Tidak kalah berat urusannya dengan tema sebelumnya yang bertema kampung halamanku juga keren, tema minggu ini sangat potensial mengangkat luka yang pernah tertoreh di hati, entah mungkin dialami di keadaan sekarang atau di masa yang telah silam. Entah itu pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.
Intronya panjang ya.. jadi temanya apa?
FORGIVENESS.
Forgiveness berarti pengampunan, tapi kok diksinya jadi berat gitu ya kalau bicara pengampunan, jadi mari mengambil arti lain dengan diksi yang familiar dengan kehidupan sehari-hari. Memaafkan.
Berbicara tentang memaafkan, berarti ada hal yang tidak berkenan terjadi kepada kita. Ada ketidaksukaan yang menimbulkan beberapa elemen emosi berupa marah ataupun kecewa membuncah di dalam diri kita, sehingga pada akhirnya kita butuh maaf dan memaafkan. Memberi maaf untuk orang lain dan memberi maaf kepada diri sendiri.
Menuliskan tentang maaf, saya teringat sebuah kisah lama.. maka jadilah puisi ini:
Maafmu terucap
Kendari, 8 Februari 2017. 04.30 Pagi
Baca juga: Hati yang Lebam
Walau sering kali kita mendengar salah satu dari pasangan mencoba bertahan sekuat tenaga, mencoba meraih "happy ending" yang pasti telah dibayangkannya sebelum menikah.. It just not right.. Tidak jarang juga kita mendengar kisah "bertahan" yang membahagiakan. Keputusan ada di tangan mereka, yang bisa kita lakukan hanya memberi support dan mendoakan segala kemungkinan-kemungkinan terbaik yang izinkan oleh pencipta langit dan bumi.
Beruntung, beberapa kisah yang saya ketahui berjalan membaik. Termasuk puisi ini, memang akhirnya berpisah, tapi rumah tangga yang tumbuh dengan "bumbu" KDRT menurut saya akan lebih membahagiakan saat berpisah. In My Humble Opinion loh ya.. Walaupun saya mengerti alasan "bertahan" itu, kalau baca tulisan "Hati yang Lebam" pasti ngerti.
Lebih jauh, puisi di atas sebetulnya tidak hanya untuk yang mengalami KDRT saja, tapi bisa juga terhubung dengan kejadian-kejadian lain dalam keseharian kita.
Membiarkan orang lain menyakitimu itu tidak mudah, terutama karena kau butuh ruang maaf yang luas, tidak hanya untuk memaafkan orang yang telah menyakiti, tapi juga memaafkan diri sendiri.
Kata maaf bagaimanapun harus terucap, tapi yang tidak kalah penting dari itu adalah bagaimana mewujudkan maaf dalam keseharian. Karena maaf pun seperti cinta, ia butuh pembuktian.
<3
ReplyDeleteKDRT adalah salah satu alasan yg membuat saya benci orang2 menikah di sekitar saya. Sampai2 saya nggak pwngin menikah krn takut seperti mereka.
ReplyDeleteKadang ada beberapa alasan y mba mempertahankan mahligai pernikahan meskipun dia sering di KDRT suaminya salah satunya masa depan anak2. memaafkan akan jauh lbih plong dibdg gerutu mulu. Gampang diucapkan sulit di realisaskan
ReplyDeleteYa betul mba maaf pun butuh pembuktian, menyesali dan tidak mengulaginya lagi. Nice posting :)
ReplyDeletememaafkan bagi saya adalah hal yang sangat berat, tapi ketika sudah melakukannya maka hati akan langsung terasa damai :)
ReplyDeleteSaya bukan orang yang bisa memaafkan para mulut comberan yang menikam privacy saya dengan sengaja. Dan saya memilih jujur, saya marah dan menjauh, ketimbang belaga asyik.
ReplyDeletesaya termasuk orang yang mudah memaafkan orang dimulut tetapi dihati sulitttttt sekali hehehe enggak bagus sih tp terlalu perasa mungkin sayanya :P eh jd inget bulan kemarin enggak setoran ini, minggu kemarin tepar jd gak ikutan setor :(
ReplyDeleteAh baca kisah temannya mbak sedih banget..aku juga punya beberapa teman yang korban KDRT. Disini ada shelternya..dan perempuan dilindungi banget..ada sih yang mendiamkan...alasannya takut...
ReplyDeleteAduh dalem, Ir. Kalo ngomongin KDRT emang gitu sih, ada yang happy ending setelah bertahan, ada yang justru setelah pergi. Tapi aku setuju sama kamu, kasus KDRT akan lebih baik bagi si korban kalau dia dijauhkan dari pelaku.
ReplyDeletebetul harus dibuktikan dengan tindakan :)
ReplyDeletememaafkan memang bukan perkara mudah
ReplyDeleteKok aku jadi penasaran ada challenge ginian kk ir, admin satu minggu satu cetita siapa kak
ReplyDeleteMaaf itu tak hanya sekadar maaf, buktinya wajib ada.
ReplyDeletememang terkadang memaafkan sulit tapi jika sudah memaafkan hati terasa lebih enak
ReplyDelete