16 Jul 2019

Episode Baru LDM: Sungguminasa

Long Distance Relationship (LDR) atau yang lebih suka saya sebut sebagai Long Distance Marriage (karena statusnya sudah jelas..wkwk) sebenarnya bukan hal yang baru dalam pernikahan kami. Latar belakang pekerjaan suami yang bekerja di sebuah organisasi yang dinamis membuat keluarga kami harus siap dengan segala kemungkinan pindah.

Tapi saya percaya, bahwa setiap penetapan melalui Surat Keputusan yang di dalamnya tercantum nama suami, akan mempunyai episode, rasa dan ceritanya masing-masing.

Termasuk saat suami menelepon saya 8 Juli kemarin.. Saat dimana Episode baru LDM kami kemudian dimulai..

Hari itu cukup hectic, saya yang sedang izin untuk mengantar Aqif ke posyandu dan mengurus makanan menu 4 bintang pertamanya dibuat kaget dengan kabar kelulusan suami.

Suaranya pelan diujung telepon, antara senang dengan pencapaian suami yang hanya coba-coba mengikuti tes, penempatannya tidak jauh seperti yang kami takutkan, atau harus sedih karena waktu keberangkatan yang begitu mendadak. Tidak ada tawar-menawar, besok (9/7/19) suami sudah harus berangkat menuju Sungguminasa. SHOCK!


Ya, walaupun di telepon saya tetap mengucap Alhamdulillah, tapi saya tidak bisa berbohong dan menyembunyikan rasa kaget saya. Saya coba berpikir panjang dan mencari celah agar rasa syukurlah yang mendominasi.

Hebatnya pikiran saya, saya masih sempat berpikir memback up kegiatan saya besok yang harusnya mendata di lapangan tapi yakin pasti akan tersita dengan aktivitas packing dan mengantar suami ke bandara.

Beruntung saya berhasil melakukan wawancara untuk 3 usaha dalam waktu yang cukup singkat dalam cuaca yang cukup mendung. Alhamdulillah Allah mudahkan.

Menjelang Magrib suamipun pulang, membawa segala harta bendanya yang ada di kantor dan dari mobil dinas. Dan runtuhlah sudah ketegaran yang coba saya bangun saat melihat suami menggendong Aqif dengan wajah sedih dan tatapannya yang entah dilayangkannya ke mana. Saya hanya bisa menghibur dan pastinya ikutan mewek... 😥

Benar kami tahu suatu saat akan ada kepindahan dan LDM seperti ini, tapi entahlah, kami mungkin tidak pernah benar-benar siap, semuanya masih terasa mengejutkan. Hati kami tidak pernah kami siapkan, terutama dalam waktu secepat ini.

Malam itu juga, kami adakan makan malam dadakan, mertua dan bapak saya yang sangat susah diajak makan di luar rumah, Alhamdulillah sangat kooperatif dengan sedikit bujukan. Kami makan bersama, mencoba membangun kebersamaan yang entah kapan bisa seramai malam itu lagi, minus adik ipar dan keluarga kecilnya.


Keesokan harinya, sejak pagi kami sibuk packing, saya ke kantor sebentar untuk handkey, kebetulan hari itu jadwal saya untuk ke lapangan, jadi tidak wajib stay di kantor. Kewajiban sudah saya siasati kemarin, saya bisa fokus untuk galau mengantar hari ini.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal selain kenangan di rumah, sebagian barang-barang keperluan milik suamipun dimasukkan ke mobil. Kami menuju bandara dengan perasaan yang bercampur aduk.

Saya sudah berpikir mengatur siasat dalam memutus rantai panjang rindu nanti, kemungkinan terbaik dari segi waktu adalah saya dan Aqif yang berangkat ke Makassar. Masalah uang dan kesiapan Aqif akan dipikirkan belakangan. Sungguh kesempatan ini sudah cukup mengangkat sedikit remahan galau dalam skenario penuntasan rindu.

Cukup cepat kami tiba di bandara. Setelah melakukan check inn, suami dan rekannya keluar lagi. Kami bercengkrama mencoba berquality time sebaik mungkin. Saya masih mencoba tegar dengan melakukan senyum palsu melalui selfie.

Waktu semakin sempit, mau tidak mau suami harus pamit untuk menuju ke ruang tunggu. Saya mewek lagi melihat suami yang membuang nafas panjang saat harus melepas Aqif. What a heartbreaking moment. 😞

Malam menjelang tidur, saya siapkan gambar untuk diposting di Instagram, untuk mengenang momen shock ini, tapi ternyata saya malah sudah tidak bisa berpalsu-palsu lagi. Saya memang tidak perlu pura-pura tegar lagi di depan suami dan keluarga, hanya ada Aqif yang tertidur. Saya sudah bebas berekspresi menumpahkan kegalauan... Besoknya mata bengkak dong! Wkwk..

Dan sekarang, beberapa hari sudah berlalu, rasanya masih saja ada yang hilang, teringat di bandara, saya sudah menghitung kemungkinan untung rugi jika suami harus pulang, Makassar-Kendari memang tidak begitu jauh jarak tempuhnya melalui pesawat, tapi jika harus pulang Sabtu dan kembali hari Minggu, rasanya terlalu cepat.

Saya cek lagi jadwal penerbangan di aplikasi Pegipegi. Sudah agak turun sih ya harganya, dan ada jadwal penerbangan yang mendukung saya jika harus berangkat malam hari.

Tau diri dong saya, bukibuk bawa bayi dan jika ingin pergi bersama, mau tidak mau harus ada bagasi. Saya cek tiket pesawat citilink, duh lumayan banget apalagi kalau sudah dipotong diskon gede yang ditawarkan pegi-pegi. Beneran gak nyangka diskonnya sebesar itu, enak bangetlah kalau mau beli tiket pesawat online.


Dan waktu ngecek-ngecek harga tiket pesawat, saya menemukan keunggulan aplikasi terbaru pegipegi ini, apa coba? Tuh, titik 3 di sudut kanan atas. Itu memudahkan banget kalau ingin melihat kode promosi yang mungkin lupa dicopy. Nyenengin bangetlah kalau mau merencanakan perjalanan pakai pegi-pegi.

Soon, Insyaallah segera ketemu lagi ya Beb, Aqif juga rindu, sejak ditinggal tidur malamnya tidak senyenyak biasanya. Tidur siang juga berantakan. Ngaruh di baby juga ternyata LDM itu.. Pengaruh di emaknya mah jangan ditanya.. Huhu..

Teman-teman ada yang LDM juga? Sharing cerita dooongg..

2 comments:

  1. Wah jadi inggat sewaktu pacaran , LDR sangat berat.
    Akhirnya harus putus dijalan.
    Tapi kalau sudah jadian alias statusnya sudah jelas ya harus tetap bertahan :)

    ReplyDelete
  2. Rumah tangga kami tidak pernah LDM sih mba.. tapi kalau pas bapaknya pergi untuk kegiatan yang nginep, apalagi beberapa hari, anak-anak sering jadi rewel juga sih. Kalau kata orang tua didaerah saya, pas tidur si anak kita selimutin pakai sarungnya si bapak yang sering dipakai.
    Gak tau apa sugesti atau gimana, tapi tips itu cukup manjur di keluarga kami :D

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...