Aku di sini bersedih karena artinya telah berkurang lagi umurmu di dunia ini..
Tapi kalau harus merayakan
Sungguh telah kurayakan sejak dini
Jauh sebelum orang-orang menyelamatimu
Hadiahpun kusiapkan jauh sebelum orang-orang melihat pengingat ulang tahunmu di media sosial
Kalau kau mau tahu
Cara merayakanku qadarullah cukup unik
Sejak subuh gelap dan hawa dingin masih menusuk
Sudah kuisap lendir di hidung anak bayimu ini
Maaf, ku tak lagi sempat meneleponmu dengan suara manja menggemaskan ala anak remaja
Kusibuk menenangkan anak bayimu yang rewel
Kujuga sibuk menyeka lendir yang mengalir dari hidungnya
Yang herannya ia semakin rewel seolah tak rela lendirnya itu diambil
Kalau kuingat betapa terkurasnya emosi
Kalau kungat lelahnya merawat bayi yang sedang rewel nan demam ini tanpamu
Rasanya kuingin menukar hadiah yang sudah kusiapkan sejak lama
Kuganti saja dengan tumpukan tisyu penuh lendir dari hidung anak bayimu ini 😝
Tapi kubukan anak remaja yang hanya membayangkan indahnya pernikahan saja
Kutahu pahit dan getirnya
Kunikmati suka dan bahagianya
Maka hari inipun tak berubah
Judul puisiku masih sama
Kamu (masih) bahagiaku 🤗
Tak perlu kutulis doa dalam bait
Sudah kulangitkan ia pada pemilik hayat
Dimanapun kuingat kamu
Hanya doa kebaikan tercipta untukmu
Duh kebayang serunya pny baby. Dan betapa sedihnya ketika dia sakit.
ReplyDeletebtw selamat bahagia ut dia-mu