27 Feb 2017

Premarital Check Up, Pemeriksaan Kesehatan untuk Calon Pengantin

Hulaaaa...

Sudah senin lagi, sudah tanggal 27 lagi, dan tulisan di blog ini baru 3 buah saja. Ckckc.. Jadwal menulis yang saya buat, bulan ini saya langgar semua. Padahal cuma 3 kali seminggu, apalah daya, kali ini mood pengen leyeh-leyeh aja bener-bener menguasai. Padahal ya, beberapa artikel hanya perlu sedikit ditambahkan beberapa kata. Artikel lainnya juga hanya perlu ditambahkan foto. Kelar..

Gitu sih rencananya, tapi kelihatan kan ya, kalau sudah ada paragraf pembelaan diri seperti ini berarti rencanya itu gak terlaksana. Haha.. Beberapa pembully pembaca setia blog saya juga ada yang menanyakan kenapa buka blog tapi ternyata belum juga update tulisannya. Terharu sekaligus berasa dijambak kerudung saya.. ah.. ini saya mulai lebay lagi. LOL

Nah.. akhir minggu kemarin, mood leyeh-leyeh dan emak-emak saya berhasil dikalahkan. Jadi, hari Sabtu pagi itu kalau gak ada janjian lari sama teman-teman biasanya saya mencuci, untuk masa depan yang lebih cerah.. bukan.. bukan.. kadang Sabtu siang saya arisan, dan Sabtu Sore saya seringnya ikut Sableng aka Sabtu Lari Bareng #KawanLari RFI Kendari. Jadi urusan yang bisa dikerjakan pagi saya kerjakan sebisanya.

Baca juga: Run For Indonesia, Bukan Sekadar #KawanLari

Tapi rutinitas pagi saya itu buyar oleh WA teman yang mengajak ikut seminar gratisan di kantornya. Maklumlah ya saya memang lemah oleh gratisan (padahal ditambah gak enakan juga sih :p). Kebetulan juga cucian belum saya basahi, jadi tidak khawatir bau dan lain-lain. Pesan di aplikasi WA yang masuk 1 jam sebelum acara dimulai lumayan santai saya tanggapi, tempatnya tidak begitu jauh dari rumah. Jadi masih sempat tanya teman-teman lain yang diajak juga, mereka tidak bisa memastikan. Berhubung saya sudah ada niat 70% mau datang jadi saya penuhi saja.


Saat tiba, peserta seminar yang masih bisa dihitung dengan jari itu sudah disuguhi sebuah video yang sayangnya saya gak nangkap isinya apa. Resiko telat belasan menit. Saat registrasi juga saya diberitahu ada lomba foto yang dinilai oleh jumlah like terbanyak selama seminar berlangsung, duh.. datangnya mepet saya.. sudahlah.. saya ikhlas gak menang #Eh :D

Intronya panjang ya.. ini buat mancing mood saya juga sebenarnya, jadi maaf kalau becandanya gak penting. *Ngaku sendiri! :p

Jadi, Apa sih Premarital Check Up itu?
Premarital check up adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.

Ih, serem banget, ntar malah gak jadi nikah!
Sini.. sini.. toss duluuu.. Haha.. pikiran kita sama, tapi itu saat saya belum selesai mengikuti seminar. Setelah ikut, pikiran sudah terbuka dan ilmu sudah masuk, saya jadi mikir, Premarital check up ini memang sebenarnya penting. Seriusan penting, Premarital check up ini bukan hal yang harus ditakutkan.

Lalu, Apa saja yang diperiksa?
Ada 10 pemeriksaan yang dilakukan terhadap laki-laki, sedangkan pada perempuan ada 13. Kok Beda sih? Iya, karena pada perempuan ditambahkan 3 pemeriksaan lagi, yaitu Anti-Rubella IgG, Anti-Toxoplasma IgG dan Anti-CMV IgG.


Memangnya apa manfaat melakukan Premarital Check Up?
Dengan melakukan Premarital check up, penyakit yang sebelumnya belum terdeteksi bisa didiagnosis dan diobati sehingga bisa mencegah penularan penyakit yang mempengaruhi pasangan serta sebagai uji saring adanya masalah fertilitas.

Kalau ada masalah kesehatan lho ya, kalau gak ada ya udah lanjut maaang.. Kita tidak perlu menerima tindakan medis seperti pengobatan maupun pencegahan lainnya. :)

Apabila ditemukan potensi penyakit
Jika ditemukan penyakit atau potensi penyakit, apa kemudian pernikahan harus dibatalkan? Tes yang sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan ini, sejak awal bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi kesehatan masing-masing calon pengantin dan kemungkinan penyakit yang akan timbul jika pasangan memutuskan tetap bersama. Bukan untuk mencegah penikahan. Para pasangan tentu akan diberikan gambaran terhadap hasil tes, pengobatan dan pencegahan. Sebatas itu saja, keputusan untuk melanjutkan pernikahan tetap ada pada calon mempelai.

Bapak Ricky J.Y Mandagi, S.Kep selaku kepala cabang Prodia Kendari yang juga bertindak sebagai pembicara pada seminar pagi itu juga menegaskan 2 hal;
1. Keputusan tetap ada di tangan calon mempelai, Prodia hanya membantu memberikan gambaran, dan opsi-opsi penanganan terhadap calon mempelai.
2. Diatas diagnosa maupun kemungkinan medis yang ada, ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara medis, terlebih jika Tuhan sudah berkehendak.

Benar kan ya.. Kita memang tidak bisa mencegah tapi tindakan pencegahan yang sudah dilakukan tentu sudah merupakan bentuk ikhtiar kita sebagai manusia.

Sesi tanya jawab

Apa saja yang bisa dideteksi melalui Premarital Check Up ini?
1. Kesehatan fisik secara umum
2. Diabetes melitus (kencing manis)
3. Hepatitis B
4. Penyakit yang dapat diturunkan seperti Thalassemia
5. Ketidakcocokan golongan darah A,B,O dan rhesus
6. Ada tidaknya penyakit menular akibat hubungan seksual

Saya semakin aware dengan pentingnya tes ini setelah diberi gambaran tentang penyakit Thalasemia, sebuah penyakit genetik yang menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya, anak selalu kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin. Bukan anemia yang umum, karena pada Thalasemia yang berat, anak harus melakukan transfusi darah seumur hidupnya.

Kebayang?

Duh.. :(

Bukan hanya itu, beberapa penyakit juga memang tidak menunjukkan gejala khas, dan hanya bisa diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Apa yang harus disiapkan jika ingin melakukan Premarital Check Up?
Dari materi kemarin sih dikasihnya ada 3 persiapan:
- Puasa 8-14 jam
- Untuk wanita tidak dalam keadaan menstruasi
- Informasikan kepada petugas laboratorium bila mengonsumsi obat atau suplemen tertentu.

Saya tambahin lagi..
-Mental
Tidak lebay rasanya jika saya menambahkan harus adanya kesiapan mental untuk menerima hasil. Tapi bukan berarti harus berpikiran negatif terhadap hasil yang akan didapatkan dari Premarital check up ini. Baiknya hasil tentu akan membawa kebahagiaan dan ketenangan. Buruknya hasil tentu akan makin menguji komitmen dan kesamaan visi bahagia satu sama lain.

- Biaya
Tidak bisa dipungkiri masalah biaya tentu juga akan menjadi pertimbangan. Apalagi menjelang penikahan biaya yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Dengan biaya pemeriksaan yang berkisar di bawah 1 juta untuk Premarital check up laki-laki dan sekitar 1,3 juta untuk perempuan. Ada baiknya biaya sudah dipersiapkan sejak awal.

Kapanpun pembaca mengetahui hal ini tetap saja kalian beruntung, jika belum menikah bisa mempersiapkan diri dan biaya. Jika sudah menikah, info ini bisa diteruskan kepada keluarga maupun anak nantinya.

Ssst.. peserta seminar juga banyak yang sudah menikah lho (bahkan sudah mempunyai cucu), beberapa datang bersama pasangan. Pasangan yang sama-sama aware terhadap masalah kesehatan itu bikin iri gak siiih?? Hihi..


Oh iya, walaupun dianjurkan untuk melakukan Premarital check up 6 bulan sebelum pernikahan, tapi 2 minggu sebelum pernikahanpun menurut pembicara tidak masalah, boleh-boleh saja, hanya saja waktu untuk tindakan pengobatan mungkin menjadi lebih singkat (jika memang ada penyakit ya..).

Intinya saya senang kemarin gak malas-malasan ke seminar, dapat ilmu lagi dari teman-teman Prodia Kendari. Acaranya juga dikemas seru karena banyak menyediakan hadiah bagi para pengunjung. Tidak seperti judul seminarnya yang serius, waktu berjalan tanpa terasa saking serunya acara seminar. :)
Salah satu penerima hadiah dari Prodia Kendari

Jujur saya jadi makin ngeh dengan Premarital check up ini, teman-teman sudah pada tahu kah? Atau sudah pernah tes sebelumnya? Share yuk..


*Special thanks to teman-teman di Prodia Kendari (sekaligus member RFI Kendari). Gratisannya sangat bergizi, apalagi setelah seminar saya ditraktir lagi.. haha..

Read more

20 Feb 2017

Ini Cita-cita Masa Kecilku, Cita-citamu Apa?

Hai.. haiii..

Tidak terasa ya, kita sudah melewati lebih dari setengah jatah bulan Februari. Sudah tanggal 20 teman-teman! Yang gajian awal bulan ini sudah masuk tanggal tua kan ya? Tapi buat yang gajian tanggal 25, ini tanggal tua yang segera disongsong oleh tanggal muda! Haha..

Oke skip.. entah kenapa kepikiran bahas gaji. Wkwk..


Nah, tanggal 20 seperti biasa kami yang tergabung dalam Sultra Blogger Talk akan membahas sebuah tema yang tentunya diputuskan bersama, biar sama-sama punya bahan, karena memang tujuannya menulis secara serempak.

Setelah beberapa kali merapatkan tema agar disepakati, akhirnya kali ini kami memutuskan untuk membahas "Cita-cita Masa Kecil". Entah nih 2 sahabat saya membahas cita-citanya sendiri atau anak-anaknya, berhubung saya masih single sendiri, saya tentunya akan membahas tentang cita-cita saya dong. Kan cita-cita saya seru! *Ngakunya! Hahah

Yuk ah.. mulai saja! Eits.. tapi jangan lupa baca tulisan 2 sahabat saya juga ya..

Saya Ingin Jadi Guru Taman Kanak-kanak

Mulia banget kan ya cita-cita saya yang satu ini? Haha.. Setiap cita-cita umumnya punya alasan. Kalau ada yang menebak saya ingin jadi guru TK karena saya suka sekali dengan anak-anak sesungguhnya hati saya tidak semulia itu (waktu itu lho ya, kalau sekarang Insya Allah diusahakan mulia. Haha).

Jadi alasannya apa?

Karena guru TK itu kuenya banyak!! ((Kuenya banyak)) LOL

Wkwkwk..

Bentar-bentar, saya seriusan ngakak waktu mengakui menulis ini. Iya, alasan saya sesimpel itu. Saat itu saya memang hanya anak-anak yang matanya lekat sekali terhadap kue. Apalagi saat melihat guru taman kanak-kanak saya waktu itu selalu dapat "jatah" kue dari kami, anak didiknya.

Jadi dari rumah, kami dibekali kue dan seringkali kami diberikan lebih agar bisa memberikan juga untuk ibu guru. Bayangkan saja 1 anak memberikan 1 sampai 2 kue, lalu dikalikan dengan jumlah murid saat itu. Ya Allah (saat itu) saya silau dengan banyaknya harta kue yang bisa diperoleh ibu guru dalam 1 hari.

Polos banget sih... Namanya juga anak-anak kan ya, harap maklum kalau alasan dibalik cita-citanya itu simpel, kue.. udah itu ajah! LOL

Setelah cukup dewasa, selain menertawai alasan dibalik cita-cita saya, saya juga sadar bahwa menjadi guru itu tidak mudah, di jenjang manapun itu, semuanya punya peran dan tingkat kesulitannya masing-masing. Begitupun dengan jasa mereka, mereka semua punya peran. Ah.. jadi ingat guru-guru saat TK dulu.. Jadi pengen main ayunan. #Eh

Sudah pada tahu kan kalau cita-cita di masa kecil itu kadang selalu berubah?

Iya, sayapun begitu..


Ingin Jadi Polisi Wanita (Polwan)
Sedikit besar, saat duduk di sekolah dasarlah ya kira-kira. Saya kemudian bercita-cita menjadi polwan. Alasannya? Saya sendiri lupa, apa memang saya bertekad menjadi polwan atau karena malu dengan alasan saya untuk menjadi guru TK dulu. Yang jelas polwan terasa lebih keren.

Ah.. Maafkan anakmu Mama, dari kecil memang visi misinya suka nggak jelas. Huhu..

Entah cita-cita ini bertahan berapa lama, yang jelas saya akhirnya sadar. Sadar bahwa tinggi badan saya yang imut ini (bilangnya imut, gak mau ngaku pendek aja sekalian. :p) tidak akan memenuhi syarat untuk mendaftar menjadi polwan. Hiks..

Pada akhirnya, cita-cita menjadi polwan itu saya kemas rapat dan menghilangkan profesi dari daftar cita-cita saya. Pikiran saya menjadi lebih terbuka saat sudah duduk di bangku SMA. Cita-cita bukan saja tetang profesi, tapi hasil akhir.

Ingin Membahagiakan Orang Tua
Waktu membuat buku kenang-kenangan untuk kelulusan, keinginan itulah yang saya isikan pada isian cita-cita. Mungkin saat SMA saya masih naif, karena sesungguhnya membahagiakan orang tua itulah cita-cita yang paling sulit dicapai. Butuh komitmen seumur hidup dan keikhlasan yang tinggi. Bercita-cita setinggi itu, tapi sejak kecil suka membantah orang tua, apalagi anak cewek kan, ada saja perselisihannya dengan Mama.


Lalu apakah saya menyesal menuliskan cita-cita itu?

Tentu tidak, saya senang punya cita-cita seperti itu. Karena apapun profesi yang diimpikan hasil akhirnya adalah kebahagiaan. Untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Membahagiakan orang tua adalah cita-cita yang harus dicapai selama nafas masih menyatu dengan raga. Pun jika bisa diwujudkan, membahagiakan mereka tidak sebatas saat kita hidup saja.

Membahagiakan orang tua juga bukan berarti harus memberikan hidup yang mewah pada mereka. Bersekolah, kuliah dengan baik sesuai dengan yang mereka usahakan untuk kitapun sudah akan membuat mereka bahagia. Bersosialisasi dengan baik, keluar rumah dengan menjaga nama baik keluargapun membahagiakan bagi mereka. Simpel tapi butuh komitmen. Kalaupun memang kebahagiaan itu tidak akan pernah selesai dan penuh tuntutan, itu karena kebahagiaan itu memang punya nilai eskalasi. Manusia memang tidak akan pernah puas kan ya..

Duh.. Ini temanya cita-cita masa kecil tapi sudah sampai bahas ke cita-cita saat dewasa ya.. Tapi memang sengaja saya hubungkan sih. Selain memang sudah telanjur bahas cita-cita, saya juga ingin mengingatkan bahwa apapun cita-cita yang pernah kita semai di dalam pikiran kita, entah bertahan sejak kecil ataupun kemudian berubah saat menjelang dewasa/dewasa. Benar-benar terwujud atau tidak. Kita tentu sudah dewasa untuk tidak bersedih terhadap cita-cita yang tidak terwujud. Kembali lagi, tujuan akhir dari sebuah cita-cita tetaplah sama; kebahagiaan diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi.

Teman-teman, punya cita-cita apa saat kecil? Apa alasan teman-teman memilih cita-cita itu? Terwujud gak? Yuk share di kolom komentar. ^^

Read more

9 Feb 2017

Maafmu Tak Wujud

Minggu ini tema yang diberikan oleh admin 1 Minggu 1 Cerita lagi-lagi memaksa memori untuk bernostalgia. Temanya susah sih.. Jujur, saya sampai absen menulis untuk Senin sosial karena mentok setelah mengetik beberapa ratus kata. Tapi untungnya sebelum subuh Rabu kemarin tiba-tiba ada inspirasi yang muncul, jadi tinggal memasukkan ide ke draf dan melakukan sedikit edit dan menambahkan penjelasan.

Tidak kalah berat urusannya dengan tema sebelumnya yang bertema kampung halamanku juga keren, tema minggu ini sangat potensial mengangkat luka yang pernah tertoreh di hati, entah mungkin dialami di keadaan sekarang atau di masa yang telah silam. Entah itu pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.

Intronya panjang ya.. jadi temanya apa?

FORGIVENESS.


Forgiveness berarti pengampunan, tapi kok diksinya jadi berat gitu ya kalau bicara pengampunan, jadi mari mengambil arti lain dengan diksi yang familiar dengan kehidupan sehari-hari. Memaafkan.

Berbicara tentang memaafkan, berarti ada hal yang tidak berkenan terjadi kepada kita. Ada ketidaksukaan yang menimbulkan beberapa elemen emosi berupa marah ataupun kecewa membuncah di dalam diri kita, sehingga pada akhirnya kita butuh maaf dan memaafkan. Memberi maaf untuk orang lain dan memberi maaf kepada diri sendiri.

Menuliskan tentang maaf, saya teringat sebuah kisah lama.. maka jadilah puisi ini:

Maafmu Tak Wujud

Maafmu terucap
Tunggal
Tak terselip diantara kalimat
Tapi terdengar pilu diantara tangisan

Maafmu lirih
Diantara isak tangis yang kau cekal
Suaramu berat
Nafasmu tersengguk-sengguk

Itu ketika kau menyesalinya lewat suara
Itu ketika kau mengalirkan maafmu lewat telepon

Lalu kau wujud lagi dalam hariku
Tapi tak kudapati wujud kata itu
Kata yang kau hantar merenggut ibaku
Kata yang kau hantar meluluhkan egoku

Maafmu tak wujud
Tanganmu tak seberat suaramu
Maafmu tak wujud
Tak mengurangi sedikitpun luka di hati dan tubuh ini

Maafmu lagi-lagi tak wujud
Ia hanya terdengar
Sedang kau tahu
Maaf tak hanya diucap

Maafmu tak wujud
Tapi maafku wujud
Aku memaafkanmu
Aku memaafkan diriku sendiri

Maafmu tak wujud
Tapi maafku harus terwujud
Aku pergi
Ini wujud maafku...

Kendari, 8 Februari 2017. 04.30 Pagi

***
Terinspirasi dari kisah lama seorang sahabat, kisah yang mungkin banyak kita temui disekitar kita. Tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang bisa jadi berjalan membaik, tak jarang berujung perpisahan.

Baca juga: Hati yang Lebam

Walau sering kali kita mendengar salah satu dari pasangan mencoba bertahan sekuat tenaga, mencoba meraih "happy ending" yang pasti telah dibayangkannya sebelum menikah.. It just not right.. Tidak jarang juga kita mendengar kisah "bertahan" yang membahagiakan. Keputusan ada di tangan mereka, yang bisa kita lakukan hanya memberi support dan mendoakan segala kemungkinan-kemungkinan terbaik yang izinkan oleh pencipta langit dan bumi.

Beruntung, beberapa kisah yang saya ketahui berjalan membaik. Termasuk puisi ini, memang akhirnya berpisah, tapi rumah tangga yang tumbuh dengan "bumbu" KDRT menurut saya akan lebih membahagiakan saat berpisah. In My Humble Opinion loh ya.. Walaupun saya mengerti alasan "bertahan" itu, kalau baca tulisan "Hati yang Lebam" pasti ngerti.

Lebih jauh, puisi di atas sebetulnya tidak hanya untuk yang mengalami KDRT saja, tapi bisa juga terhubung dengan kejadian-kejadian lain dalam keseharian kita.

Membiarkan orang lain menyakitimu itu tidak mudah, terutama karena kau butuh ruang maaf yang luas, tidak hanya untuk memaafkan orang yang telah menyakiti, tapi juga memaafkan diri sendiri.

Kata maaf bagaimanapun harus terucap, tapi yang tidak kalah penting dari itu adalah bagaimana mewujudkan maaf dalam keseharian. Karena maaf pun seperti cinta, ia butuh pembuktian.


Read more

8 Feb 2017

Membuat Meja Sederhana Menggunakan Besi Siku

Halo.. Rabu Review kali ini bahasannya mengingatkan kemandirian jaman masih jadi anak kost dulu. Kalau bukan karena tuntutan kebutuhan didorong oleh kurangnya biaya, biasanya kita akan malas berbuat ini-itu. Tapi, kalau sudah butuh, dana mepetpun akan diusahakan. Bahkan untuk menghemat biaya tukangpun yang diinginkan bisa dikerjakan sendiri.

Kali ini kerjaannya lebih ke kerjaan cowok sih, bisa untuk menghemat uang pembelian meja. Kalau jago juga bisa jadi tukang aja.. #Eh.. LOL.

Yaudah sih, simak langkah-langkahnya ya..

Besi siku merupakan material yang paling banyak digunakan untuk keperluan-keperluan konstruksi. Hal ini dikarenakan harga jual besi siku relatif murah. Besi siku sendiri sebenarnya juga dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai benda, salah satunya meja.


Selain harga jual besi siku yang relatif murah, besi siku juga terkenal kuat dan tahan lama. Sehingga Besi siku dapat digunakan untuk membuat kerangka meja. Apa saja perlatan dan bahan yang perlu disiapkan untuk membuat meja dengan besi siku, berikut penjelasannya.

Peralatan dan Bahan
1.  Besi siku berukuran 40 mm x 40 mm dengan panjang 3 meter perbatangnya.
2. Triplek tebal dengan ukuran 12 mm
3. Tacon Sheet dengan ketebalan 0,3 (opsional, disarankan menyesuaikan dengan budget yang dimiliki.
4. Lem Fox Cair atau Lem Kuning (1 kg cukup / meja)
5. Baut Tambahan (biasanya 1 meja membutuhkan sekitar 50 baut)

Cara Pembuatan
Adapun langkah - langkah membuat meja menggunakan besi siku diantaranya :
1. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mendesain dulu ukuran meja yang ingin dibuat. Misalnya meja dengan panjang 1 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,75 meter. Dengan ukuran tersebut, maka dibutuhkan
- 4 potongan besi berukuran 75 cm
- 4 potongan besi berukuran 90 cm
- 4 potongan besi berukuran 40 cm
Jangan lupa untuk menghaluskan bagian ujung dari besi siku. Berhati-hatilah juga saat melakukan proses pemotongan. Terlebih saat menggunakan gerinda.


2.  Setelah memotong besi siku sebagai
kerangka, potong juga triplek dengan ukuran :
- 1 meter x 0,5 meter     1 lembar
- 0,7 meter x 0,4 meter     2 lembar
- 0,9 meter x 0,7 meter     1 lembar
Triplek ini nantinya dipakai sebagai penutup kerangka. Berhati - hatilah juga saat memotong tripek.


3. Setelah besi siku dan triplek di potong, selanjutnya rangkai besi siku, sesuai dengan rangkaian yang di gambar sebelumnya. Gunakan plat siku untuk mengunci kuat bagian - bagian sambungannya. Hal ini berfungsi agar rangka meja menjadi lebih kuat.


 4. Setelah dirangkai, pasang dan bautkan juga tripel yang berukuran 1 meter x 0,5 meter pada bagian atas rangka. Bagian ini yang nantinya menjadi tempat untuk menaruh barang.


5. Setelah triplek terpasang, tempelkan Tacon Sheet ke permukaan triplek dan  Tacon Edging pada bagian samping triplek untuk menghindari sudut-sudut tajam dan berbahaya. Tempelkan keduanya dengan menggunakan lem fox cair. Caranya beri lem pada kedua sisi, sisi Tacon sheet dan meja, dan diamkan selama kurang lebih 5 menit. Setelah di diamkan selama 5 menit, kemudian tempel.


6. Selanjutnya pasang juga triplek-triplek lainya pada bagian kiri dan kanan untuk menutup sisi yang lubang. Setelah semuanya dipasang, meja siap digunakan.


Dalam pembuatan meja ini, semakin baik kualitas besi siku yang dipakai, maka semakin kuat juga meja tersebut. Pilihlah besi siku yang tidak hanya memiliki harga jual besi siku murah, namun pastikan kualitasnya juga baik.

Gimana? Tertarik untuk praktek? Saya pengen juga nih kalau bahannya sudah tersedia di depan mata semua. Menantang diri sendiri *Calon Tukang :D

Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...