mendahulukan asas praduga bersalah baru kemudian--untung-untung kalau mau tahu--mahfum setelah mengetahui duduk perkara. Ckck.. 😏

Percayalah, setiap keputusan dibuat melalui pertimbangan, maka sebaiknya pulalah penilaian-penilaian sok tahu kita itu dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.. Nah.. Kek naskah undang-undang dasar kan jadinya.. Ckck 😌
Dan lagi-lagi saya "colek" para suami di luaran sana. Istrinya didukung terus ya, Pak, banyak hal yang bikin istri lelah di luaran sana juga, walaupun citra istri itu kebanyakan cerewet, tapi bisa jadi istri tidak cerita (kecuali ditanya?), salah satunya ya menerima pernyataan, penghakiman, penilaian seputar pilihan gaya pengasuhan, body shamming bahkan baby shamming.. Saling dukung, syurga menanti keluarga kalian. Aamiin..

Tag suaminya ya mom.. *ala-ala postingan FB dan IG yang tag bait. Wkwk.

Ohiya, sebaliknya, istrinya juga dinasehati, saling menasehatilah, biar gak jadi orang yang komentar seenak hati dan ampelanya eh.. mulutnya! 


Jangan lupa bahagia ibu-ibu hebat! *sending a big virtual hug* 🤗🤗 
Read more

18 Feb 2020

7 Tips Liburan Hemat dan Asyik ke Semarang

Siapa yang tak mengenal Semarang? Kota berjuluk Venetië van Java dan memiliki semboyan “Semarang Kota ATLAS” ini terkenal dengan kekayaan alam dan keragaman budayanya. Selain itu, Semarang juga menyuguhkan berbagai makanan khas yang tak boleh dilewatkan. Maka dari itu, sayang sekali jika Anda tak pernah mampir ke kota metropolitan yang satu ini.
Berencana mengunjungi Semarang, tetapi tidak ingin menghabiskan banyak bujet? Ikuti tujuh tips liburan hemat dan asyik ke Semarang berikut!



1. Buat itinerary sebelum memulai perjalanan
Sebelum melakukan kegiatan apa pun, pastikan untuk membuat perencanaan terlebih dahulu, termasuk sebelum liburan. Itinerary akan memudahkan perjalanan Anda, meminimalkan hambatan, dan mengatur waktu agar lebih efektif dan efisien. Itinerary umumnya terdiri dari estimasi bujet, tempat tujuan, dan jadwal perjalanan dari awal hingga akhir. Sebaiknya, buatlah itinerary sejak jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.

2. Pilih tempat-tempat wisata yang murah
Tak perlu pusing-pusing mencari tempat wisata yang hemat bujet di Semarang. Namun, yang perlu Anda perhitungkan adalah jarak tempuh, cuaca, dan transportasi yang akan digunakan. Pastikan jarak ke setiap destinasi wisata tidak acak-acakan agar waktu dan uang dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan lupa juga untuk memperhatikan prakiraan cuaca agar liburan berjalan mulus.
Anda bisa memilih berbagai destinasi lain saat sedang berwisata ke Semarang. Perbanyaklah referensi dengan mengunjungi situs web dan blog terkait perjalanan Anda. Tak hanya itu, Anda juga membutuhkan informasi dari buku, majalah, maupun koran. Lalu, susunlah tempat-tempat yang akan dituju ke dalam itinerary, termasuk jam operasional dan tiket masuknya.
3. Pilih penginapan sesuai bujet
Setelah menentukan tujuan wisata, saatnya memesan penginapan yang diinginkan. Pilihlah penginapan yang dekat dengan destinasi wisata yang baru saja atau akan dikunjungi. Misalnya, jika Anda baru saja mampir ke Kelenteng Sam Poo Kong, carilah hotel terdekat untuk beristirahat. Sementara itu, apabila berniat untuk mengunjungi Kota Lama Semarang keesokan harinya, tak ada salahnya untuk memesan penginapan yang dekat dengan tujuan wisata selanjutnya.

Nah, jangan lupa untuk mengecek harga dan fasilitas yang ditawarkan. Apabila harga yang dipatok tak sesuai dengan layanan yang diberikan, tentunya Anda akan dirugikan. Agar lebih hemat lagi, Anda bisa memesan penginapan murah melalui ShopBack. Cukup akses aplikasi ShopBack terlebih dahulu, lalu klik situs atau aplikasi penyedia akomodasi yang Anda tuju.

4. Gunakan transportasi dengan tarif terjangkau
Tentukan transportasi apa yang akan Anda gunakan untuk menuju ke kota tujuan. Misalnya, memilih menggunakan pesawat, bus, atau kereta api. Apabila Semarang masih bisa ditempuh dengan bus atau kereta api, hindari menggunakan pesawat sebagai transportasi. Hal ini karena tiket pesawat cenderung lebih mahal dibanding kendaraan jalur darat.

Selain itu, tentukan pula transportasi selama berada di Semarang. Jika Anda pergi bersama keluarga atau teman dalam waktu yang lama, tak ada salahnya untuk menyewa kendaraan untuk menghemat pengeluaran. Namun, apabila hanya mampir ke beberapa tempat wisata, sebaiknya gunakan angkutan umum atau pesan transportasi online.
5. Hindari membeli sesuatu yang kurang dibutuhkan
Sering kali pelancong menghabiskan bujetnya untuk berbelanja barang-barang yang kurang diperlukan. Tak perlu memaksakan diri untuk membeli oleh-oleh karena hal tersebut bukanlah suatu kewajiban yang harus dijalankan. Terkecuali, jika memang ingin membelikan kenang-kenangan untuk orang-orang terkasih. Apabila hanya sebatas kenalan atau hubungan yang kurang akrab, sebaiknya simpan uang untuk keperluan yang lebih penting.


6. Bawalah barang-barang seperlunya
Sebelum mengemas, tulislah daftar barang bawaan terlebih dahulu. Daftar tersebut akan membuat Anda berkomitmen untuk membawa barang-barang yang telah tertera. Persiapkan bawahan yang dapat dipakai dan cocok untuk berbagai jenis atasan. Hindari pula memasukkan pakaian-pakaian berbahan tebal ke dalam koper. Jika menginap di hotel, Anda bisa memanfaatkan peralatan mandi yang ada di sana tanpa perlu membawa sendiri dari rumah.

7. Makan menu-menu dengan harga yang ramah di kantong
Tips liburan hemat dan asyik ke Semarang yang terakhir adalah soal makanan dan minuman. Selama liburan, energi pasti akan terkuras karena berkeliling ke pelbagai tempat seharian. Maka dari itu, jangan sampai lupa makan, ya! Pilihlah menu-menu yang sesuai bujet dan bergizi. Hindari menyantap makanan cepat saji terlalu sering karena akan berakibat buruk pada klesehatan.
Carilah tempat-tempat wisata kuliner yang dekat dengan destinasi liburan. Lalu, masukkan ke dalam itinerary bersama dengan estimasi pengeluarannya. Jangan memesan makanan terlalu banyak karena hanya akan membuat kantong jebol dan membuat Anda mudah tergoda untuk makan terus-menerus.

Demikian 7 tips liburan hemat dan asyik ke Semarang yang bisa Anda terapkan. Semoga bisa membantu supaya perjalanan lebih terarah dan terencana dengan baik. Dengan menghemat bujet saat liburan, Anda bisa mempergunakan uang untuk kebutuhan penting lainnya. Ayo, segera kemasi barang-barang dan berangkat ke Semarang!

Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...