20 Mar 2018

Tentang Penghasilan Tambahan

Bekerja bagi perempuan bukanlah hal yang asing lagi. Kalau dulu bekerja identik dengan seragam, saat ini bekerja menjadi hal yang lebih fleksibel, baik dari pakaian, waktu maupun pendapatan.

Kalau dulu kata bekerja diidentikkan dengan seragam berwarna hijau dan kain keki, maka sekarang dengan dasterpun, perempuan sudah bisa memperoleh penghasilan, waktupun begitu, leluasa, sebisanya mau melayani pukul berapa dan bisa disesuaikan juga pendapatannya.

Terinspirasi dari kisah saya sendiri *yaelaahh* saya kemudian ingin bercerita tentang penghasilan tambahan. Ini sih buat trigger post bersama teman-teman di Be Molulo, tapi mungkin bisa menginspirasi teman-teman untuk memulai usaha rumahan dengan seragam daster (tapi kalau yang baca ini laki-laki, dasternya buat wanita aja ya, pliss! 😝) atau untuk menambah penghasilan lagi? Pasalnya semua bisa dijalankan bersamaan, kenapa nggak kan ya? Hehe..


Sebagai ASN bukannya penghasilan saya tidak mencukupi, alhamdulillah rasanya berlebih, tapi mungkin ada bakat hobi berdagang juga kali ya, jadi enjoy banget ngejalaninnya. Apalagi kalau habis jalan ke kota mana gitu, biasanya saya sempatkan belanja untuk keperluan pribadi, keluarga dan untuk dijual. Prinsipnya, biar duit gak hanya keluar aja, tapi ada pemasukan juga. Kurang pintar bagaimana istrinya Abang ini? Hehe..

So, apa saja sih usaha menambah penghasilan yang saya lakukan?

1. Menjual Pakaian dan aksesoris.
Dulu, saat saya masih bekerja di kabupaten, saya punya Online Shop, belanja lewat teman atau melalui 1st hand supplier. Cari supplier juga susah, harus bandingin harga antara supplier satu dengan yang lain. Pas dapat.. Ya gitu.. Kadang bagus kadang dikirim suka-suka (gak sesuai orderan), komplain biasanya gak bisa. Untung gak sering-sering.

Nah, saat pindah di kantor provinsi, OL Shop tidak saya jalankan lagi, jualan secara luring juga nggak lagi. Lama-lama hasrat *ceileh.. Hasraaat 😝* jualan saya keluar lagi, saya mulai dengan barang-barang dengan modal kecil, biasanya sih memang saya suka barangnya, jadi belanja sekalian jualan.. Hihi.. Contohnya bros, yang unik dan kira-kira sesuai dengan selera orang kantor. Hasilnya? Saya dapat bros unik gratis, jualan laris manis, untungnya juga tetap ada. Seneng gak siiih? Haha..

Sampai saat ini, saya juga sudah beberapa kali belanja. Tujuannya agar belanjaan tidak terkena gelombang overload jelang lebaran, selain itu juga untuk mengambil pasar lebih awal. Duh, gimana sih bahasanya, lebih awal memasarkan baranglah yaa.. Jelang lebaran kan orang-orang pasti meningkat minat belanjanya tuh, saya berusaha menarik minat mereka sejak awal, soalnya barang yang saya jual juga bukan pakaian lebaran yang tergolong mewah. Takut barangnya gak habis, modal gak muter. Iya.. Saya masih tipikal hobi jualan, bukan business woman yang gak takut mengambil resiko. Hehe..


Prinsip pertama,
Segala sesuatu butuh usaha 😊

2. Oriflame
Menjadi konsultan oriflame sudah relatif lama saya jalani. Buat jualan aja, pakai sendiri juga tentunya. Emak-emak irit banget yess.. Harga member jadi lebih murah, trus kalau orderan banyak bisa dapat bonus juga. Ini alhamdulillah sering, saya modal nitip katalog doang. Keuntungannya juga lumayan. Lupa sudah berapa tahun, tapi kalau gak salah belum sampai 5 tahun.

Oh ya, saya teringat sebuah kejadian saat jualan Oriflame di kantor, ada yang ngomong gini saat tahu saya yang jualan.

"Jualan? Kan sudah banyak uang di rumahmu (ngomong gitu mungkin karena tahu bapak saya ASN dan ada warung di rumah). Kamu gak dikasih makan Mamamu?" Tanpa ada nada atau mimik becanda sedikitpun. Sinis.

Deg!! Saat itu saya coba menjawab kalem, tapi saya bisa merasakan panas di dada dan wajah saya, mungkin sudah memerah walau tersenyum. Pernyataan yang tidak saya sangka-sangka bisa muncul di muka bumi, menyentuh segala hal yang saya benci. Tidak heran, walaupun hal tersebut tidak membuat saya kemudian surut semangat menambah penghasilannya, tapi kejadiannya tetap teringat jelas.

Ih.. Nyebelin.. Lanjut yukk..

3. Menjual Pulsa dengan Paytren
Hampir sama dengan berjualan Oriflame yang tidak begitu menyita waktu, saya juga berjualan pulsa. Bergabung dengan Paytren yang dulu masih bernama VSI, saat belum ada aplikasi sampai sekarang sudah serba dimanjakan, gak pakai biaya sms lagi. Lumayan kan biaya pulsanya. Hahah..

Berjualan ini saya niatkan untuk membantu orang lain, karena sependek pengetahuan saya, jualan via paytren sudah sekalian bisa sedekah, ya.. walaupun IMHO, harga modalnya lebih mahal dibanding ngambil di tempat lain, tapi selain itu saya juga bisa membantu teman-teman di kantor (atau bahkan keluarga) yang kehabisan pulsa. Bukan hanya saat jam kantor, tapi juga diluar jam kantor. Tidak jarang larut malam atau subuh saya menerima WA atau SMS emergency "Ir, pulsa listrik 100 yaa, listrik sudah habis, saya mau menyetrika!" Haha..

Karena ingat teman-teman (utamanya ibu-ibu, eh.. Emang 95% pelanggan saya buibu sihh 😁), tidak jarang saat sedang tugas ke luar kotapun saya gelisah kalau gak punya deposit pulsa. Takut mereka ngirim pesan SOS dan saya gak bisa penuhi. Kasihan.. Hehe..

Gak nyangka sih jualan pulsa bisa seseru ini. 😂

4. Berpenghasilan dari Blog
Nah, tema ini yang mungkin sering saya iming-imingi ke teman-teman di be Molulo, sesekali juga saya bahas di blog walau tidak secara spesifik.

Bukannya apa-apa, saya sendiri merasakan nikmatnya, walau gak banyak tapi sungguh bisa membuat excited-deg-degan-mengharap-senyum-tegang-lalu senyum-senyum sendiri, kalau diartikan secara jujur, tahapan diatas bisa menjadi senang dapat tawaran kerjasama-deg-degan dan ngarep saat menawar menunggu jawaban tentang fee-dapat fee sesuai tawaran-kepikiran tulisan yang mau dibuat-posting lalu uang masuk rekening. Dududu... Masih banyakan senyumnya kaaan? Haha..

Baca juga: Hobi yang dibayar, Bukankah Itu Mimpi Setiap Orang?

Trust me dehh.. It's fun! Dan saya ingin teman-teman merasakan kesenangan yang sama. 😊

5. Bikin Industri Rumah Tangga
Nah, untuk mengganjilkan, saya tambahin yang masih di angan-angan saya yess..

Saya tuh sebenarnya punya keinginan juga bikin industri rumah tangga. Selain secara ekonomi bisa menambah penghasilan, dalam pemikiran saya, kegiatan ini juga bisa memberdayakan orang lain, dengan gaji tentunya.

Tapii..

Ada tapinya nihh.. Saya belum menemukan--atau mungkin belum memikirkan lebih jauh kali yaa--produk apa yang akan dipilih. Masih sibuk mikirin Survei Biaya Hidup! haha

Udahan ah, itu saja yang bisa saya share, semoga ada manfaatnya. Teman-teman gimana? Punya penghasilan tambahan gak? Atau mau bantuin saya ngasih ide untuk industri rumah tangga? Apa aja boleh.. Share di kolom komentar yess.. 😊

Read more

5 Mar 2018

Perubahan: Dari Sekretaris Kepala Kantor Menjadi Staf Bidang

Tema perubahan dalam grup 1 Minggu 1 Cerita membuat saya terpikirkan perubahan ritme kerja yang saya alami beberapa bulan terakhir. Dari yang sebelumnya boleh dibilang "santai" menjadi ngos-ngosan karena kejar-kejaran dengan pekerjaan.

Hayo kenapa?
Manajemen waktunya gak bagus?


Nope! Nggak yaa.. Ini karena saya yang dulunya seorang Sekretaris Eselon II akhirnya bisa menyematkan gelar SE (walaupun terhitung lama) melalui ujian penyesuaian ijazah lalu kemudian dipindahkan menjadi staf di seksi Neraca Produksi, bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Ada yang berpikir "Nama bidangnya berasa "horor" gak sih?" hihi.. Sebenarnya sama dengan pikiran saya, pekerjaan di bidang itu terhitung asing bagi saya...

Baca Juga:
Tentang Pengumuman Hasil Ujian Penyesuaian Ijazah

Bismillah..
Saya pun meng-iya-kan tawaran dari bagian Tata Usaha. Saya merasa tidak boleh kebanyakan "gaya", sudah diberi pilihan yang baik, masih minta yang lebih lagi. Tahu diri. Saya tahu saya harus belajar banyak lagi, rasanya senada dengan keinginan saya untuk tidak menjadi sekretaris lagi, agar saya belajar lebih banyak, tidak stuck dengan urusan yang itu-itu saja. Oktober 2017 sayapun resmi beralih profesi.

Waktu jadi sekretaris, duduk manis di ruangan ini

Maka perubahan ritme kerjapun terjadi, dari saya yang kebanyakan berada di kantor, mengurusi pimpinan, menjadi tidak ada urusan sama sekali (selain menjalankan kebijakan atau permintaan tolong dari beliau), lalu kemudian sibuk di lapangan mengurusi survei di bidang tempat saya bekerja saat ini, ditambah lagi saya dan beberapa teman diperbantukan untuk menjadi pengawas Survei Biaya Hidup (SBH) 2018. Jadilah ritme kerja mengalun seperti lagu Nina Bobo menjadi lagu In The End-nya Linking Park. *Ketahuan umurnya ya.. hihi.. Atau Icy Girlnya Saweetie deh.. TOP di lagu Doom Dada.. Engap-engap deehh.. Haha..

Dan dengan perubahan yang saya alami, ada sedikit protes sih dari Abang yang pengennya saya duduk bekerja di kantor saja, tidak perlu ke lapangan, takut kecapean. Tapi mau bagaimana lagi, sayapun sudah mendaftar untuk menjadi fungsional, artinya saya harus berburu angka kredit.  Ah.. seandainya saya bisa seperti teman-teman pandai menulis opini di koran, angka kredit mah urusan gampang, poinnya besar cuy.. *Mupeng

Setelah gak jagain meja 😂😂
(Gimana abang gak khawatir kan yee)

Saya bukannya tidak ingin menuruti Abang tercinta selaku imam saya, tapi ini memang pekerjaan saya, gak bantuin SBHpun saya akan diberikan pekerjaan lain, yang memang--kami di kantor Badan Pusat Statistik--tidak akan lepas dari pekerjaan lapangan, kepala bidang dan kepala kantor saja masih ke lapangan, apatah lagi kami yang hanya bawahan ini.

Baca juga: Cerita Sekretaris, Suka Duka Hingga Hal yang Konyol

Lagipula, saya juga mempelajari banyak hal dari hasil perubahan ini, saya belajar lebih banyak tentang kerja tim, maklum yee, waktu jadi sekretaris saya yang kebanyakan mengatur pekerjaan saya sendiri. Lebih banyak menurunkan ego lagi, melakukan hal yang sudah lama tidak saya lakukan, ataui bahkan yang belum pernah saya lakukan seperti menyiapkan bahan rilis atau kenalan dengan 17 kategori penghitungan PDRB yang selama ini terabaikan oleh saya. Pokoknya SAYA BELAJAR BANYAK! Ups.. Jebol capslock-nya.. Hihi..

Inilah salah satu alasan tulisan di blog jadi jarang, mungkin yang belum bisa saya kuasai saat ini adalah mood untuk nge-blog. Mungkin secara tidak sadar fisik saya capek jadi pengennya rebahan sebentar, ditambah sifat suka menunda saya, maka jadilah.. Padahal Abang sudah memafhumi kesenangan nge-blog saya lho, it's me the biggest problem.. Fiuuhh..

Panjang lebar yesss saya curhat menuliskan tentang perubahan ini, intinya saya ingin bilang bahwa pada perubahan itu terdapat kesempatan belajar, walau berat, tapi akan berguna di kemudian hari.

Kalau teman-teman, apa yang berubah di kehidupannya saat ini? Jangan sebut berat badan yess, itu perubahan saya juga.. Hehe.. Share di kolom komentar perubahan yang kamu alami saat ini ya.. ^^

Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...