Tidak terasa ya, kita sudah melewati lebih dari setengah jatah bulan Februari. Sudah tanggal 20 teman-teman! Yang gajian awal bulan ini sudah masuk tanggal tua kan ya? Tapi buat yang gajian tanggal 25, ini tanggal tua yang segera disongsong oleh tanggal muda! Haha..
Oke skip.. entah kenapa kepikiran bahas gaji. Wkwk..
Nah, tanggal 20 seperti biasa kami yang tergabung dalam Sultra Blogger Talk akan membahas sebuah tema yang tentunya diputuskan bersama, biar sama-sama punya bahan, karena memang tujuannya menulis secara serempak.
Setelah beberapa kali merapatkan tema agar disepakati, akhirnya kali ini kami memutuskan untuk membahas "Cita-cita Masa Kecil". Entah nih 2 sahabat saya membahas cita-citanya sendiri atau anak-anaknya, berhubung saya masih single sendiri, saya tentunya akan membahas tentang cita-cita saya dong. Kan cita-cita saya seru! *Ngakunya! Hahah
Yuk ah.. mulai saja! Eits.. tapi jangan lupa baca tulisan 2 sahabat saya juga ya..
Saya Ingin Jadi Guru Taman Kanak-kanak
Mulia banget kan ya cita-cita saya yang satu ini? Haha.. Setiap cita-cita umumnya punya alasan. Kalau ada yang menebak saya ingin jadi guru TK karena saya suka sekali dengan anak-anak sesungguhnya hati saya tidak semulia itu (waktu itu lho ya, kalau sekarang Insya Allah diusahakan mulia. Haha).
Jadi alasannya apa?
Karena guru TK itu kuenya banyak!! ((Kuenya banyak)) LOL
Wkwkwk..
Bentar-bentar, saya seriusan ngakak waktu
Jadi dari rumah, kami dibekali kue dan seringkali kami diberikan lebih agar bisa memberikan juga untuk ibu guru. Bayangkan saja 1 anak memberikan 1 sampai 2 kue, lalu dikalikan dengan jumlah murid saat itu. Ya Allah (saat itu) saya silau dengan banyaknya
Polos banget sih... Namanya juga anak-anak kan ya, harap maklum kalau alasan dibalik cita-citanya itu simpel, kue.. udah itu ajah! LOL
Setelah cukup dewasa, selain menertawai alasan dibalik cita-cita saya, saya juga sadar bahwa menjadi guru itu tidak mudah, di jenjang manapun itu, semuanya punya peran dan tingkat kesulitannya masing-masing. Begitupun dengan jasa mereka, mereka semua punya peran. Ah.. jadi ingat guru-guru saat TK dulu.. Jadi pengen main ayunan. #Eh
Sudah pada tahu kan kalau cita-cita di masa kecil itu
Iya, sayapun begitu..
Ingin Jadi Polisi Wanita (Polwan)
Sedikit besar, saat duduk di sekolah dasarlah ya kira-kira. Saya kemudian bercita-cita menjadi polwan. Alasannya? Saya sendiri lupa, apa memang saya bertekad menjadi polwan atau karena malu dengan alasan saya untuk menjadi guru TK dulu. Yang jelas polwan terasa lebih keren.
Ah.. Maafkan anakmu Mama, dari kecil memang visi misinya suka nggak jelas. Huhu..
Entah cita-cita ini bertahan berapa lama, yang jelas saya akhirnya sadar. Sadar bahwa tinggi badan saya yang imut ini (bilangnya imut, gak mau ngaku pendek aja sekalian. :p) tidak akan memenuhi syarat untuk mendaftar menjadi polwan. Hiks..
Pada akhirnya, cita-cita menjadi polwan itu saya kemas rapat dan menghilangkan profesi dari daftar cita-cita saya. Pikiran saya menjadi lebih terbuka saat sudah duduk di bangku SMA. Cita-cita bukan saja tetang profesi, tapi hasil akhir.
Ingin Membahagiakan Orang Tua
Waktu membuat buku kenang-kenangan untuk kelulusan, keinginan itulah yang saya isikan pada isian cita-cita. Mungkin saat SMA saya masih naif, karena sesungguhnya membahagiakan orang tua itulah cita-cita yang paling sulit dicapai. Butuh komitmen seumur hidup dan keikhlasan yang tinggi. Bercita-cita setinggi itu, tapi sejak kecil suka membantah orang tua, apalagi anak cewek kan, ada saja perselisihannya dengan Mama.
Lalu apakah saya menyesal menuliskan cita-cita itu?
Tentu tidak, saya senang punya cita-cita seperti itu. Karena apapun profesi yang diimpikan hasil akhirnya adalah kebahagiaan. Untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Membahagiakan orang tua adalah cita-cita yang harus dicapai selama nafas masih menyatu dengan raga. Pun jika bisa diwujudkan, membahagiakan mereka tidak sebatas saat kita hidup saja.
Membahagiakan orang tua juga bukan berarti harus memberikan hidup yang mewah pada mereka. Bersekolah, kuliah dengan baik sesuai dengan yang mereka usahakan untuk kitapun sudah akan membuat mereka bahagia. Bersosialisasi dengan baik, keluar rumah dengan menjaga nama baik keluargapun membahagiakan bagi mereka. Simpel tapi butuh komitmen. Kalaupun memang kebahagiaan itu tidak akan pernah selesai dan penuh tuntutan, itu karena kebahagiaan itu memang punya nilai eskalasi. Manusia memang tidak akan pernah puas kan ya..
Duh.. Ini temanya cita-cita masa kecil tapi sudah sampai bahas ke cita-cita saat dewasa ya.. Tapi memang sengaja saya hubungkan sih. Selain memang sudah telanjur bahas cita-cita, saya juga ingin mengingatkan bahwa apapun cita-cita yang pernah kita semai di dalam pikiran kita, entah bertahan sejak kecil ataupun kemudian berubah saat menjelang dewasa/dewasa. Benar-benar terwujud atau tidak. Kita tentu sudah dewasa untuk tidak bersedih terhadap cita-cita yang tidak terwujud. Kembali lagi, tujuan akhir dari sebuah cita-cita tetaplah sama; kebahagiaan diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi.
Teman-teman, punya cita-cita apa saat kecil? Apa alasan teman-teman memilih cita-cita itu? Terwujud gak? Yuk share di kolom komentar. ^^
ckckck, sesimpel itu di, cita-citanya anak TK? hihihi :D
ReplyDeletekalo saya dari sd sampe kelas 2 sma cita-citanya sama, nanti phe kasian kelas 3 sma baru berubah itu cita-cita LOL
dulu keukeuh cita-citnya pengen jadi dokter ilmuwan hahaha..langsung inget betapa seriusnya aku jawab jika ditanya orang dan orang lain yg nanya lgsg nyesel dengerinnya :D
ReplyDeleteDulu aku pengen jadi penjaga kolem renang, pramugara, seniman dan arsitek.
ReplyDeleteTapi sekarang kegiatanku sangat jauh dari cita-citaku..
Menarik sekali bukan ?
ahahaahayy, karena kue diii.. betul2 itu kue naah.
ReplyDeleteklo jadi baby sitter ndk dapat jatah kue kah itu Tante? :D
Beeeeh..guru tk pwaaaa..sy dulu klasik ji cita2ku..mau jd dokter..sampe SMA,krn gigiku selalu bermasalah, semakin mengerucut pengen jadi dokter gigi..daaaan saiah pun sukses jadi mantan calon dokter gigi karena tergiur dengan kesilauan kuliah di JAKARTA dan langsung jadi PNS..hwahahah..
ReplyDeleteCita-citaku pas kecil berubah2 menurut film yang barusan ditonton mbak. Pernah pengen jd astronot, pernah pengen jadi dokter.. Dan nggak kecapai semua, lha saya nggak suka pelajaran exact😁😁
ReplyDeleteCita-citamu sungguh berbobot dan penuh makna sih Irlyyyy!
ReplyDeleteAku inget dulu pas masih kecil cita2ku pengen jadi tukang nasi goreng atau tukang martabak telor, soalnya sukaaa banget makan nasi goreng dicampur martabak telor bhahhaha
Duh, kayaknya dari dulu aku emang udah receh yah :))
Wah, harus diposting nih kayaknya hahahaha.
Kecil2 cita-citanya sdh mulia, membahagiakan orang tua. Jarang lho mak anak2 seusia begitu seperti dirimu, salut
ReplyDeleteane dulu pengen jadi orang sukses tapi bingung orang sukses maacam apa haaaa, sampai skrng juga masih bingung mulai usaha apa ....
ReplyDeletesemoga ane ada jalan yang mau menginjak masa level kedua orang yang berusaha. Amin
Kalau masa kecil aku ingin sekali jadi pilott..mungkin ini penyebab dari anak anak kecil yang suka lihat pesat lewat. Sambil bilang.. Aku minta uangg sambil lariii. Hahahaha
ReplyDeletepengen jadi pembalap kayak valentino rosi :D kalo naik sepeda pake dibunyi-bunyiin ngeeeeeng :D
ReplyDeleteKarena pingin dapat kue banyak, haha... Eh tapi cita2 anak2 memang umumnya nggak muluk2 sih, apa yang mereka lihat aja.
ReplyDeleteKlo di sya, jdi kyaknya doktrinnya mace, dri jaman ingusan sya sdh mupeng jdi doktel. Pas SMA jdi nambah, jdi dokter yg side jobnya programer. Pas lulus SMA, ambil statistik. Jalan setaun eh banting stir ke pemerintahan. Hahahaaa.. asli nda ada koherensinyaa.
ReplyDeleteCita-cita aku waktu kecil: diem di rumah telfon-telfon, tapi banyak uang...wkwkwkwk...
ReplyDeleteDulu waktu kecil aku punya cita cita ingin menjadi pemain sepak bola yang handal, eh semenjak sudah meranjak dewasa, cita cita ku pun berubah, saat ini aku mempunyai cita cita menjadi pengusaha yang sukses, yang mana pengusaha itu bisa menolong sesama, mudah mudahan cita citanya tercapai semuanya, aminnn. hehehe :)
ReplyDelete