Hulaaaa...
Sudah senin lagi, sudah tanggal 27 lagi, dan tulisan di blog ini baru 3 buah saja. Ckckc.. Jadwal menulis yang saya buat, bulan ini saya langgar semua. Padahal cuma 3 kali seminggu, apalah daya, kali ini mood pengen leyeh-leyeh aja bener-bener menguasai. Padahal ya, beberapa artikel hanya perlu sedikit ditambahkan beberapa kata. Artikel lainnya juga hanya perlu ditambahkan foto. Kelar..
Gitu sih rencananya, tapi kelihatan kan ya, kalau sudah ada paragraf pembelaan diri seperti ini berarti rencanya itu gak terlaksana. Haha.. Beberapapembully pembaca setia blog saya juga ada yang menanyakan kenapa buka blog tapi ternyata belum juga update tulisannya. Terharu sekaligus berasa dijambak kerudung saya.. ah.. ini saya mulai lebay lagi. LOL
Nah.. akhir minggu kemarin, mood leyeh-leyeh dan emak-emak saya berhasil dikalahkan. Jadi, hari Sabtu pagi itu kalau gak ada janjian lari sama teman-teman biasanya saya mencuci, untuk masa depan yang lebih cerah.. bukan.. bukan.. kadang Sabtu siang saya arisan, dan Sabtu Sore saya seringnya ikut Sableng aka Sabtu Lari Bareng #KawanLari RFI Kendari. Jadi urusan yang bisa dikerjakan pagi saya kerjakan sebisanya.
Baca juga: Run For Indonesia, Bukan Sekadar #KawanLari
Tapi rutinitas pagi saya itu buyar oleh WA teman yang mengajak ikut seminargratisan di kantornya. Maklumlah ya saya memang lemah oleh gratisan (padahal ditambah gak enakan juga sih :p). Kebetulan juga cucian belum saya basahi, jadi tidak khawatir bau dan lain-lain. Pesan di aplikasi WA yang masuk 1 jam sebelum acara dimulai lumayan santai saya tanggapi, tempatnya tidak begitu jauh dari rumah. Jadi masih sempat tanya teman-teman lain yang diajak juga, mereka tidak bisa memastikan. Berhubung saya sudah ada niat 70% mau datang jadi saya penuhi saja.
Saat tiba, peserta seminar yang masih bisa dihitung dengan jari itu sudah disuguhi sebuah video yang sayangnya saya gak nangkap isinya apa. Resiko telat belasan menit. Saat registrasi juga saya diberitahu ada lomba foto yang dinilai oleh jumlah like terbanyak selama seminar berlangsung, duh.. datangnya mepet saya.. sudahlah.. saya ikhlas gak menang #Eh :D
Intronya panjang ya.. ini buat mancing mood saya juga sebenarnya, jadi maaf kalau becandanya gak penting. *Ngaku sendiri! :p
Jadi, Apa sih Premarital Check Up itu?
Premarital check up adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.
Ih, serem banget, ntar malah gak jadi nikah!
Sini.. sini.. toss duluuu.. Haha.. pikiran kita sama, tapi itu saat saya belum selesai mengikuti seminar. Setelah ikut, pikiran sudah terbuka dan ilmu sudah masuk, saya jadi mikir, Premarital check up ini memang sebenarnya penting. Seriusan penting, Premarital check up ini bukan hal yang harus ditakutkan.
Lalu, Apa saja yang diperiksa?
Ada 10 pemeriksaan yang dilakukan terhadap laki-laki, sedangkan pada perempuan ada 13. Kok Beda sih? Iya, karena pada perempuan ditambahkan 3 pemeriksaan lagi, yaitu Anti-Rubella IgG, Anti-Toxoplasma IgG dan Anti-CMV IgG.
Memangnya apa manfaat melakukan Premarital Check Up?
Dengan melakukan Premarital check up, penyakit yang sebelumnya belum terdeteksi bisa didiagnosis dan diobati sehingga bisa mencegah penularan penyakit yang mempengaruhi pasangan serta sebagai uji saring adanya masalah fertilitas.
Kalau ada masalah kesehatan lho ya, kalau gak ada ya udah lanjut maaang.. Kita tidak perlu menerima tindakan medis seperti pengobatan maupun pencegahan lainnya. :)
Apabila ditemukan potensi penyakit
Jika ditemukan penyakit atau potensi penyakit, apa kemudian pernikahan harus dibatalkan? Tes yang sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan ini, sejak awal bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi kesehatan masing-masing calon pengantin dan kemungkinan penyakit yang akan timbul jika pasangan memutuskan tetap bersama. Bukan untuk mencegah penikahan. Para pasangan tentu akan diberikan gambaran terhadap hasil tes, pengobatan dan pencegahan. Sebatas itu saja, keputusan untuk melanjutkan pernikahan tetap ada pada calon mempelai.
Bapak Ricky J.Y Mandagi, S.Kep selaku kepala cabang Prodia Kendari yang juga bertindak sebagai pembicara pada seminar pagi itu juga menegaskan 2 hal;
1. Keputusan tetap ada di tangan calon mempelai, Prodia hanya membantu memberikan gambaran, dan opsi-opsi penanganan terhadap calon mempelai.
2. Diatas diagnosa maupun kemungkinan medis yang ada, ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara medis, terlebih jika Tuhan sudah berkehendak.
Benar kan ya.. Kita memang tidak bisa mencegah tapi tindakan pencegahan yang sudah dilakukan tentu sudah merupakan bentuk ikhtiar kita sebagai manusia.
Saya semakin aware dengan pentingnya tes ini setelah diberi gambaran tentang penyakit Thalasemia, sebuah penyakit genetik yang menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya, anak selalu kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin. Bukan anemia yang umum, karena pada Thalasemia yang berat, anak harus melakukan transfusi darah seumur hidupnya.
Kebayang?
Duh.. :(
Bukan hanya itu, beberapa penyakit juga memang tidak menunjukkan gejala khas, dan hanya bisa diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Apa yang harus disiapkan jika ingin melakukan Premarital Check Up?
Dari materi kemarin sih dikasihnya ada 3 persiapan:
- Puasa 8-14 jam
- Untuk wanita tidak dalam keadaan menstruasi
- Informasikan kepada petugas laboratorium bila mengonsumsi obat atau suplemen tertentu.
Saya tambahin lagi..
-Mental
Tidak lebay rasanya jika saya menambahkan harus adanya kesiapan mental untuk menerima hasil. Tapi bukan berarti harus berpikiran negatif terhadap hasil yang akan didapatkan dari Premarital check up ini. Baiknya hasil tentu akan membawa kebahagiaan dan ketenangan. Buruknya hasil tentu akan makin menguji komitmen dan kesamaan visi bahagia satu sama lain.
- Biaya
Tidak bisa dipungkiri masalah biaya tentu juga akan menjadi pertimbangan. Apalagi menjelang penikahan biaya yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Dengan biaya pemeriksaan yang berkisar di bawah 1 juta untuk Premarital check up laki-laki dan sekitar 1,3 juta untuk perempuan. Ada baiknya biaya sudah dipersiapkan sejak awal.
Kapanpun pembaca mengetahui hal ini tetap saja kalian beruntung, jika belum menikah bisa mempersiapkan diri dan biaya. Jika sudah menikah, info ini bisa diteruskan kepada keluarga maupun anak nantinya.
Ssst.. peserta seminar juga banyak yang sudah menikah lho (bahkan sudah mempunyai cucu), beberapa datang bersama pasangan. Pasangan yang sama-sama aware terhadap masalah kesehatan itu bikin iri gak siiih?? Hihi..
Oh iya, walaupun dianjurkan untuk melakukan Premarital check up 6 bulan sebelum pernikahan, tapi 2 minggu sebelum pernikahanpun menurut pembicara tidak masalah, boleh-boleh saja, hanya saja waktu untuk tindakan pengobatan mungkin menjadi lebih singkat (jika memang ada penyakit ya..).
Intinya saya senang kemarin gak malas-malasan ke seminar, dapat ilmu lagi dari teman-teman Prodia Kendari. Acaranya juga dikemas seru karena banyak menyediakan hadiah bagi para pengunjung. Tidak seperti judul seminarnya yang serius, waktu berjalan tanpa terasa saking serunya acara seminar. :)
Jujur saya jadi makin ngeh dengan Premarital check up ini, teman-teman sudah pada tahu kah? Atau sudah pernah tes sebelumnya? Share yuk..
*Special thanks to teman-teman di Prodia Kendari (sekaligus member RFI Kendari). Gratisannya sangat bergizi, apalagi setelah seminar saya ditraktir lagi.. haha..
Read more
Sudah senin lagi, sudah tanggal 27 lagi, dan tulisan di blog ini baru 3 buah saja. Ckckc.. Jadwal menulis yang saya buat, bulan ini saya langgar semua. Padahal cuma 3 kali seminggu, apalah daya, kali ini mood pengen leyeh-leyeh aja bener-bener menguasai. Padahal ya, beberapa artikel hanya perlu sedikit ditambahkan beberapa kata. Artikel lainnya juga hanya perlu ditambahkan foto. Kelar..
Gitu sih rencananya, tapi kelihatan kan ya, kalau sudah ada paragraf pembelaan diri seperti ini berarti rencanya itu gak terlaksana. Haha.. Beberapa
Nah.. akhir minggu kemarin, mood leyeh-leyeh dan emak-emak saya berhasil dikalahkan. Jadi, hari Sabtu pagi itu kalau gak ada janjian lari sama teman-teman biasanya saya mencuci, untuk masa depan yang lebih cerah.. bukan.. bukan.. kadang Sabtu siang saya arisan, dan Sabtu Sore saya seringnya ikut Sableng aka Sabtu Lari Bareng #KawanLari RFI Kendari. Jadi urusan yang bisa dikerjakan pagi saya kerjakan sebisanya.
Baca juga: Run For Indonesia, Bukan Sekadar #KawanLari
Tapi rutinitas pagi saya itu buyar oleh WA teman yang mengajak ikut seminar
Saat tiba, peserta seminar yang masih bisa dihitung dengan jari itu sudah disuguhi sebuah video yang sayangnya saya gak nangkap isinya apa. Resiko telat belasan menit. Saat registrasi juga saya diberitahu ada lomba foto yang dinilai oleh jumlah like terbanyak selama seminar berlangsung, duh.. datangnya mepet saya.. sudahlah.. saya ikhlas gak menang #Eh :D
Intronya panjang ya.. ini buat mancing mood saya juga sebenarnya, jadi maaf kalau becandanya gak penting. *Ngaku sendiri! :p
Jadi, Apa sih Premarital Check Up itu?
Premarital check up adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.
Ih, serem banget, ntar malah gak jadi nikah!
Sini.. sini.. toss duluuu.. Haha.. pikiran kita sama, tapi itu saat saya belum selesai mengikuti seminar. Setelah ikut, pikiran sudah terbuka dan ilmu sudah masuk, saya jadi mikir, Premarital check up ini memang sebenarnya penting. Seriusan penting, Premarital check up ini bukan hal yang harus ditakutkan.
Lalu, Apa saja yang diperiksa?
Ada 10 pemeriksaan yang dilakukan terhadap laki-laki, sedangkan pada perempuan ada 13. Kok Beda sih? Iya, karena pada perempuan ditambahkan 3 pemeriksaan lagi, yaitu Anti-Rubella IgG, Anti-Toxoplasma IgG dan Anti-CMV IgG.
Memangnya apa manfaat melakukan Premarital Check Up?
Dengan melakukan Premarital check up, penyakit yang sebelumnya belum terdeteksi bisa didiagnosis dan diobati sehingga bisa mencegah penularan penyakit yang mempengaruhi pasangan serta sebagai uji saring adanya masalah fertilitas.
Kalau ada masalah kesehatan lho ya, kalau gak ada ya udah lanjut maaang.. Kita tidak perlu menerima tindakan medis seperti pengobatan maupun pencegahan lainnya. :)
Apabila ditemukan potensi penyakit
Jika ditemukan penyakit atau potensi penyakit, apa kemudian pernikahan harus dibatalkan? Tes yang sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan ini, sejak awal bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi kesehatan masing-masing calon pengantin dan kemungkinan penyakit yang akan timbul jika pasangan memutuskan tetap bersama. Bukan untuk mencegah penikahan. Para pasangan tentu akan diberikan gambaran terhadap hasil tes, pengobatan dan pencegahan. Sebatas itu saja, keputusan untuk melanjutkan pernikahan tetap ada pada calon mempelai.
Bapak Ricky J.Y Mandagi, S.Kep selaku kepala cabang Prodia Kendari yang juga bertindak sebagai pembicara pada seminar pagi itu juga menegaskan 2 hal;
1. Keputusan tetap ada di tangan calon mempelai, Prodia hanya membantu memberikan gambaran, dan opsi-opsi penanganan terhadap calon mempelai.
2. Diatas diagnosa maupun kemungkinan medis yang ada, ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara medis, terlebih jika Tuhan sudah berkehendak.
Benar kan ya.. Kita memang tidak bisa mencegah tapi tindakan pencegahan yang sudah dilakukan tentu sudah merupakan bentuk ikhtiar kita sebagai manusia.
1. Kesehatan fisik secara umum
2. Diabetes melitus (kencing manis)
3. Hepatitis B
4. Penyakit yang dapat diturunkan seperti Thalassemia
5. Ketidakcocokan golongan darah A,B,O dan rhesus
6. Ada tidaknya penyakit menular akibat hubungan seksual
Kebayang?
Duh.. :(
Bukan hanya itu, beberapa penyakit juga memang tidak menunjukkan gejala khas, dan hanya bisa diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Apa yang harus disiapkan jika ingin melakukan Premarital Check Up?
Dari materi kemarin sih dikasihnya ada 3 persiapan:
- Puasa 8-14 jam
- Untuk wanita tidak dalam keadaan menstruasi
- Informasikan kepada petugas laboratorium bila mengonsumsi obat atau suplemen tertentu.
Saya tambahin lagi..
-Mental
Tidak lebay rasanya jika saya menambahkan harus adanya kesiapan mental untuk menerima hasil. Tapi bukan berarti harus berpikiran negatif terhadap hasil yang akan didapatkan dari Premarital check up ini. Baiknya hasil tentu akan membawa kebahagiaan dan ketenangan. Buruknya hasil tentu akan makin menguji komitmen dan kesamaan visi bahagia satu sama lain.
- Biaya
Tidak bisa dipungkiri masalah biaya tentu juga akan menjadi pertimbangan. Apalagi menjelang penikahan biaya yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Dengan biaya pemeriksaan yang berkisar di bawah 1 juta untuk Premarital check up laki-laki dan sekitar 1,3 juta untuk perempuan. Ada baiknya biaya sudah dipersiapkan sejak awal.
Kapanpun pembaca mengetahui hal ini tetap saja kalian beruntung, jika belum menikah bisa mempersiapkan diri dan biaya. Jika sudah menikah, info ini bisa diteruskan kepada keluarga maupun anak nantinya.
Ssst.. peserta seminar juga banyak yang sudah menikah lho (bahkan sudah mempunyai cucu), beberapa datang bersama pasangan. Pasangan yang sama-sama aware terhadap masalah kesehatan itu bikin iri gak siiih?? Hihi..
Oh iya, walaupun dianjurkan untuk melakukan Premarital check up 6 bulan sebelum pernikahan, tapi 2 minggu sebelum pernikahanpun menurut pembicara tidak masalah, boleh-boleh saja, hanya saja waktu untuk tindakan pengobatan mungkin menjadi lebih singkat (jika memang ada penyakit ya..).
Intinya saya senang kemarin gak malas-malasan ke seminar, dapat ilmu lagi dari teman-teman Prodia Kendari. Acaranya juga dikemas seru karena banyak menyediakan hadiah bagi para pengunjung. Tidak seperti judul seminarnya yang serius, waktu berjalan tanpa terasa saking serunya acara seminar. :)
Salah satu penerima hadiah dari Prodia Kendari