Akhirnya, Ujian Penyesuaian Ijazah (UPI) selesai juga. Hampir 2 Minggu saya meliburkan diri dari aktifitas-aktifitas yang saya senangi, libur olahraga, libur ngeblog, libur nonton film/reality show (walaupun aktifitas nonton itu kadang dilanggar juga kalau kepala rasanya sudah panas..hehe).
Ngapain libur-libur segala?
Ceritanya sih biar fokus belajar, maklumlah otak sudah karatan trus harus ujian selama 2 hari berturut-turut dengan 6 mata ujian DAN ADA UJIAN STATISTIKANYA PULA!!! Upss.. maaf..tiba-tiba caps lock-nya jebol pas mau bahas statistika. Hahaha...
Ceritanya sih biar fokus belajar, maklumlah otak sudah karatan trus harus ujian selama 2 hari berturut-turut dengan 6 mata ujian DAN ADA UJIAN STATISTIKANYA PULA!!! Upss.. maaf..tiba-tiba caps lock-nya jebol pas mau bahas statistika. Hahaha...
Kenapa harus mengikuti Ujian Penyesuaian Ijazah?
Dalam hal ini banyak kondisi ya, tapi saya terjaring *razia kali ah terjaring.LOL* oleh pasal 10 poin g di dalam PERKA No.48 Tahun 2012. Karena saya memiliki ijazah S1 dan masih berpangkat pengatur tingkat I golongan ruang II/d ke bawah, tepatnya saya masih berpangkat II/c. Makanya harus ikut UPI. Maklumlah, dulu lulus tes CPNS saya baru saja tamat SMA, alhamdulillah bisa membiayai kuliah sendiri. Sekarang berjuang lewat UPI yang diadakan setahun sekali ini, biar gelar bisa terpasang di belakang nama (sekaligus juga naik golongan ke III/a).
Jadi, waktu UPI kemarin ujian apa saja?
Setelah sebelum ujian tertulis ini kami diwajibkan membuat karya ilmiah lebih dahulu, tibalah waktunya kami ujian selama 2 hari berturut-turut. Dan tahun ini kali pertama UPI ini diadakan on-line.
Jadi, waktu UPI kemarin ujian apa saja?
Setelah sebelum ujian tertulis ini kami diwajibkan membuat karya ilmiah lebih dahulu, tibalah waktunya kami ujian selama 2 hari berturut-turut. Dan tahun ini kali pertama UPI ini diadakan on-line.
1. Statistika : 40 nomor (90 menit)
2. Pengetahuan Umum : 45 nomor (60 menit)
3. Pancasila : 45 nomor (60 menit)
Hari kedua:
1. Kemampuan Kuantitatif : 40 nomor (90 menit)
2. Bahasa Inggris : 30 nomor (60 menit)
3. Bahasa Indonesia : 45 nomor (60 menit)
Oh ya, standar kelulusan tiap mata ujian juga beda-beda.
Horror
Ada yang horor saat mengerjakan soal ujian pengetahuan umum kemarin, pertanyaannya jahat-jahat, jauh lebih horror dari segala film horror yang saya tonton selama ini. Oke..oke.. saya paham bahwa kita memang sebaiknya berwawasan luas, tapi range wawasan dan kedetailan jawaban yang diminta itu terlalu luas menurut saya. Benar-benar membuat saya sensitif, baca berita ini, tiba-tiba ingat soal ujian, teman-teman ngomong apa, saya langsung ingat soal ujian lagi, di rumah saat belajar untuk ujian selanjutnya, masih saja teringat kesadisan soal itu. Padahal saya orangnya gampang move on lho...Bhahah..
Saya coba ceritakan detail tentang pertanyaan-pertanyaan yang mengandung "roh jahat" di soal ujian kemarin ya..
- Berapa jumlah penduduk hasil SP (Sensus Penduduk) 2010?
Jawabannya ada 9 digit, pilihan jawabannya ada 4, angkanya mirip-mirip dan semuanya meminta jawaban sampai digit terakhir. Detail bangeeettttt.. salut sama yang bikin soal (T_T). Bikin soal itu gak harus se-horror itu koq mas.. mbak.. Jujur saja waktu bikin pilihan jawaban mas/mbak juga kalau gak copas ya nyontek angka 237.556.363 itu juga kan? Huhh..
- Trus tiba-tiba muncul nama Professor siapaaa gitu, ditanyain beliau guru besar di Universitas mana (dalam negeri). A'elaaahh.. ditanyain nama guru besar di universitas lokal saja saya dan teman-teman dari kabupaten belum tentu tahu.
-Ada juga soal nama air terjun apa sungai di luar negeri sono, ditanyain bukan terletak di benua atau negara mana, tapi sumber airnya... aduuhh.. kalau ada pilihan jawaban "sumber air su jauh" pasti saya pilih jawaban yang itu saking keselnya. (T_T)
Salah 1 soal yang saya sayangkan juga adalah, siapa juara piala dunia pertama. Harusnya tanyain yang tahun 2010 atau 2014 lalu dong! Waktu Jerman sebagai tuan rumah atau saat negara jagoan saya itu akhirnya memegang piala untuk ke 4 kali, atau tanyakan tahun berapa saja Jerman keluar sebagai pemenang di piala dunia, Insya Allah saya tahu! *Egois.Haha..*
Intinya sih ya, pengetahuan itu tergantung dengan kebiasaan dan ketertarikan seseorang. Bukan berarti yang tidak tahu tentang suatu hal kemudian dia bisa dibilang bodoh. Setiap orang bisa belajar, tapi kalau range pertanyaannya seluas itu, saya sepertinya akan menyerah lagi. Kemarin belum cukup 20 menit ujian pengetahuan umum saya sudah keluar, selain karena memang tidak belajar untuk pengetahuan umum(bingung mau belajar apa.haha), ngapain saya lama-lama kalau cuma bakal pusing dan sudah yakin tidak akan bisa menjawab, mending saya belajar untuk mata ujian pancasila berikutnya. Yahh.. walaupun waktu keluar sempat mengungkapkan betapa horrornya soal ujian yang saya baca di layar komputer juga. Rasanya seperti jadi member di Running Man yang name tagnya di sobek oleh anggota aliansi sendiri. I can't believe it!!
Kepanjangan ya jadinya curhatnya?
Sengaja sih, kalau curhat kan gak boleh nanggung yak? Haha.. Kata teman-teman yang juga ikut terheran-heran mendengar ke-horror-an soal ujian kemarin: "Move on Ir". Eh.. mereka gak tahu, saya memang sengaja ingat terus biar feelnya tetap dapet saya menulis. Lebih susah ngumpulin mood menulis daripada move on soalnya. Hehe...
Akhir kata, saya yakin, jawaban asal yang saya isikan saat ujian kemarin pasti membawa saya mengulang beberapa mata ujian, walaupun tetap berharap jawabannya bisa diubah sama guru besar yang muncul di soal kemarin itu. Iya sih, gak mungkin banget.. Haha.. Tetap berusaha pokoknya, unutk perbaikan nasib dan proses belajar juga tentunya. ^^
Akhir kata, saya yakin, jawaban asal yang saya isikan saat ujian kemarin pasti membawa saya mengulang beberapa mata ujian, walaupun tetap berharap jawabannya bisa diubah sama guru besar yang muncul di soal kemarin itu. Iya sih, gak mungkin banget.. Haha.. Tetap berusaha pokoknya, unutk perbaikan nasib dan proses belajar juga tentunya. ^^