Peringatan: Isi tulisan ini berupa curhat, unek-unek selama kehamilan yang saat ini menurut Hari Pertama Haid Terakhir atau yang biasa disingkat (HPHT) janin saya sudah berusia 17 minggu.
Jadi, sebenarnya saya ini punya banyak utang tulisan, 1 tema tentang kuliner di grup kolaborasi KEB. dua tema menulis yang berbeda di Be Molulo. Yang tentang kuliner sih sudah ada dua ratusan kata di draf, tapi mentok mau melanjutkannya, padahal ini utang yang paling lama, sejak Ramadan! Eh.. gak ding, masih ada banyak utang tulis-menulis juga di grup Perempuan BPS Menulis! OMG! *Tepok jidat.
Namanya juga sebenarnya, berarti hanya latar belakang masalah.. Sekarang kita masuk ke bab selanjutnya. Kenapa utang menulisnya gak juga dibayar-bayar? It's about mood.. My swing mood! Fiuhh.. Pengennya sekarang nulis curhatan dulu, mengeluarkan uneg-uneg di hati yang rasanya makin ciut karena punya telinga yang lebar selama kehamilan ini. *Ih.. Pengen capslock deeeh!!
Omongan Orang
Semenjak hamil seriiing sekali saya mendengar kalimat atau pernyataan "Ih, gemuk ya!" awalnya saya senyum saja, mungkin masih dalam euforia sangat bahagia dengan hadirnya keturunan yang sudah dinantikan oleh kami dan keluarga kami. Tapi kok ya, lama-lama rasa panas di kuping sampai juga ke hati. Saya baperan? Ah.. trust me, i'm not alone!
Saya bukannya tidak bisa menerima dengan baik maksud orang-orang mengatakan perubahan yang terjadi pada diri saya. Bahwa saya gemuk bangetlah, saya lebar, besar, dengan berbagai macam ekspresi yang kadang bikin saya (yang merasa hal ini wajar) jadi berpikir "Oh ya, sebesar itukah saya?"
Poinnya itu, kita yang kadang merasa baik-baik saja jadi terusik hanya karena orang-orang yang tidak bisa menahan omongan yang diiringi ekspresi terkejut banget dan ditutup dengan tanda tanya. FYI, saya tidak menyangka berat badan saya bisa naik 4 kilogram di trisemester pertama dengan intensitas muntah yang sporadis. Lagian gak bisa juga kalian cari body pelari saya seperti dulu saat saya sudah berbadan dua seperti ini.
Pada kasus yang berbeda, ketika saya ditanyain gemuk, dan akhirnya yang bertanya tahu bahwa saya sedang hamil, kebanyakan akan memaklumi, tapi ada yang kekeuh dengan teorinya. Contohnya:
Ibu: "Eh, gemuk ya sekarang?"
Saya: "Iya, sambil senyum."
Mertua: "Iya, lagi hamil."
Ibu: "Ohh.. iyaaa.. Tapi kok gemuk gitu? Suka minum air es ya?"
Saya: "Tidak, gak pernah minum air es, kok." Sambil tertawa mengingat saya yang kena dingin sedikit saja bakal mual.
Ibu: "Ohh.. Banyak makan berarti."
Saya: Yaelah buu.. Kenapa gak berhenti sihh.. Ibu tahu gak saya makannya saja dipaksa karna sering mual, demi calon anak saya ini saya paksain. Tapi pikiran panjang dalam hati itu urung saya ungkapkan, saya hanya tertawa kecut dengan jawaban singkat "Tidak".
Si ibu sukses bikin saya yang tidak bisa istirahat siang itu jadi baper. Duuh kita ya.. susah banget menyaring mulut untuk keluarin kalimat yang positif saja. Apalagi ke sesama perempuan yang tahu bagaimana rasanya tubuh dan perasaan berhasil dikuasai oleh hormon. Mood kita sukses di-obok-obok oleh mahluk tak terlihat itu!
Sesekali saya curhat juga ke teman, adem banget kalau mereka bilang " Ih, namanya juga lagi hamil." atau "Biasa itu, kan lagi hamil." Kata-kata pemakluman seperti ini apa sih susahnya diucapkan? Kalau akhirnya memang mengkhawatirkan nanti bisa diberi saran atau nasehat pelan-pelan. Punya pengalaman tidak berarti anda berhak nge-judge orang lain. Ye kaaan?
Baca juga: Semua Ibu adalah Pejuang
Pesan Moral
Dua hal yang membuat saya belajar dalam hal ini:
1. Gak perlu semua hal dikomentari, kalaupun ingin berkomentar berikan kalimat positif saja. Apalagi ke seorang Ibu yang sedang hamil. Kalaupun sampai keceplosan segera tutup dengan impresi yang baik.
2. Ternyata mulut orang tuh emang gak bisa berhenti. Kirain hamil diluar pernikahan saja yang bakal diomongin orang lain, ternyata hamil yang sah dalam pernikahan seperti ini diomongin juga. Kadang bahkan gak nyadar sampai mempermalukan si ibu di depan banyak orang. Fiuuuh..
Udahan ah.. lumayan lepas juga nih setelah ditulis seperti ini. Ada yang punya pengalaman gak enak juga sama komentar orang-orang?