22 Dec 2017

Mama, Siksaan dan Jasanya Bagi Anak Perempuan Semata Wayangnya

Hari Jumat, gak biasanya ada blogpost di hari Jumat, 2 aja sih kemungkinannya, kalau bukan karena job, karena ada sesuatu. Naahh.. Sesuatu itu adalah 22 Desember, diperingati sebagai hari Ibu, momen yang mengingatkan kita bahwa Ibu punya peran dan jasa yang besar, seperti halnya diperingatinya hari pahlawan, hari sumpah pemuda ataupun hari peringatan lainnya.

Tentu saja kita yang beragama Islam sudah banyak diingatkan bagaimana besarnya pengorbanan orang tua khususnya seorang Ibu. Saya akan mengutip surah dan hadist sekadar mengingatkan kita lagi:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Tak perlu saya jelaskan lebih jauh tentang maksud Surah dan Hadist di atas, kita semua tentu sudah sering mendengarnya.

Selanjutnya, saya akan menggunakan panggilan Mama untuk mengganti kata Ibu, karena ini akan bercerita tentang pengalaman pribadi saya yang sehari-harinya memanggil Mama.


Siksaan Mama
Sejak kecil, Mama saya kenal sebagai orang yang keras, disiplin dalam menjalankan apa yang sudah menjadi tujuannya. Saya, seorang anak yang belum mengerti akan banyak hal merasa Mama menyiksa saya, akan banyak hal. Terutama yang berkaitan dengan waktu bermain.

Saat di rumah, saya merasa tidak begitu leluasa bermain, saya merasa selalu disiksa oleh Mama karena perintahnya untuk tetap berada di dapur; meniup api menggunakan bambu, mengupas bawang, mencuci ikan, menumbuk bumbu yang terasa seperti setahun saat mendengar teman-teman asyik bermain di samping rumah, memetik sayur (kebanyakan menggunakan tangan atau kuku yang akan membuat warna kuku berubah menjadi kecoklatan, jorok!). Huahhh... gelisah pokonya!

Sesekali saya kabur melalui dapur saat Mama lengah, dan tidak jarang saya tertangkap dan digiring untuk kembali ke rumah sambil mendengar kalimat yang sama, berulang-ulang, seperti promosi 3 pasang kaos kaki seharga Rp. 20.000 saja.
"Kamu nanti mau jadi apa kalau tidak bisa memasak?" Seru mama berulang-ulang.

Bosan, annoying banget buat anak Sekolah Dasar seperti saya.

Baca juga: Saat Mama Tidak Berada di Rumah

Sampai memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kemudian berganti nama menjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), malam Minggu saya sudah jelas tempatnya, KAMAR MANDI! Ngapain? Nyuci!! T_T

Seingat saya, saya diberi tanggung jawab untuk mencuci pakaian saya sendiri sejak saat itu, jika tidak mencuci, tidak akan ada pakaian sekolah, resiko tanggung sendiri. Padahal ya, kalau mau dibilang, ada kok "anak tinggal" di rumah kami. Tapi saya tidak boleh dibantu, no, no at all!

Sedikit tentang istilah anak tinggal, dulu, karena fasilitas sekolah masih sangat terbatas di daerah perdesaan, maka sejak jenjang SMP dan umumnya Sekolah Menengah Atas (Sekarang SMU), anak-anak yang tidak mempunyai fasilitas sekolah dikirim orang tuanya untuk sekolah di daerah perkotaan, baik itu numpang tinggal bersama keluarga, orang yang baru dikenal tapi dipercaya untuk dititipi anak (biasanya mereka tinggal juga sambil membantu pekerjaan rumah tapi tidak dianggap pembantu), atau dibuatkan gubuk untuk tinggal bersama dengan teman-teman sekampungnya. OMG, i miss them.. :(

Kembali ke topik, saya yang tidak rajin tentu saja sering kena marah oleh Mama. Kadang ada perasaan stress juga mendengar Mama terus-terusan mengomel, terlebih standar kebersihan dan kerapian mama sangat jauh levelnya dengan standar saya. Jelas aja sih bakal kena omel! LOL

Perasaan Bangga Itu Muncul Saat SD
Saya ingat betul, saat SD saya dipertemukan dengan sepupu 2x saya yang bernama Rani. Bertemu dan menjadi sangat akrab secara tidak sengaja hanya karena 1 sekolah, dan saya minta izin untuk bermain di rumahnya sepulang sekolah. Qadarullah, setelah orang tua menelusuri, ternyata Rani sepupu 2 kali saya! Senangnya, saya jadi lebih bebas memanjat dan menguasai pohon jambu di halaman rumahnya!! hahah..

Oke.. Skip, bukan itu yang membuat saya bangga, jadi suatu hari (semoga saya tidak salah ingat), kami berdua saja di rumah, saat kami ingin makan, makanan saat itu hanya ada ikan saja, tidak ada sayur, melihat sayur kangkung yang tumbuh subur di tanah kosong di dekat rumah Rani, sayapun menawarkan diri untuk memasak kangkung tumis. Rani sempat membuat pengakuan bahwa dia tidak bisa memasak, saya dengan berlapang dada (padahal mulai riya :p) mengajaknya memetik kangkung (ini juga hal yang biasa saya lakukan untuk membuat Mama senang karena tak perlu membeli sayur lagi).

Singkat cerita kangkung tumis lahap dimakan oleh Rani dengan pujiannya yang mengatakan rasanya enak. Sumpah ya, bangga banget waktu itu, akhirnya saya punya kelebihan juga dari si pandai Rani. Apalagi dia mengatakannya dengan sangat kagum. Like... dia gak nyangka banget saya bisa masak. Saya bilang "gampang jiii.." sambil tersenyum dan kepala yang masih terlihat kecil namun sebenarnya udah berasa ngembang banget. LOL

Baca juga: 5 Kesamaan Antara Saya dan Mama

Saat Siksaan Berubah Rasa Menjadi Nikmat
Mungkin, jika membaca separuh saja dari tulisan ini, akan terkesan Mama menyiksa saya sedemikian rupa dengan segala perintah dan aturannya. Ketahuilah, saya menggunakan sudut pandang anak SD yang masih gila bermain dan tidak berpikir panjang pada Sub Judul di atas.

Saat ini, jangan tanya bagaimana perasaan disiksa itu berubah menjadi rasa syukur karena (walaupun tidak jarang dengan terpaksa) menjalankan kemauan Mama untuk membantu di dapur.

Sejak tamat SMA, dan saya ditugaskan di kepulauan, saya jadi tidak kagok dengan pekerjaan dapur.

Saat pekerjaan saya berhubungan dengan pengeluaran dapur responden, saya tidak bingung tentang bumbu dapur apa saja yang disebutkan atau kemudian dengan mudah mengidentifikasi pertemanan komoditinya.

Dan hingga saat ini, saat suami memuji masakan saya, saat menyajikan makan dan suami membanggakannya kepada orang lain, perasaan saya tentu bangga dan senang sekali.

Perasaan-perasaan di atas tentu tidak dapat saya rasakan jika bukan karena jasa Mama, yang walau sering kali saya sakiti dengan bantahan dan aksi kabur-kaburan, Mama tetap disiplin menjalankan apa yang menjadi targetnya. Membuat saya setidaknya tahu bekerja di dapur, bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik.

Masih teringat juga kalimat Mama: "Mudah-mudahan nanti kamu dapat suami yang berduit, kalau tidak nanti kamu bagaimana?"

Jangan diartikan Mama saya matre ya, maksud Mama melihat saya yang suka malas-malasan itu, kalau suami saya nanti punya penghasilan pas-pasan, dan saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan domestik, bagaimana kami akan membayar pembantu?

Jadi sadar juga, kalimat Mama tuh jadi doa untuk saya, Alhamdulillah saya merasa suami saya berduit Ma.. dan saya juga penuh rasa cukup dan bersyukur. Apalagi saya juga akhirnya bisa melakukan pekerjaan domestik, kantoran dan lapangan. Ini anak hasil doa dan didikan Mama yang suka ngomel (demi kebaikan dan karena sayang). Dan sepertinya, sedikit banyak, saya membayangkan akan jadi Ibu seperti Mama jika sudah dikaruniai anak nanti. Suka ngomel juga. Wkwkwk..


Maaf dan terima kasih Ma, saya masih terlalu kaku untuk bilang itu langsung ke Mama, saya takut menangis seperti saat saya mengetik ini, jika diberi pilihan untuk mengganti sosok Mama, saya tetap ingin Mama yang ini, yang sayang sama saya, yang suka mengomel, yang perfectionist, yang tetap menerima anaknya dengan sedikit kelebihan dan banyak kekurangan ini. Uhibbuki fillah..

Tetap sehat, tetap bahagia, tetap tegur saya jika salah. Karena saya masih anak Mama dan Mama masih orang tua saya. Dan karena saya ingin Mama, Bapak, adik-adik dan keluarga besar kita bahagia, walau belum tentu bisa saya bahagiakan, walau tentu tak bisa menebus sedikitpun pengorbanan tampak dan tak tampak dari Mama...

Teman-teman, punya pengalaman yang sama dengan pemikiran masa kecil yang berpikiran negatif ke orang tua atau hususnya ke Ibu dan baru sadar setelah dewasa seperti saya? Share di kolom komentar ya :)

#MenulisAsyikdanBahagia
Read more

21 Dec 2017

Kala Hujan, Yuk Masak Opor Ayam Spesial Menggunakan Sasa Santan Kelapa

Mendengar kata opor ayam pasti sudah tak asing lagi. Seketika otak kita langsung membayangkan betapa lezatnya menu olahan satu ini. Wahh perut jadi terasa lapar dan langsung keroncongan kan. Bayangkan gurihnya betapa gurihnya daging ayam kampung bersama kuahnya yang kental dan kaya akan rempah. Pasti nikmat sekali jika di santap dengan nasi putih yang masih panas. Hmmm yummyyy.


Namun banyak yang malas memasak menu satu ini, karena terkesan ribet dan memakan waktu lama. Salah satunya karena masakan ini membutuhkan waktu yang lama dalam membuatnya. Belum lagi santan yang harus disiapkan. Pastilah sangat ribet. tapi tenang saja, kali ini kita akan menggunakan Sasa santan kelapa yang memiliki kualitas sama dengan santan kelapa yang baru diperas.

Apalagi Sasa Santan Kelapa adalah santan instan yang diolah dan kemas dengan teknologi modern, sehingga menghasilkan santan yang sudah matang dan siap pakai. Jadi tidak akan membuat ibu merasa repot. Soal rasa juga jangan khawatir, pasalnya Sasa Santan Kelapa memiliki aroma dan rasa sesegar kelapa yang langsung diparut.

Jadi, bisa dipastikan bahwa Sasa Santan Kelapa sangat cocok untuk semua masakan, baik minuman maupun makanan. Apalagi ia juga tanpa pengawet lho. So pasti sehat untuk memasak resep buat opor ayam spesial. Dengan begini, sebenarnya membuat opor ayam spesial gak ribet kan. Apalagi pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara memasak opor ayam spesial yang gak ribet lagi karena kelapanya sudah diganti  dengan Sasa Santan Kelapa. ;)

Bagaimana, penasaran?

Oke langsung saja, langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan bahan dan bumbunya terlebih dahulu.

Bahan- bahan yang perlu kita siapkan terdiri dari:
1. 4 sdm minyak goreng.
2. 2 batang serai, ambil bagian putihnya saja, lalu memarkan.
3. 5 lembar daun jeruk purut.
4. 5 lembar daun salam.
5. 2 ekor ayam buras, potong masing-masing menjadi 4 bagian.
6. ½ butir kelapa, parut, kemudian peras santannya menjadi 250 ml santan kental.


Kemudian untuk bumbu yang perlu kita siapkan adalah
- 3 sdt ketumbar butir lalu sangrai
- ½ sdt jintan lalu sangrai
- 2 sdt merica butir
- 6 butir kemiri lalu goreng
- 3 cm kencur
- 3 cm lengkuas
- 100 gram bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 sdt garam
- 2 sdm gula merah sisir

Nah setelah semua bahan dan bumbu siap, kini tiba saatnya kita mulai memasak opor ayam spesial. Here we go..

1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, serai, daun jeruk dan daun salam. Aduk hingga tercium aroma harum
2. Kemudian masukkan potongan ayam. Aduk hingga ayam menjadi kaku
3. Setelah itu, masukkan santan encer. Masak diatas api sedang hingga mendidih dan ayam menjadi empuk
4. Terakhir tambahkan sisa santan tadi. Aduk sesekali hingga mendidih. Kecilkan api, masak hingga santan mengeluarkan minyak. Dan opor ayam siap dihidangkan bersama nasi hangat.

Sumber: pixabay.com

Bagaimana masih mau mengatakan kalau memasak opor ayam itu ribet dan membutuhkan waktu lama? Tentunya tidak yess.. Apalagi ketika masakan kita mempunyai cita rasa yang lezat, sehingga semua lelah ketika memasak terbayar sudah.

Nah, itulah resep memasak opor ayam spesial yang dapat kita coba di rumah. Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa, saat memasak, kreasikan resep masakan yang menggunakan santan dengan sasa santan kelapa. Karena Sasa Santan, Aslinya Santan. :)

Read more

13 Dec 2017

Pengalaman Menggunakan Skin Care (Peeling dan Serum) dari V10 Plus

Hai.. hai...

Selamat hari Rabu, sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis review di blog ini. Kali ini saya akan menuliskan review tentang sebuah produk skin scare. Hal yang jarang saya lakukan, kebanyakan Rabu Review saya isi dengan review tempat makan dan tempat wisata, lalu kenapa kali ini saya review skin care?


Jujur saja, selain memang karena ada tawaran yang masuk, saya juga merasa tertantang dengan jawaban yang diberikan dari pihak V10 Plus saat menanyakan ketentuan apa yang diinginkan oleh pihak mereka. Jawabannya nantangin banget coba "Tidak ada ketentuan, review jujur setelah pemakaian setelah 10 hari saja."

Wow..

Saya merasa pihak V10 Plus ini sangat percaya diri dengan produk mereka. Jadi makin penasaran dong sama produknya. Permintaanpun saya terima, saya akan mereview V10 Plus Water Based Peeling dan V10 Plus Serum.

Agar berurutan dengan saran pemakaian, kita bahas V10 Plus Water Based Peeling dulu ya..

Kemasan
Water Based Peeling yang dikirimkan kepada saya adalah dalam bentuk kemasan kecil berukuran 2 ml. Berbentuk katalog menarik yang jika dibuka akan terlihat jejeran kemasan Water Based Peeling berwarna abu-abu. Dengan kemasan seperti ini, produknya enak banget untuk dibawa-bawa, imut banget, bahkan jika dikantongi, tidak akan terasa peeling dari V10 Plus ini sedang menunggu untuk dipakai. Suka banget sama kemasannya!


Fitur
V10 Plus Water Based Peeling ini mengandung ekstrak beras dan rumput laut. Diklaim mampu mengangkat sel kulit mati serta membersihkan dan mencerahkan kulit seketika. Tanpa memerlukan scrub yang kasar.

9 Kandungan Water Based Peeling:
1. Mengangkat sel-sel kulit mati
2. Mencegah timbulnya jerawat
3. Membantu regenarasi sel kulit
4. Membuat make up lebih tahan lama dan alami
5. Meningkatkan daya serap kulit terhadap nutrisi perawatan kulit anda
6. Membantu menghilangkan komedo
7. Mencerahkan dan menghaluskan kulit
8. Mengurangi bekas jerawat
9. Menyeimbangkan sekresi minyak pada wajah

Hasilnya gimana? Bener gak?

Sabar ya.. kita bahas kandungannya lebih jauh..

Kandungan V10 Plus Water Based Peeling
- Ekstrak beras
Sumber alami dari beberapa jenis antioksidan, yaitu: Tokoferol, Tocotrienols, Gamma Oryzanol, Phytosterols, Polifenol dan Squalene. Melawan radikal bebas dan membantu dalam memperlambat efek penuaan.

- Ekstrak Rumput Laut
Dengan penyerapan terhadap mineral dan garam laut, rumput laut diyakini memiliki sifat penyembuhan alami yang dapat berfungsi memperlambat penuaan pada kulit. Bahkan, mineral yang terkandung pada rumput laut juga dapat mengembalikan kelembaban alami pada kulit.

Cara Penggunaan
Water Based peeling digunakan setelah membersihkan wajah dengan pencuci muka yang sudah biasa digunakan. Setelah kering, oleskan water based peeling merata ke seluruh wajah, diamkan selama 5 detik lalu pijat wajah dengan gerakan memutar secara halus menggunakan jari, lalu bilas dengan air hangat/handuk basah.

Nih, saya lampirkan video tentang tekstur dan cara pemakaiannya

Tekstur dan Aroma
Teksturnya kental, hampir seperti pasta gigi. Berwarna bening dan agak keruh. Untuk aromanya hampir seperti aroma beras dan sedikit aroma laut yang lembut.

Bagaimana rasanya?
Peelingnya oke banget, saya ikuti anjuran pemakaian untuk menggunakannya setiap malam pada minggu pertama. Well, mungkin ada yang bakal takut ya kulitnya akan mengalami pengelupasan kulit (exfoliation) karena digosok dengan scrub terus menerus, tapi dengan produk ini saya tidak was-was.

Lagipula, sependek pengetahuan saya tentang kulit, pengelupasan kulit mati justru baik untuk menjadikan kulit lebih sehat. Tentunya dengan cara yang alami. Dan, IMHO, V10 Plus Peeling ini memenuhi syarat itu. Kenapa? Karena selain berasal dari bahan alami, scrubnya juga lembut banget!

Oh ya, saya juga senang sekali momen saat membilas peeling ini dengan handuk hangat. Relaxing banget, kulit langsung terasa lembab dan lembut. Love!

Nah, sekarang kita bahas Serum dari V10 Plus yess..

Saat memilih produk, saya sempat bingung dengan pilihan serum yang tersedia, ada banyak pilihan, jadi pembeli tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan kulit.

Apa saja pilihan serum dari V10 Plus?
1. Sensitive Series
2. Whitening Series
3. Hydrating Series
4. Acne Treatment Series
5. Anti Aging Series

Anti aging series

Sok.. dipilih pengen di-serum-in apa kulit wajahnya, saya sih galau antara whitening series dan anti aging series, karena sadar bahwa cantik itu tak harus putih dan sadar umur juga maka saya memilih serum anti aging series. LOL

Kemasan
Tidak berbeda dengan Water Based Peeling yang dikirimkan kepada saya, serum Anti Aging yang saya terima juga dikemas dengan kemasan kecil berukuran 2 ml. Didalam katalog akan terlihat jejeran kemasan serum berwarna pink, hijau light dan biru light.

Kandungan dan fitur:
Diklaim sebagai serum yang dibuat dengan di Jepang dengan bebasis air, tanpa paraben, tanpa pewarna dan pewangi buatan, tanpa minyak mineral, diuji oleh dokter kulit dan hasilnya akan nampak hanya dalam 10 hari.

Setiap jenis serum akan berisi 3 jenis serum, dan serum anti aging berisi 3 jenis serum ini:
1. Biocell (pink) untuk memperbaiki sel dan DNA kulit, mencegah kerutan, mencegah produksi melanin dan mengencangkan kulit.
2. Collagen (hijau light) mengurangi kerutan, elastisitas kulit, menjaga kulit agar tampak muda.
3. Hyaluronic Acid (biru light) untuk mempercepat penyerapan nutrisi ke dalam kulit.


Cara Penggunaan
Serum anti aging ini dipakai setelah membilas bersih peeling dari wajah. Setelah kering, buka masing-masing kemasan dan campurkan ketiga serum lalu ratakan ke seluruh wajah serta leher.

Tekstur dan Aroma
Tekstur masing-masing serum ini berbeda-beda, jenis collagen mempunyai tekstur yang lebih cair. Kesamaannya adalah, level cairnya dibawah peeling. Aromanya juga berbeda-beda, tapi tidak ada yang beraroma menusuk.

Bagaimana rasanya?
Serumnya meresap cepat di kulit, tidak mengganggu aplikasi sun screen maupun bedak.

Secara keseluruhan efek yang bisa saya rasakan  saat menggunakan kedua jenis produk V10 Plus ini adalah bangun pagi dengan gerakan refleks mengusap wajah, berasa lebih mulus, kenyal dan bersih banget kalau bangun pagi. Gak sia-sia meluangkan waktu di malam hari untuk mengaplikasikan skin care dengan konsep suplemen kulit pertama di dunia ini. :)



Nah.. dari tadi juga kita ngomongin baik-baiknya mulu, apa iya gak ada nilai negatifnya? Hmm.. bukan negatif juga sih, lebih ke kekurangan, ga ada label halalnya, mudah-mudahan bisa segera diurus izinnya, bukannya apa-apa, bagi muslim label halal dari MUI itu pemberi ketenangan jiwa. Iya gak? Hehe

Pertanyaan paling penting nih kalau sudah ngomongin produk kecantikan, pengen beli lagi gak? Pengeeenn... Setelah ada label halal yess, biar lebih tenang pakainya, gak ragu-ragu. :)

For more information:

www.v10plus.co.id

Twitter: @v10plusina

IG: v10plus_indonesia


Read more

17 Nov 2017

5 Alasan Ibu Tidak Menitipkan Anak Kepada Kakek Neneknya

Kehidupan rumah tangga yang tak lepas dari kebutuhan ekonomi, tidak jarang melahirkan tuntutan bekerja yang tidak lagi semata kepada kepala rumah tangga tetapi juga wanita sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga.

Sebenarnya banyak alasan yang mendorong ibu sebagai pelengkap roda perekonomian keluarga ikut bekerja, tidak hanya semata karena alasan ekonomi, tetapi juga alasan non ekonomi. Hal ini yang kemudian mendasari ibu yang telah dikaruniai anak mau tidak mau harus menitipkan anaknya.

Tujuan menulis tema ini bukan untuk ikutan war masalah siapa yang lebih baik antara ibu bekerja (working mom) atau ibu tidak bekerja (full time mom) ya, saya hanya ingin menanggapi tulisan Mak April Hamsa pada web KEB yang berjudul Menitipkan Anak ke Kakek Nenek, Yay or Nay?


Jadi jawaban saya bagaimana?

Duh, masih ngawang-ngawang sih kalau boleh jujur. Soalnya saya belum punya anak. Seandainya saya dulu anak yang sering dititipkan ke Kakek Nenek, bisa jadi saya akan berbagi bagaimana perasaan saya menjadi anak yang dititipkan tersebut. Tapi saya memang diasuh Mama sejak kecil, walau sesekali ikut Nenek pulang ke kampung. Hehe..

Kalau memperhatikan masalah titip-menitip ini, sebenarnya kembali pada kondisi masing-masing rumah tangga. Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu poin positif menitipkan anak kepada Kakek Nenek adalah mereka orang yang bisa dipercaya, akan tetapi ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pilihan menitipkan anak kepada Kakek Neneknya, antara lain:

1). Kondisi Kesehatan Kakek dan Nenek
Kondisi kesehatan yang mungkin sudah tidak memungkinkan entah sedang sakit atau sepuh tentu akan menjadi pertimbangan orang tua. Kakek Nenek tentu bisa dipercaya, tapi kalau menambah beban sementara Kakek Nenek bergerak saja susah, tentu bukan menjadi pilihan yang bijak.

2). Jarak
Ada cucu yang aktif, kakek nenek dalam keadaan bugar dan sangat sayang pada cucunya, tapi tempat tinggal Kakek dan Neneknya tidak memungkinkan untuk dijangkau demi menitipkan anak. Bisa jadi diluar kota, berbeda provinsi bahkan negara. Ada yang tetap menitipkan anak dengan berbagai pertimbangan, tapi kebanyakan tidak mengambil opsi ini, dengan berbagai alasan yang sama-sama tidak bisa diremehkan dari ibu yang menitipkan anaknya tadi.

3). Hubungan Baik
Tidak jarang kita ketahui ada pasangan yang hubungan dengan orang tua/mertuanya kurang baik. Demi tidak menambah masalah, tidak jarang hal ini menjadi alasan untuk tidak menitipkan anak kepada Kakek Neneknya, bukan karena takut anaknya dijahati, tetapi untuk menjaga hubungan yang mungkin belum begitu baik tersebut. Mengingat anak tentu tidak mengerti terhadap masalah yang ada.

4). Pola Asuh
Pola asuh setahu saya menjadi perhatian besar para orang tua, sebagai orang tua baru yang disajikan kemudahan akses untuk memperoleh informasi atau hasil penelitian terkini, tentu membawa perubahan dan perbedaan pola asuh yang besar diantara Orang tua dan Kakek Nenek. Contoh nyatanya adalah penerapan ASI esklusif, si Ibu kekeuh anaknya tidak diberi apa-apa selain ASI, Neneknya anteng memberi pisang kepada cucunya. *Sering banget denger curhatan ini.

Termasuk di dalam masalah pola asuh ini juga adalah kakek nenek yang cenderung memanjakan cucunya. Salah satu faktor yang kemudian menjadikan anak lebih lengket kepada kakek neneknya, ini itu dilarang oleh ibu bapaknya, tapi kalau bersama kakek neneknya boleh. Enakan sama kakek nenek dong! :D

5). Khawatir Kakek Nenek Kewalahan
Cucu sehat, Kakek Nenek sehat dan dengan senang hati dititipi, tapi... Ada tapinya nih... Jauh sebelum anak kita lahir, Kakek Neneknya sudah lebih dulu dititipi cucu oleh saudara/ipar yang lain. Kakek Neneknya tidak ingin cucunya diasuh oleh orang lain, tetapi tanpa sengaja berkata bahwa sekujur badannya sakit, kakinya berat setelah kejar-kejaran dengan cucu. Duh, rasanya tidak tega menambah "beban" lagi untuk mereka. Kewalahan mengurus banyak cucu juga bisa jadi membuat pengawasan terhadap anak menjadi tidak fokus.

***

Itu tadi beberapa poin yang sering menjadi alasan kenapa sebagian orang tua/Ibu tidak menitipkan anaknya kepada Kakek Neneknya (baik itu orang tua kandung maupun mertua).

Mengingat saya juga ibu yang bekerja, saya pribadi berdoa keempat orang tua saya selalu sehat dan bisa menjadi orang yang kami percayai hingga bisa membantu kami untuk dititipi, mengasuh dan mendidik anak-anak kami kelak. Sejalan dalam pola pengasuhan dan pendidikan karakternya nanti, kami tentu saja terlebih dahulu akan belajar dari mereka dan melengkapinya dengan pola pengasuhan yang baik yang banyak diajarkan di internet.

Jadi, jika ditanyakan lagi tentang menitipkan anak ke kakek nenek, Yay or Nay? Aku sih Yess.. #Eh :D tetap lihat kondisi dong ya...

Teman-teman sendiri bagaimana? Atau ada tambahan alasan lain? Share di kolom komentar ya ;)

Read more

10 Nov 2017

Sibuk Menggeluti Gym Sebagai Hobi? Simak Tipsnya Di Sini!

Hai gengsss, selamat Hari Pahlawan ya.. Pada upacara gak nih? Hehe

Eh, ingat gak kemarin saya membahas tentang hobi yang di bayar? Every body dreams banget gak sih? :)  Seperti yang sama-sama kita ketahui, melakukan hobi itu biasanya membuat kita lupa waktu, karena apa? Karena kita senang melakukannya, selain itu hobi biasanya mendatangkan manfaat baik sekedar perasaan senang maupun manfaat kesehatan lainnya.

Seperti olahraga di Gym atau fitness yang merupakan jenis olahraga yang sekarang ini banyak digemari oleh anak-anak muda di Indonesia. Bagi teman-teman yang ingin menekuni olahraga ini, penting sekali menambah pengetahuan tentang gym lebih lanjut agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal lagi. Di sini, saya akan memberikan beberapa tips yang bisa digunakan bagi yang ingin menekuni olahraga di gym.

Sumber: pixabay

Tenentukan target yang diinginkan
Jika teman-teman ingin menekuni olahraga ini, teman-teman harus menentukan target yang ingin dicapai, misalnya ketika ingin menambah berat badan atau mengurangi berat badan, serta jadikan beberapa orang sebagai contoh yang sukses membentuk badannya untuk memberi motivasi pada diri sendiri.

Buat agenda latihan yang pas
Membuat agenda latihan sangatlah penting untuk menentukan suksesnya program latihan yang akan dilakukan. Karena olahraga ini membutuhkan ketekunan dan juga konsistensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Teman-teman bisa menyesuaikan hobi ini dengan jadwal keseharian supaya tidak bentrok

Cari kelengkapan dan suplement gym yang cocok
Untuk melengkapi hobi ini teman-teman harus jeli memilih dan membeli perlengkapan untuk gym. Di situs online shop seperti Blanja.com teman-teman bisa memilih berbagai macam kebutuhan untuk melengkapi hobi ini. Seperti suplement gym, tas dan pakaian gym serta masih banyak yang lainnya. Selain itu, Blanja juga memberikan promo yang menarik setiap harinya dan menjadi salah satu pilihan yang praktis yang bisa teman-teman pilih. Karena selain menjamin kualitas barang, situs online shop Blanja juga menjamin keamanan transaksi para pembeli.

Cari pengetahuan seputar gym sebanyak-banyaknya
Nah tips yang terakhir adalah teman-teman harus mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang hobi gym ini. Salah satunya seperti teknik yang benar saat latihan atau mencari suplemen yang cocok untuk latihan, sampai pada penggunaan alat fitnes yang baik dan benar.

Nah itu tadi adalah beberapa tips yang bisa teman-teman gunakan ketika memiliki hobi olahraga di gym,  agar bisa lebih maksimal untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Selain itu teman-teman juga bisa lebih mengenal hobi yang saat ini digeluti.

Read more

26 Oct 2017

Hobi Yang Dibayar, Bukankah Itu Mimpi Setiap Orang?

Dulu, waktu saya masih menghabiskan banyak waktu di depan TV. Selain menikmati acara TV, mengagumi keindahan alam yang disajikan, saya juga sibuk berdecak kagum dalam hati, menghabiskan jatah iri pada host acara yang bisa berkeliling ke berbagai potongan surga yang berserakan di muka bumi ini sambil terus menerima bayaran.

Yup! Dulu saya sangat iri pada host acara jalan-jalan yang bertugas mempromosikan keindahan alam Indonesia kepada para penontonnya. Udah tau ya acaranya?

Bener.. My Trip My Adventure!!


Saya yang suka jalan-jalan ini membayangkan bagaimana menyenangkannya jika hobi saya tersebut bisa berjalan seiring dengan kebutuhan ekonomi mendasar setiap manusia. Uang.. Every body need it right?

Ya.. walaupun saya juga sadar bahwa tidak selamanya hal itu akan menyenangkan, akan ada duka juga pastinya, sama seperti pekerjaan lain, tapi bukankah melakukan hal yang disenangi/menjadi hobi itu akan membuat bekerja terasa seperti tidak sedang bekerja? :)

Sekarang...

Saya melepas besarnya rasa iri itu seiring merenggangnya hubungan saya dengan TV. :p Gak ding.

Jujur saja, selain tahu diri pihak TV tidak akan menerima saya, rasanya tidak mungkin melepas pekerjaan yang sudah saya jalani selama lebih dari 12 tahun ini. Dan sebut saja saya menemukan "jalan" untuk hobi yang sudah saya lakukan secara amatiran sejak zaman diary menjadi sahabat baik anak perempuan.

Menulis

Mungkin tidak seprofesional teman-teman yang menulis buku mulai dari antologi sampai buku yang hanya memajang namanya sendiri sebagai penulis. Blog menjadi jalan saya mewujudkan hobi yang dibayar.

Baca juga: Menjadi Bloger yang Merdeka

Sedikit saya ambilkan latar belakang pembuatan blog ini dari About Irly yang bisa dilihat di header blog:
Blog ini saya buat atas keinginan berbagi pengalaman dan hikmah selama bertugas di lapangan. Pengalaman yang tentu saja menyenangkan karena bisa bersosialisasi dekat dengan masyarakat. Walaupun tidak jarang dibutuhkan hati yang kuat karena selain rintangan selalu ada, kisah menyentuh hati juga bisa muncul tanpa terduga.
Sampai akhirnyapun saya sudah tidak terlibat langsung dengan lapangan saat ini, saya berharap pengalaman dan hikmah yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari bisa saya sampaikan melalui blog ini.
Belakangan, blog ini saya buat mengikuti passion saya, tidak hanya mencoba berbagi tapi juga mengikuti hobi.
Daannn.. belakangan juga saya baru tahu bahwa blog ini, kesenangan curhat menulis ini, bisa menghasilkan, walaupun tak banyak, walaupun kadang tawaran datang dengan sendirinya, walaupun kadang kami sesama bloger juga harus mengisi form kerjasama yang tak berujung.

Naah kaaaan.. Curhat lagii.. Haha..

Oke, saya cuma memberi gambaran saja, bahwa ada jalan untuk membuat mimpi itu menjadi nyata, dan tak melulu harus jalan-jalan atau menulis blog. Seperti yang dituliskan Mak Diah Alsa di tulisan berjudul Hobby yang dibayar ada banyak profesi yang berawal dari sekedar hobi, misalnya fotografi, memasak, menulis, desain ataupun crafting.

Tidak punya hobi yang sama dengan yang sudah disebutkan di atas? Santai, tulisan di atas bukan patokan baku atau batasan terhadap jenis hobi yang bisa menghasilkan kok. Misalnya nih ya, kamu sukanya main lego, tinggal dilihat peluang usahanya seperti apa, mungkin bisa dibentuk jadi action figure dan dipasarkan ke grup atau komunitas yang suka mengoleksi pajangan action figure.

Atau mungkin kamu hobinya belanja, (ini saya juga sih, hehe..) Jadi kamu bisa menyalurkan hobi belanja tersebut dengan berbelanja langsung atau belanja online melalui tempat berbelanja terpercaya seperti hijup.com dan menjualnya kembali dengan mengambil sedikit keuntungan. Percaya deh, tidak semua orang punya waktu untuk memilah-milih pakaiannya di internet, yang notabene dianggap mudah dan murah sekalipun, target pasarnya ya mereka-mereka ini. Ssst.. saya sudah mencoba lhoo ^^
Intinya, kalau mau mencoba dan berusaha mencari tahu, akan ada jalan untuk mewujudkan hobi yang dibayar. Iya gak? :)

Jadi, hobi kalian apa teman-teman? Sudah bisa menghasilkan kebahagiaan batin dan ekonomi juga? Hihi..

Share di kolom komentar ya ^^
Read more

23 Oct 2017

Hubungan Antara Murid, Guru dan Orang Tua Murid

Kendari beberapa hari ini kembali heboh dengan hal yang kurang mengenakkan. Kalau sebelumnya karena PCC hingga menelan korban jiwa. Berita heboh saat ini akibat tindakan kekerasan guru (berita mengatakan tamparan) kepada murid yang dianggap tidak sopan, kemudian masih diikuti dengan tindakan tidak sopan beruntun sang murid dan pemukulan orang tua murid kepada guru.

Ini petaka.. :(

Saya tidak ingin membahas lebih dalam kasus tersebut, karena takut jatuhnya ikut membully si anak SMA yang sudah cukup terkenal dengan berita negatifnya tersebut. Jadi, seperti judul tulisan ini, mari membahas tentang hubungan murid, guru dan orang tua murid saja. Tema ini sengaja kami angkat bersama kawan-kawan di Sultra Blogger Talk sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap kejadian yang masih hangat ini. Tulisan Mbak Diah Indriastuti sebagai member baru di SBT bisa dibaca di sini Adab Sebelum Ilmu.

Belajar dari kasus yang sedang viral di atas, kita kembali belajar bahwa, ada 3 tipe orang tua murid (Mm.. ini berdasarkan pengamatan saya sih ya..):
1. Menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada guru dan sekolah.
2. Ikut memantau pendidikan anak melalui guru di sekolah.
3. Hanya ingin anaknya dididik pelajaran saja, moral bukan urusan guru dan sekolah.

3 Hal mendasar diataslah yang akan membedakan cara bereaksi orang tua jika suatu saat anaknya melaporkan tindakan pemukulan atau mungkin yang dirasakan anaknya kurang mengenakkan di sekolah, entah oleh guru maupun disebabkan oleh sesama murid.


Mungkin kita sudah banyak mendengar ataupun membaca pengakuan dari orang lain saat mengomentari tindakan seperti kejadian di atas. Akan sangat banyak yang berkata:

"Ah.. Kami sekolah dulu juga dipukul lebih parah dari itu, tapi kami tidak berani melapor, karena kalau melapor, malah akan ditambah (orang tua juga ikut memberi pukulan)."

atau..

"Ah, anak sekarang mah lembek, baru disentuh dikit udah melapor."

Komentar-komentar di atas itu ada benarnya menurut saya, walaupun standar toleransi setiap orang itu beda-beda ya.. Tapi kami beneran takut melapor ke orang tua, karena apa? Orang tua jelas-jelas akan membela tindakan yang diambil oleh guru. Bahkan kesannya, kalau orang tua sudah dipanggil ke sekolah itu kita udah nakal banget.

Intinya, kami terlebih dahulu akan kena marah lebih dulu dengan kalimat pembelaan seperti ini:

"Kenapa dipukul? Gak mungkinlah kamu dipukul tanpa alasan."

Walaupun mungkin pada akhirnya orang tua tipe kedua akan melakukan cek dan ricek kembali jika dianggap urusannya serius. Tapi jika tidak, maka anak akan diminta menyelesaikan masalahnya sendiri.

Tipe pertama mungkin akan beda lagi, kamu dipukul berarti kamu memang salah. Saya sudah percayakan pada sekolah. Selesai.

Sedangkan tipe ketiga, tidak akan menerima sama sekali tindakan disiplin dalam bentuk apapun kepada anaknya. Siap-siap saja sekolah akan heboh jika anaknya sampai dibuat tidak nyaman.

Saya tidak akan mengklasifikasikan orang tua yang berada di dalam berita viral itu masuk ke tipe mana, satu hal yang pasti, tidak ada orang tua yang mau anaknya dipukuli tanpa alasan yang jelas.

Jika dikembalikan pada diri saya, saya jelas tidak bisa memantau anak saya 24 jam secara penuh, adanya guru di lingkungan sekolah jelas sebuah bantuan besar, karena waktu anak banyak dihabiskan di sekolah. Tentunya sambil saya awasi. Tak mengapa ada tindakan disiplin jika memang tindakan tersebut saya anggap wajar dan bertujuan untuk mendidik secara fisik maupun mental.

Saya juga tidak ingin melepas begitu saja pengawasan terhadap anak saya ke pihak sekolah termasuk guru. Bagaimanapun anak masih tanggung jawab saya. Lingkungan sekolah dan guru sebagai pengawasnya adalah sarana sosial berpendidikan untuk anak. Disana dia akan belajar (semakin) banyak hal, disiplin, menghormati yang tua, mengasihi yang muda, memecahkan masalah, bersosialisasi, memperoleh ilmu, berorganisasi bahkan mengasah kepekaannya sebagai manusia dalam lingkup masyarakat yang lebih kecil, yang harus taat pada aturan yang sudah ditetapkan sekolah.

Kemudian jika dikerucutkan lagi, apa yang akan saya lakukan jika anak saya ditampar?

Well, itu tentu mengejutkan untuk saya, tapi saya tentu akan memilih tabayyun dulu, alasan penamparan itu apa, dari anak dan juga dari yang menampar. Jika tindakan disiplin yang diambil saya rasa berlebih, tentu akan saya bicarakan dengan pihak sekolah. Diupayakan baik-baik, tidak perlu sampai membuat kegaduhan.

Dan jika anak saya memang pantas menerima tamparan itu, tidak akan saya permasalahkan. Jika sampai akhirnya diketahui kesalahannya terlalu berat, saya berharap tidak ikut memberi bonus serupa kepada anak.

Yup, sorry to say, saya termasuk orang yang bisa melakukan hal yang dianggap kekerasan fisik kepada anak dengan tujuan mendisiplinkan. Tapi tetap dong, sebisa mungkin hal itu saya usaha dan doakan tidak perlu terjadi. Anak tentu perlu selalu diingatkan, ditegur, dibimbing, bahkan dihukum. Tapi semoga cukup hanya dengan perkataan dan tindakan disiplin lainnya, tidak perlu sampai memukul. Jadi, emaknya bisa menghukum sambil belanja di hijup.com hihi :D

Nah..

Itu tadi opini saya terhadap hubungan antara murid, guru dan orang tua, mungkin banyak berbeda di zaman dulu dengan zaman now, bahkan anggapan bahwa "Guru adalah orang tua anak di sekolah" sudah banyak ditinggalkan. Dalam batas yang wajar, mereka punya otoritas yang sama dengan orang tua dalam hal mendidik dan mendisiplinkan anak.

Bagaimana menurut teman-teman? Harus seperti apakah hubungan murid, guru dan orang tua? Ada yang sependapat atau bahkan tidak sependapat dengan saya?

Share di kolom komentar ya..

Read more

16 Oct 2017

Menerapkan Zero Waste, Yakin Bisa!

Senin telah tiba, berapa banyak sampah yang teman-teman hasilkan saat libur kemarin?

Membaca tulisan Mak Haeriah Syamsuddin di Web KEB saya jadi merasa ditarik kembali ke dalam prinsip lama saya. Lama karena sudah tergantikan dengan yang baru, tapi lama bukan berarti sudah usang dan tak bisa diterapkan lagi di jaman now. *Halah bahasanya*


Dalam tulisan tentang Zero waste, kita diingatkan lagi tentang gaya hidup yang serba menghasilkan sampah, tentang prinsip-prinsip dalam zero waste yaitu 3 Re. Re-use, re-cycling dan re-duce. Mari bertanya kita sudah berpartisipasi di bagian mana?

Kalau ditanya, maka saya akan terdiam. Belum banyak yang bisa saya lakukan. Padahal waktu diajak membayangkan bagaimana seandainya saya hidup berdampingan dengan sampah yang sudah saya hasilkan selama ini saya malah merasa ngeri. Pasti sampahnya banyak dan menimbukan bau yang tidak sedap.

Selama ini sebenarnya saya lebih concern ke masalah sampah yang seringkali dibuang tidak pada tempatnya. Hanya meletakkannya pada tempatnya saja rasanya susah sekali mengedukasinya. Lebih mudah memberitahu anak-anak dibanding orang tua. Iya kalau orang yang lebih tua disekitar saya yang saya beritahu, kalau orang tua yang tidak saya kenal sepertinya susah. Ah.. Mungkin saya saja yang mentalnya lembek. Gak berani.. Gak enakan..

Itu..

Selama ini perhatian saya banyak ke masalah itu. Masih kurang concern ke masalah mengurangi sampah. Entahlah saya menulis ini untuk menyemangati kita untuk sama-sama menerapkan zero waste atau hanya tulisan berupa pengakuan. Tapi saya harap dengan membaca dan menulis tentang ini, awareness kita terhadap gaya hidup tersebut bisa meningkat.

Baca juga: Maaf.. Aku Membencimu

Untuk mengenali lebih banyak mengenai konsep ini, saya mencoba untuk cari tahu dengan membaca beberapa artikel, saya bagikan juga agar kita sama-sama tahu/ingat yes..

Jadi penemu konsep Zero Waste ini adalah seorang profesor kimia lingkungan bernama Paul Connet. Untuk mendukung keberhasilannya, beliau memberikan 10 langkah untuk mengurangi bahkan sampai pada tahap zero waste. Berikut 10 tahapan yang digagas oleh penemu konsep yang sering juga disebut pahlawan/bapak nol sampah:

  1. Memilah sampah
  2. Mengumpulkan dari rumah ke rumah
  3. Membuat kompos
  4. Daur ulang
  5. Memperbaiki dan menggunakan ulang
  6. Inisiatif untuk mengurangi sampah
  7. Insentif ekonomi
  8. Pemisahan fasilitas pengolahan sampah dan pusat riset nol sampah
  9. Desain produk yang lebih ramah lingkungan
  10. TPA Sementara

Sumber: Mongabay

(Artikel berbahasa inggris, kurang lebih diartikan seperti itu, jika masih ada yang salah atau kurang bisa bantu disampaikan ke saya. :) )

So, mari cek hal-hal apa saja yang sudah saya lakukan untuk mengurangi sampah?

1. Tidak mudah membuang kertas
Ini salah satu kebiasaan lama yang Alhamdulillah masih terbawa sampai saat ini. Terasa sekali saat bekerja sebagai sekretaris. Saya sering ditinggalkan pesan di atas kertas saat sedang tidak berada di ruangan. Sayangnya, pesan pendek seperti "Tolong dimintakan tanda tangan bapak." atau "Buat bos" ditulis di atas kertas besar yang peruntukannya untuk mencetak surat atau apapun yang memang sesuai dengan ukuran kertas itu. Pemborosan menurut saya, akhirnya saya membuat kertas khusus untuk meninggalkan pesan.

Untuk membuat kertas khusus pesan itu, saya akhirnya memutuskan menyobek kertas bekas dengan menggunakan mistar, memang sih, akan lebih rapi jika digunting atau menggunakan pemotong kertas, tapi akan lebih banyak korban kertas berjatuhan jika saya meninggalkan ruangan, sedangkan waktu saya juga akan lebih banyak terpakai jika harus mengguntingnya dengan cantik.


Alhamdulillah, setelah meninggalkan potongan kertas itu di tempat yang gampang dilihat, potongan kertas itu "laris" dan tidak ada rasa bersalah atau "geram" lagi saat melihat ada kertas berisi pesan di atas meja.

Dan saat ini, saat saya sudah tidak lagi menjadi sekretaris dan harus mencetak dokumen untuk laporan sementara, saya tetap menggunakan kertas bekas untuk mencetaknya. Beruntung teman saya di bidang juga melakukan hal yang sama, jadinya saya tidak perlu lagi mengumpulkan kertas bekas seorang diri. Alhamdulillah..

2. Menggunakan selembar kapas untuk 4 kali membersihkan wajah
Sebenarnya ada kekhawatiran saya akan dikatakan pelit dalam hal ini. But trust me, saya tidak sendiri, teman saya di kantor juga melakukan hal yang sama (tapi mungkin dia hanya pakai untuk 2 kali saja). Sebut saja kami berhasil menemukan kapas yang lembut tapi tidak koyak saat dipakai membersihkan wajah. Jadi selembar kapas itu saya bagi 2 lalu saya gunakan timbal balik, jadilah 1 lembar bisa dipakai untuk 4 kali.

Jujur saja, sebelumnya saya sempat anti menggunakan kapas/tisyu jika tidak kepepet. Tapi pada akhirnya saya menemukan produk yang cocok di wajah dan mengharuskan saya menggunakan kapas untuk produk face toner-nya. Itupun sudah saya kurangi pemakaiannya untuk produk milk cleanser. Sebelumnya, saya coba tidak menggunakan produk yang menggunakan kapas. Tapi entah kapan saya mulai luluh, mungkin dengan menggunakan kapas dengan cara inilah saya bisa mengurangi rasa bersalah sekaligus mengurangi produksi sampah. Semoga..

3. Menggunakan kantong plastik bekas
Kebiasaan ini syukurnya sudah cukup umum dilakukan, apalagi diawal tahun 2016 kita sudah sempat diberi "kejutan" tentang pembayaran kantong belanjaan di supermarket. Entah sekarang masih diberlakukan atau tidak, tapi di kota kami sudah digratiskan kembali, tapi semoga cukup berefek dalam menghidupkan kebiasaan baik ya. Gak ikut-ikutan panas-panas ayam goreng *dibikin gini aja, dari pada jorok.* :D

Oh ya, di rumah, mama juga memberi contoh yang oke. Ikan yang sering kali dibeli sekali banyak dipelelangan, akan disimpan di freezer dalam jumlah yang lebih kecil lagi (misalnya untuk sekali masak), disimpan di wadah plastik tebal, bekas minyak goreng isi ulang atau sejenisnya. Selain mudah untuk mengambil kembali, hal ini juga merupakan penerapan re-use yang menguntungkan.

Sejauh ini rasanya hanya itu yang bisa saya lakukan untuk mengurangi produksi sampah, mungkin saya harus kembali rajin menggunakan sapu tangan seperti dulu lagi. Efek pelupa yang sudah keseringan, jadinya ya menggunakan tisyu. Berharap bisa lebih banyak menerapkan zero waste dengan lebih baik.

Teman-teman, sudah melakukan upaya apa dalam mengurangi sampah?

Jangan skeptis dalam menerapkan Zero Waste, Yakin Bisa!

Read more

8 Oct 2017

Resep Telur Ikan Tumis Belimbing

Hari Rabu, 3 hari yang lalu rasanya penuh malu untuk saya. Saya mengeluarkan banyak keringat dalam waktu singkat, padahal tidak sedang berolahraga.


Jadi, saya mengalami 3 hal memalukan secara berturut-turut, pertama salah lokasi (kantor cabang) arisan, ketiga walaupun sudah berkendara beberapa kilo lagi ke tempat arisan, saya salah pintu masuk untuk menuju aula, orang-orang sedang rapat! Ah, terbayang kan malunya?

Tapi sabar dulu, ada hal yang lebih memalukan lagi, yaitu saat perjalanan menuju ke lokasi arisan sebenarnya. Jadi, saya sudah kembali menyetir lagi, sudah sekitar hampir 4 minggu, tapi rutenya sangat menjauhi yang namanya tanjakan dan macet parah. Nah, kali ini saya sok berani menghadapi kenyataan, dan memang kenyataannya saya harus malu di depan umum.

Mobil yang saya kendarai tidak bisa menyeberang jalan. Ya, maklum saja memang rutenya lumayan susah untuk pemula seperti saya. Singkat cerita akhirnya saya harus meminta pertolongan sopir angkot untuk memindahkan kendaraan saya. Dan itu saaaangat memalukan.*Tutup muka*

Oke, mungkin pengantar di atas tidak begitu nyambung dengan judul yang ada pada tulisan ini. Tapi di hari-hari yang terasa berat atau memakan banyak energi seperti Rabu kemarin, biasanya saya butuh makanan enak untuk menghibur diri.

Beruntung setibanya di rumah, Mama menyambut saya dengan kabar gembira. Lauk yang sudah lama saya inginkan akhirnya tersaji di meja makan. Tumis isi perut ikan. Saking senangnya saya langsung masukkan ke instagram khusus makanan @maitomanga milik saya.

Tidak disangka beberapa orang menanyakan resep, dan rasanya cukup pas dengan tema menulis 1 Minggu 1 Cerita kali ini, Kuliner khas atau favorit. Ahh.. Bisalah sekalian dituliskan di blog saja. Hehe

Tapi, karena agak susah memastikan apa nama organ dalam ikan yang turut nyemplung di masakan Mama, maka saya fokuskan telur ikan sebagai bahan utamanya ya. Main aman, dari pada ngasal ye kaaann? Hehe

So, ini dia resep Telur Ikan Tumis Belimbing

Bahan:
250 gr Telur ikan
1 1/2 buah Asam Jawa
5 siung Bawang Merah
2 siung Bawang Putih
2 buah Cabai merah
7 buah Belimbing wuluh
Kunyit secukupnya
1 buah Serai
2 lembar Daun salam
Merica secukupnya
Garam secukupnya
Penyedap secukupnya
Minyak goreng secukupnya
Air secukupnya

Cara membuat
1. Rendam telur ikan di dalam air asam dan garam, biarkan selama 15 menit.
2. Iris tipis cabai merah, bawang merah dan bawang putih.
3. Iris juga belimbing wuluh, 1 belimbing dipotong menjadi 3 atau 4 bagian, disesuaikan dari ukurannya saja.
4. Panaskan minyak, masukkan bawang merah dan bawang putih lalu cabai merah, telur ikan bersama air rendamannya. Lalu masukkan merica, serai, daun salam, air, kunyit, garam dan penyedap. Setelah setengah matang, masukkan belimbing. Cek rasa, hidangkan selagi hangat.


Karena bahan utamanya cukup sulit didapatkan, kecuali kalau ada pedagang yang memang menjual. Atau seperti kemarin, kebetulan Mama beli ikan yang ukurannya cukup besar dan di dalamnya ada telur ikan yang bisa diolah. Lucky me!

Jadi, kalau kebetulan ketemu bahannya, bisa deh dicoba resepnya. Rasanya perpaduan gurih dari tekur ikan dan segar dari belimbingnya. Enak lhoo! :)

Read more

28 Sept 2017

[Puisi] Menangisi Rindu

Saat rindu datang
Tak ada obat selain melipat jarak
Dan menggunting waktu

Saat rindu datang
Tak ada obat mujarab
Selain perjumpaan

Saat rindu datang
Dadamu akan sesak
Matamu menghangat

Lalu kau menangisi rindu
Menatap jarak
Memikirkan waktu


Lalu rindumu makin menjadi
Karna tak selamanya jarak itu bisa kau lipat
Sekalipun waktu telah kau gunting

Lalu kau tangisi lagi rindumu
Dengan segala sedu sedan di hatimu
Dengan deru isak tangismu

Kau tahu
Ada hal yang lebih penting dari sekedar perasaan rindu yang tak sederhana itu
Kau tahu
Hidupmu tak hanya harus menuntaskan urusan rindu sekalipun berat

Dan kaupun tahu
Kau hanya bisa menangisi rindu


29-07-17 14:48 PM
Read more

20 Sept 2017

Ketika BNN Menyatakan Kendari Darurat Narkoba

Beberapa hari terakhir ini Kendari heboh dengan berita masuknya para remaja -kemudian diketahui tidak hanya remaja saja- yang masuk ke Rumah Sakit Jiwa karena pengaruh obat-obatan.  Data dari Dinkes Sultra, disebutkan sudah 76 orang yang menjadi korban. dan korban tewas sampai saat ini menjadi 4 orang. (Sumber referensi: detik.com)


Mumbul, begitu umumnya aktivitas nge-fly mereka disebut di masyarakat Kendari (dengan menggunakan obat maupun media apapun). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V, mumbul adalah kata kerja yang berarti melompat, melanting atau membumbung; melambung. Saya bahkan mengira bahasa ini bukan bahasa baku, hanya merupakan slang languange saja.

Kembali ke permasalahan psikotropika, masyarakat saat ini boleh dibilang menjadi lebih khawatir dengan pergaulan anak-anak. Terlebih lagi, yang dikabarkan meninggal saat itu adalah seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (ini valid). Yang sampai saat ini saya masih belum mendapat kabar jelas bagaimana anak tersebut bisa ikut mengonsumsi pil yang bernama PCC tersebut. Sungguh, ini menyedihkan.. :(

Tak ada batasan umur yang pantas untuk menggunakan obat-obatan ilegal seperti itu. Bagaimana hati kita tidak miris mendengar kabar seperti ini. Sebenarnya, hal ini mungkin bukan hal yang asing bagi kami yang dewasa. Dari cerita teman-teman, mereka sebenarnya tahu ada aktivitas mumbul yang kerap di lakukan oleh sekumpulan anak, di traffict light misalnya.

Saya sendiri pernah melihat dengan mata kepala sendiri aktivitas anak-anak SMP yang sedang menghirup lem di daerah belakang sekolah, tidak begitu jauh juga dari rumah gurunya. Begitu melihat saya yang kebingungan mencari jalan mereka mulai kabur.

Anak-anak itu mencari apa? Harapannya apa? Motivasinya apa? Banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya. Sekaligus menimbulkan pertanyaan yang saya yakini seragam di dalam pikiran saya dan orang dewasa waras lainnya MAU JADI APA MEREKA NANTI? Maaf, saya menggukan rangkaian kata "orang dewasa waras", karena kita tahu bahwa memang ada yang dengan sadar menenggak obat-obatan tersebut bahkan mencari keuntungan secara ekonomi dengan menjualnya.

Duh.. Sumpah.. saya baper menulis ini, kalau tidak mempertimbangkan mata pembaca akan sakit jika capslock saya jebol, rasanya saya ingin membuat tulisan ini menjadi huruf kapital semua. Saya emosiii..


Penetapan status Kejadian Luar biasa (KLB) dan Darurat Narkoba kemarin itu benar-benar memaksa mata kita sebagai anggota masyarakat terbuka. Ada anak orang lain yang juga perlu kita perhatikan. Terserah mau dibilang rese' atau bagaimana, terlebih jika anak tersebut kita ketahui ada dalam lingkaran pertemanan anak kita. Jauhkan, sambil berusaha diperbaiki dengan memberi tahu orang tuanya, jika tak terjangkau mungkin langsung ke pihak yang berwenang. Demi kenyamanan bersama.

Tapi kejadian ini juga tidak boleh menjadikan kita serta-merta menyalahkan orang tua si pemakai. Saya memang belum punya anak, tapi saya mengerti bahwa orang tua tidak bisa 24 jam menjaga anaknya. Maka disinilah pentingnya "menyaring" dan mengawasi pergaulan anak. Sudah dilakukanpun orang tua masih bisa kecolongan, tapi saya yakin, orang tua pasti akan tetap mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sejak kejadian kemarin, banyak berita yang kemudian membahas masalah obat-obatan jenis ini. Mulai dari update jumlah korban sampai digerebeknya pabrik-pabrik pembuat obat-obatan ilegal ini. Kita semua tentunya berharap, gerakan-gerakan untuk memerangi hadirnya hal-hal tidak bermanfaat seperti pil PCC ini tetap hidup walau tanpa liputan media.

Dan untuk kalian yang dengan sengaja menggunakan obat-obatan jenis apapun dengan sengaja dan bukan untuk tujuan medis, renungkan ini:

Sungguh, apa kalian tahu bagaimana hati-hatinya seorang ibu saat mengandung masing-masing dari kalian? Sakitpun ia rela tidak meminum obat, takut jika terjadi sesuatu kepada kalian SEJAK DI DALAM KANDUNGAN, apatah lagi jika sudah lahir dengan segala doa, pengorbanan dan usaha terbaik orang tua.

Malulah, kasihani orang tuamu. Mengetahui kalian mengonsumsinya saja hati mereka pasti hancur, apatah lagi jika kalian sampai kehilangan nyawa? Sibuklah membayangkan ini, bukan berpikir untuk kembali mengonsumsinya.

***

Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari keprihatinan kami bloger Sulawesi Tenggara, sehingga menjadikan tema untuk dibahas dalam Sultra Blogger Talk bulan ini.

Tulisan lain bisa dibaca di:
Blog Kak Ira: Gundah Gulana Terkait narkoba dan Pil PCC yang Beredar di Kendari
Blog Ibu Raya: PCC Pil Halusinasi yang Menggetarkan Kendari

Kita semua prihatin, kita semua berduka. :(

Read more

14 Sept 2017

Menjadi Bloger yang Merdeka

Menjadi bloger, dalam bayangan saya bukanlah sebuah profesi. Cukup membuat blog kemudian menuangkan isi pikiran melalui tulisan. Sesempatnya, tidak begitu butuh konsistensi apalagi "tekanan" dari dunia luar.

Diary elektronik, begitu kalimat simpelnya jika ingin menggambarkan apa yang saya bayangkan saat pertama kali membuat blog.

Wajar, mungkin bukan hanya saya saja yang setelah sekian tahun menulis blog, akhirnya mengetahui bahwa blog bukan hanya serupa diary elektronik, tapi juga bisa menjadi "papan iklan" sumber penghasilan dengan iming-iming, hobi yang dibayar.

Siapa yang tidak tergiur?


Saya termasuk yang tergiur. Artinya begini, saya mempunyai hobi menulis, tahu sendirilah kalau sudah hobi.. kadang kita tidak merasa bersusah-payah. Kadang waktupun tak terasa berlalu saat kita menjalankan hobi tersebut. Artinya kita senang melakukannya. Ditambah lagi saat melakukan hal yang kita senangi ada pemasukan di rekening kita, atau bahkan produk yang dikirimkan langsung ke alamat rumah kita. Siapa yang tidak mau?

Tapi untuk mencapai titik diatas ada banyak hal yang harus dipenuhi, benar kata Mak Diah Deka di dalam artikel Merdeka sebagai Blogger? Seperti apa? di Web KEB. Kita butuh nilai Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA) yang besar agar menarik di mata advertiser ataupun melalui perantara agency. Bahkan sebelum meraih angka DA/PA yang besar, kira harus terlebih dahulu membeli domain agar blog kita termasuk dalam kategori Top Level Domain (TLD), kesukaan para pemberi job.

Baca juga: First Time In My Life : Membeli Domain

Saya dan juga kebanyakan teman-teman yang tergabung dalam komunitas bloger sudah melalui tahap di atas. Saat ini, tantangannya adalah konsisten menulis untuk menjaga -atau bahkan meningkatkan- nilai DA/PA. Tantangan tersebut datang semata dari dalam diri, musuhnya diri sendiri, yang malas, yang moody dan banyak alasan. *Udah jangan nunjuk, saya sejak tadi sudah angkat tangan, Ngakuuu! LOL

Tantangan berikutnya adalah memilah-milih job yang masuk.

Di saat-saat seperti inilah bloger dituntut untuk memerdekakan dirinya, tidak menghamba pada lembaran uang yang menjadi bayaran dengan tetap menerima job walaupun mungkin bertentangan dengan niche blog ataupun prinsip hidupnya sendiri.

Dan saya belum lama ini mengalaminya...

Gaess.. Siapa yang tidak mau uang? Apalagi job yang diberikan tidak membuat saya harus memutar otak, bayaran lumayan dan artikel sudah tersedia. Saya tau beres, tinggal copy-paste-edit-publish-konfirmasi-ditransfer-shopping.

Baca juga: Tentang Komentar, Jawaban dan Blog Walking 

Tapi ada yang terasa janggal, rasanya saya tidak tenang setelah mengetahui tema dan isi artikel. Yah, mungkin memang saya bawaannya tidak suka berurusan dengan yang kontroversial, jadi setelah membaca artikel berulang kali, mencari info, juga meminta pertimbangan Abang, kami sepakat untuk tidak mengambil job tersebut.

Ada kekhawatiran sebenarnya, jangan sampai tindakan saya tersebut akan membuat saya masuk dalam black list agency. Tapi saya lebih tidak tenang lagi rasanya jika harus ikut karena terpaksa (walaupun dibayar). Akhirnya mencoba mundur dengan sopan. Entah masuk black list atau tidak, yang jelas saya lega.

Mungkin sejauh ini, itu langkah terbaik saya dalam memerdekakan diri. Bukan pertama kalinya menolak job juga sih, kalau diatas bayarannya lumayan, sebelum-sebelumnya saya juga tidak galau menolak job dengan bayaran yang masuk kategori tega. Kecil banget bayarannya cyiiintt.. Saya gak mau nyiksa diri, hobi sih hobi, tapi tak beginiiii~ *Hayo ngaku, siapa yang nyanyiii :p

Baca juga: Saat Hobi Menulis Mendukung Hobi Berolahraga

Dilain waktu, job yang saya terima sebagai bloger bukan hanya masalah bayaran, saya juga menerima walaupun bayarannya kecil atau bahkan gratis sekalipun. Buat UMKM, teman ataupun keluarga, biasanya saya kasih promosi gratis di blog dan sosial media, salah satu cara saya memberikan dukungan terhadap usaha mereka, sambil ikut mendoakan keberhasilan usahanya.

Pada akhirnya menjadi bloger yang merdeka adalah menjadi bloger yang bebas, tidak terintimidasi oleh tekanan dari luar yang bersifat negatif. Jika bersifat positif, hal itu harus dianggap sebagai motivasi. Tapi pada intinya kita semua sedang belajar, karena walaupun bebas kita tentu harus tetap berada pada koridor kepatutan. Dan ini tidak mudah karena butuh awareness yang tinggi.

So.. Be your self, follow your heart and enjoy the freedom..

MERDEKA!!

Read more

28 Aug 2017

Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Kendari

Entah kenapa, beberapa tahun yang lalu tiba-tiba saja saya memasukkan membuat paspor sebagai salah satu resolusi saya. Iseng? Ah tidak.. mungkin saya hanya lelah saja, butuh piknik yang lebih jauh.. Hehe.. Memang saat keinginan itu ada saya tidak langsung membuatnya di kantor imigrasi, but when i went there.. masalah dimulai..

Sesuai dengan persyaratan yang diminta, saya membawa KTP, Kartu keluarga dan Akte kelahiran berikut masing-masing foto copy ketiga dokumen tersebut. Bahkan untuk berjaga-jaga ijazah juga saya bawa serta. Saya letakkan Semua dalam 1 map.


Pengurusan paspor ini saya yakini berjalan mulus, apalagi saat duduk dengan bekal map dan tambahan nomor antrian, tidak menunggu lama saya sudah dipanggil untuk pemeriksaan berkas di loket.

Tidak lama setelah dokumen saya diperiksa (lebih tepatnya dicocokkan dengan detail), ditanyakanlah 1 pertanyaan yang membuat saya sempat ngeyel juga. Alamat saya di E-KTP berbeda dengan alamat di kartu keluarga. "Lah.. disuruhnya bikin E-KTP kan dimana saja dan berlaku untuk dimana saja, kenapa sekarang jadi bermasalah?" Pikir saya saat itu. Tapi ternyata emang gak bisa, harus sama, salah 1 caranya adalah dengan membuat keterangan domisili.

Tidak ada sedikitpun kesalahan dari pihak imigrasi sih, sayanya saja yang acuh terhadap pengurusan administrasi kependudukan.. Payah..

Baca Juga: Pentingnya mengurus administrasi kependudukan

Singkat cerita, sayapun akhirnya mendapatkan surat keterangan domisli, GRATIS.. catat ya.. gratis, di Capil, sampai KK saya jadipun saya tidak membayar biaya apapun, kalau masih ada yang dimintai bayaran berarti..wallahu'alam..

Maka, beberapa bulan setelah itu sayapun akhirnya datang lagi ke kantor imigrasi, sumringah membawa KTP, Keterangan domisili, Kartu keluarga dan Akte Kelahiran yang masih lengkap dengan foto copy masing-masing dokumen.

Saat itu kantor imigrasi Kendari cukup ramai, tapi tetap saja saya dilayani dengan cepat, nunggunya cuma sebentar, begitu pun dengan pemeriksaan dokumen, sudah klop semua, saya kemudian diminta mengisi formulir dan surat pernyataan yang diakhir saya tanda tangani diatas materai Rp. 6.000.


Karena gak enak di kantor izin terus, hari itu saya "ngotot" ikut wawancara dan pemotretan antri untuk foto paspor di sore hari. Memang benar saya menunggu cukup lama karena nomor antrian saya memang sudah cukup besar. *Anak kali ah.. besar :D

Untuk wawancara, sesinya ringan kok, gak seperti wawancara saat melamar perkerjaan. Saya malah tidak merasa sedang diwawancarai, berasa diajak ngobrol aja. Jadi sambil melihat data di layar komputer, petugasnya sesekali bertanya, seolah-olah memastikan isian, lalu kemudian bahas tujuan, hotel/penginapan dan lain-lain. Random sih pasti yang ditanyain.. santai ajalah pokoknya. :)

Oh iya, saat hendak berfoto untuk paspor pun para pemohon paspor ini masih ditanyain juga. Yang lucu saya ditanyain:

"Nanti perginya sama siapa?" Saya jawab suami.

Trus dikroscek, status saya belum nikah.

"Ini statusnya belum menikah."

Saya tertawa, kemudian menjelaskan, nikahnya beberapa hari lagi, berangkatnya setelah nikah.
Nah lo..

"Akhirnya sama petugasnya dibilangin, saya tulisnya pergi sama teman saja yaa.."
Hahah.. Membingungkan ya Mas? LOL

Saya iyain aja. Daripada disuruh buat passportnya setelah nikah aja, rempong. LOL

Cekrek..

Pulang.

Eh gak ding, sebelum pulang saya diberikan kode khusus untuk biaya pembuatan paspor ini, sistemnya juga mudah, tinggal ke ATM dan mencari menu pembayarannya, memasukkan kode, verifikasi identitas, udah cocok, bayar deh.. Biaya pembuatan paspor kemarin adalah sebesar Rp.355.000,

Simpel kok, sekitar 3 hari saya diminta datang kembali untuk mengambil passport, dan saya ngambilnya lama juga, masih ditinggal liburan lagi. Haha..

Intinya.. Bikin passport wisata itu mudah (saya pertegas aja tujuan paspornya, belum punya pengalaman untuk memnbuat passport lain soalnya), pegawainya juga pelayanannya bagus, tidak mempersulit pemohon. Benar-benar contoh pelayanan prima. Memang saya kenal dengan salah 1 petugas di loket, tapi saya juga dengar tentang pelayanan primanya dari orang lain yang nota bene tidak dikenalnya. Duh, senang lho waktu tahu yang diceritain, dipuji-puji oleh teman saya itu ternyata orang yang saya kenal. Orang yang memudahkan urusan orang lain kayak gitu Insyaallah rezekinya baik dan akan semakin baik. Aamiin..

Tambahan:
Untuk pembuatan passport keperluan haji atau umroh dengan nama yang pendek alias 1 atau 2 suku kata saja maka persyaratan yang dibutuhkan tidak berbeda dengan pembuatan passport umum, yaitu:  KTP, Kartu keluarga dan Akte kelahiran berikut masing-masing foto copy ketiga dokumen tersebut. Bedanya adalah, jumlah materai yang dibutuhkan adalah 2 lembar (Rp.6.000), dan surat rekomendasi dari Depag dan travel. Ada pengecualian sih untuk surat rekomendasi ini, kalau pemohon adalah lansia atau berprofesi sebagai PNS, maka surat rekomendasi tidak diperlukan lagi.

Tips:
- Sama seperti cerita-cerita pembuatan paspor lainnya, saya menyarankan datang pagi-pagi sekali, karena besar kemungkinan segala urusan pembuatan paspor ini (mulai dari verifikasi dokumen, pengisian formulir, wawancara, berfoto kemudian pembayaran) bisa selesai dalam 1 hari, tinggal tunggu paspornya jadi beberapa hari kemudian.

- Sedia materai saat ke kantor imigrasi juga akan lebih mempermudah.

***
Itu tadi pengalaman saya membuat paspor di kantor imigrasi Kendari. Untuk prosedur, persyaratan dan biaya pembuatan paspor, saya yakin tidak berbeda dengan kantor imigrasi lainnya.

Semoga bermanfaat :)

Tambahan:
Saat berfoto nanti tidak boleh menggunakan kaca mata atau softlens.
Read more

21 Aug 2017

Kamu Kuat, Nak!

Sejak disarankan jenk Diah menginstal aplikasi untuk ibu hamil, saya rajin menengok dan membaca aplikasi itu. Isinya tentang informasi kesehatan dan perkembangan bayi.

Salah satu yang disarankan adalah membuat diary kehamilan. Apa saja bisa dituliskan di diary itu.

Maka mulailah saya menuliskan tulisan ini, semacam cerita pertama untuk dia. Yang mungkin nanti bisa dia baca atau saya kisahkan tentang perjuangannya saat masih di dalam kandungan.

Baca juga: Memilih yang Terbaik diantara yang Terburuk

Takdir berkata lain, sedih itu datang ditengah kebahagiaan kami. Tapi saya tidak ingin membuangnya. Ini kenangan yang tidak ingin saya hapuskan:



Nak, sejak ke dokter tanggal 20 yang lalu, Ibu jadi lebih berhati-hati. Yakin tidak yakin, hasil TP dibaca sebagai positif hamil sekalipun 1 garisnya masih samar.

Ibu diminta datang lagi tanggal 4 Agustus untuk melihat perkembanganmu. Bagi ibu, tanggal 4 adalah waktu yang lama untuk memastikan kamu benar-benar sudah ada di rahim Ibu.

Hari ini genap sudah 9 hari Ibu terlambat datang bulan. Euforia yang Ibu simpan akan kehadiranmu sudah mulai menyeruak sejak 4 hari Ibu terlambat datang bulan. Ibu tidak banyak bercerita tentang kehadiranmu. Ibu ingin semuanya lebih pasti dulu agar tidak mengecewakan banyak orang. Kamu ditunggu banyak orang, Nak!

Nak, sekalipun Ibu masih merahasiakanmu dari banyak orang, sesungguhnya Ibu sudah banyak-banyak berbahagia, sendiri maupun bersama Ayahmu. Ibu yang tadinya gesit mulai berjalan pelan. Ibu yang tadinya suka memacu kendaraan di jalanan sudah jauh mengurangi kecepatan, semua untuk menjaga kamu, Nak.

Tapi kemarin Ibu kaget, ada flek kecoklatan yang tidak sedikit di pakaian dalam Ibu. Ibu khawatir tapi tidak lantas panik. Ibu dilema juga akan memberitahu ayahmu atau tidak, khawatir Ayahmu panik, tapi pada akhirnya Ibu beritahu, Ibu tidak bisa menyimpan kekhawatiran ini sendiri. Sambil berdoa dan percaya bahwa kamu kuat, Nak.

Sayangnya, pagi ini ada flek lagi, Ibu yang percaya kamu kuat jadi kepikiran juga. Apa kamu baik-baik saja di rahim Ibu, Nak?

Ada rasa sakit yang sesekali datang, Ibu sudah tidak mengerti, itu benar sakit atau sugesti karena mengkhawatirkanmu. Seharian ini Ibu selalu kepikiran kamu.

Nak, kamu kuat! Ibu dan Ayahmu orang yang kuat dan sabar. Maka kamu akan lebih kuat dan sabar dari kami. Maafkan Ibu kalau kurang baik menjagamu. Ibu akan berusaha yang terbaik. Ibu dan Ayahmu juga mau kamu berusaha yang terbaik, kuatlah, Nak. Percayalah kami sudah menabung banyak cinta untukmu, sembari memantaskan diri menjadi teladan sekaligus sahabatmu. Tumbuhlah dengan sehat dan kuat didalam rahim Ibu. Semua doa terbaik kami panjatkan untukmu.

Kami percaya, Kamu kuat, Nak....

Minggu, 30 Juli 2017

5 weeks and 1 day pregnant.

***

Maafkan kalau lagi-lagi masih membahas masalah keguguran, sayang juga tulisan sudah rampung di draf. Padahal di beberapa postingan sebelumnya saya sudah sempat ceritakan perasaan dan support yang saya rasakan. Jangan sangka saya setegar karang dilautan yang dihempas sang ombak. Eh, tapi bisa jadi Abang merasa saya setegar itu karena waktu bertemupun saya sudah tidak lagi membahas apalagi menangisi peristiwa keguguran itu.

Padahal... (sebelumnya) Sesekali saya nangis kejer juga, minus hentakan kaki di lantai saja. Kadang karena sedih harus kehilangan calon bayi, kadang karena rasa sakitnya sudah butuh ditangisi, kadang kombinasi keduanya. It's okay.. Saya biarkan diri menangis sebagai bagian dari terapi penyembuhan.

"Karena walaupun kuat, kita butuh menangis untuk tetap waras..."

Read more

20 Aug 2017

Cinta Tanah Air, Harus Bagaimana Mewujudkannya?

Duh.. Bahasannya berat banget ya? Cinta tanah air.. Apa ada hubungannya dengan peristiwa yang cukup viral beberapa waktu ini? Itu.. Masalah bendera yang terbalik, jadi Putih Merah dan tertulis nama negara Indonesia sebagai keterangan gambar. Kalau ditulis Polandia sih bener ya, cuma gak benernya lagi di SEA GAMES kenapa ada Polandia? Hmm..

Sebagai warga Indonesia tentunya kita menyayangkan insiden tersebut, ada yang menganggap memang negara tetangga mengajak ribut, ada yang juga selow meng"iya"kan bahwa hal tersebut adalah sebuah ketidak sengajaan (seperti saya). Eehh.. Tapi ada juga anak muda di negara kita yang berfoto dengan bendera terbalik. Ckckck.. Gak bener para bocah itu..


Kembali ke tema, kenapa gitu temanya wujud cinta tanah air? Sengaja biar bahas yang sedang viral? Bukan saudara-saudaraku.. Jadi pada rapat panjang di grup WA Sultra Blogger Talk, kami sepakat mengangkat tema yang behubungan dengan bulan kemerdekaan. Dilemparlah berbagai ide yang kebanyakan ngalor ngidul berujung bahasan parenting, penjelasan lokasi, atau pengalaman pribadi yang ga ada hubungannya dengan pertanyaan tema! Haha.. seru dan informatif grup kami! :D

Akhirnya karena waktu semakin mepet, diputuskanlah mengambil tema Wujud Cinta tanah air, voting dan para anggota setuju. Bahasannya memang akan luas, karena wujud cinta tanah air itu tidak ada alat ukurnya, tidak bisa diperoleh hasilnya sekalipun kita sudah menjalani tes darah. *Yaiyalaahh..

Berkenaan dengan yang sedang viral sekarang ini, karena cinta tanah air, apa lantas kita harus mencak-mencak mengeluarkan perkataan-perkataan kasar di kolom komentar milik akun resmi penyelenggara SEA Games? Gak lah ya.. Tunjukkan ketidak sukaan kita dengan cara yang santun. Main cantiklaahh.. ^^

Baca juga: Kolom Komentar

Itu kalau bahas yang sedang viral, lalu bagaimana mewujudkan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari?

Ehm.. Berasa lagi belajar PPKN gak siiih?
*Uhukk.. Umurnya ketahuan!
*Umpetin KTP

Bagi beberapa orang, mungkin berprestasi adalah hal yang paling menonjol untuk mewujudkan cinta tanah air. Tapi prestasi seperti apa? Haruskah sampai ke tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Nasional bahkan Internasional? Nope deh kalau menurut saya. Tidak harus selalu seperti itu. Dengan berperilaku yang baik sehari-haripun kita sesungguhnya telah berkontribusi untuk negara kita tercinta ini.

"Kok simpel banget?"

Iya, simpel diucapkan doang!

Jadi begini, sebutlah kita itu belum bisa membuat penemuan agar dihitung sebagai kontribusi anak negeri untuk bangsa. Tapi, berperilaku baikpun sudah kontribusi lho. Bayangkan kalau kita berperilaku tidak baik, kriminal dan meresahkan masyarakat. Apa gak pusing tuh pemerintah sampai satuan terkecilnya harus mengurusi kita? Bayangkan juga kalau setiap orang memegang teguh prinsip "Kalau tidak bisa membantu, setidaknya jangan menyulitkan." berkurang kan kerjaan istri di rumah eh.. pemerintah dalam mengelola negara? :p

So please.. behave dulu, berkelakuan baik dulu sebagai warga negara, jaga diri sendiri dan keluarga kita, saling mengingatkan. Dengan begini kontribusi yang lebih besar bisa diwujudkan. Awal yang baik akan berakhir baik, Insyaallah..

Lihat deh.. Apa ada anak-anak pemenang olimpiade yang sukanya bolos? Ada sih yang pintarnya kebangetan, belajar enggak, patuh banget juga enggak tapi otaknya masih tergolong encer *nyebelin gak sih mereka ini? LOL* tapi gak pake bolos juga kali ah..

Intinya, jarang banget kepatuhan membawa petaka, jarang..

Benar kata Jenk Diah yang menuliskan bahwa cinta lingkungan adalah cinta tanah air.
Suka menonton drama korea ataupun India seperti yang dituliskan Kak Irapun tidak lantas membuat orang bisa melabeli penontonnya dengan sebutan gak nasionalis..

Gak gitu..

"Apapun tindakan kita selama tidak merugikan orang lain apalagi negara adalah bentuk cinta tanah air."

Semua, teman-teman yang membaca tulisan ini Insyaallah sudah banyak mewujudkan cintanya pada tanah air. Jadi tidak perlu berkecil hati jika sampai saat ini belum ada hak paten karya teman-teman yang belum disahkan.. Amar ma'ruf nahi munkar (menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan) aja, gak usah jauh-jauh.. Tentunya dengan lebih dulu memberikan contoh. Jangan cuma menyuruh dan mencegah saja, harus jadi teladan.

Jadi teladan memang tidak mudah, tapi semoga kita semua dimudahkan. :)

Gimana menurut teman-teman? ^^

Read more

17 Aug 2017

[Puisi] Romansa Jas Hujan

Tanggal 11 Agustus kemarin Kendari diguyur hujan cukup deras, sudah jam pulang kantor kok ya hujannya gak berhenti juga. Daripada nginap di kantor kan mending menerobos hujan saja. Pulang.. Toh ada jas hujan yang dibeliin Abang.

Diperjalanan kok perasaan agak sendu gitu.. Inspirasi datang.. Mulai deh bermunculan kata-kata di kepala. Biasanya sih, kalau lagi terinspirasi saya akan buru-buru mengetik di note handphone, tapi ini kan lagi mengendari motor!! Haha..

Jadilah saya syuting film India ikuti saja inspirasinya mau kemana. Pengen banget rasanya singgah berteduh lalu mengetik kata-kata yang pop up di kepala. Haha.. Tapi kebayang rempongnya, harus buka helm, jas hujan dan ransel dulu. Nggak deh.. pulang aja.. Sambil berdoa semoga inspirasinya gak hilang, maklum saya istri soleha pelupa. :D

Eeh.. Gak nyangka, nulis besoknya malah masih tetap lancar. Wis.. Jadi deh puisi ala-ala ini. 


Langit menangis
Air matanya tumpah
Berderai-derai
Mungkin ia takut pada awan hitam

Di bawah langit
Seorang istri hendak pulang
Menuju rumahnya yang hangat
Walau tak ada suaminya di sana

Ditantangnya langit yang menangis
Kendaraan terbuka tak menghalanginya
Ia punya barang sakti
pemberian dari suaminya

Langit tak jua mau mengalah
Ia bahkan menghembuskan udara dinginnya
Berharap bumi dan segala isinya
Ikut lemah bersama tangisnya

Sang istri masih melaju
Bukan tak dirasakannya dinginnya udara
Ia tahu dingin itu hanya sebentar
Entah kenapa ia tetap merasa hangat

Dibawah hujan
Dipanggilnya lagi kenangan yang menghangatkan
Senyum dan kebahagiaan bersama suaminya
Hangat, seperti tengah menyeruput kopi di tengah hujan

Barang sakti itu rahasianya
Ia percaya ia akan terlindungi
Buktinya ia tetap melaju dibawah rinai
Buktinya ia tetap bisa merasakan hangat

Memang sedikit basah
Memang sedikit dingin
Tapi barang itu benar magis
Padahal hanya jas hujan saja

Dalam balutan jas hujan
Ia merasakan romansa yang kuat
Ada kehangatan cinta dari suaminya
Ada doa kebaikan walau ia tak ada mendekap

Kendari, 120817, 09.50 Am
Setelah hujan-hujanan pulang kantor kemarin.

PS: Abang kalau baca.. Adek masih bisa kok tulis romansa city car keluaran terbaru. Bhahaha..

#KamisPuitis
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...