Bismillahirrahmanirrahim....
Baru saja pulang dari takziyah/melayat di rumah teman, ibunya meninggal karna sakit, 6 hari yang lalu kami baru menjenguknya di rumah sakit, kemarin atau 2 hari yang lalu saat melihat kontak bbmnya saya kemudian teringat belum menanyakan kembali perkembangan ibunya, tapi entah kenapa saya urung bertanya kabar...
Dengan kawan yang ini saya terbilang tidak begitu dekat secara pribadi, walaupun kadang saat berforum terbuka sesi curcol dan kami bisa saling bercanda dengan segala istilah-istilah dan pemikiran konyol yang melintas, tapi saya belum tau banyak seperti teman-teman lain, ketidak dekatan ini bukan karna dia tidak menyenangkan, tapi karna selama ini saya jauh dari even-even kebersamaan karna terpisah oleh pulau, tapi kabar kebaikannya sering sekali sampai di telinga saya. Iya, dia terkenal baik dimata teman-teman, selama mengenal dia juga, saya tidak pernah mendengar cerita "aneh" selain hubungannya dengan Daniella *Absolutely OOT
Kembali ke topik, saat melayat mungkin banyak dari kita yang bingung harus berkata apa pada keluarga yang ditinggalkan, kata sabar itu terlalu universal *walaupun jelas itu yang kita harapkan*, walaupun ini bukan pertama kalinya saya pergi ke takziyah, boleh dikata saya masih tetap bingung, dan pada akhirnya selain mengingatkan hal-hal penting seperti tetap makan walaupun tidak lapar ataupun tetap memperhatikan diri, saya juga memilih menjadi pendengar yang baik saja, menjadi pendengar saat seseorang yang sedih menurut saya adalah salah satu cara ampuh membantunya mengikis kesedihan...
*Itu tulisan yang setelahnya saya ketiduran... sayang jika tidak dilanjutkan*
Saat tengah menghiburnya dalam pamit, teman saya bilang :
"Saya hanya berusaha terlihat tegar saja."
"Nanti ada saatnya kalian akan merasakan seperti yang saya rasa, selagi orang tua kalian masih hidup berbaktilah."
Kurang lebih seperti itu pesannya, sebenarnya semakin sedih melihat matanya berkaca-kaca, terlebih lagi sebelumnya teman yang lebih dekat dengan dia bilang bahwa ini pertama kalinya melihat dia sedih, akhirnya saya menjawab:
"Kita saling mengingatkan, kami berpesan agar kamu kuat dan sabar bukan tidak tau rasanya."
Semua pasti akan mengalami kehilangan, merasa ditinggalkan atau bahkan meninggalkan, kita semua ini CaMat (Calon Mati), sesuai waktunya kita akan kembali, saya teringat doa yang selalu saya pintakan, agar jikalau Allah menganggil saya ataupun keluarga, semoga Allah memanggil kami dalam keadaan Islam dan utuh, merugilah jika saat dipanggil kita tidak dalam ketaatan, sedangkan utuh yang saya maksud dalam doa adalah utuhnya jasad mengingat banyaknya berita kematian seseorang dengan kondisi jasad yang mengenaskan, semoga Allah senantiasa melindungi.
Saya pulang dengan membawa pengingat yang berharga dari teman saya, hargai apa yang kamu miliki sekarang, terutama orang tua. Dan teruntukmu kawan yang tetap bisa menyajikan senyum saat tengah berduka semoga amal ibadah ibunda diterima disisi-Nya, dijauhkan dari fitnah kubur dan tertutupi aibnya di hari perhitungan, untukmu.. tetaplah jadi sahabat kami yang ceria dan disayangi teman-teman. Kamu kuat bro!