Pagi itu di grup Asosiasi Ibu Menyusui Indonesi (AIMI) saya baca tentang curhatan seorang ibu menyusui. Ibu hebat itu produksi ASInya wow menurutku, gak bisa dibandingkan dengan pencapaian memerah ASI saya selama ini.
Tapi sekarang produksi ASInya menurun (yeah.. Just like me now), bagusnya dia tahu penyebabnya, dan sayangnya penyebabnya sedih, dia teringat anaknya yang meninggal karena saat itu dia gagal ASIP (don't really know the detail).
Saya yang gak pernah komentar akhirnya buru-buru mengetikkan isi hati. Mostly pujian untuk ibu itu. Kenapa? Karena memang dia ibu yang hebat! Dalam kondisi apapun ibu selalu hebat. Agree?
Baca juga: Stop Mom War, Semua Ibu adalah Pejuang
Tapi sayangnya, banyak yang abai dengan kehebatan dan gejolak -mulai dari hormon hingga berujung pikiran- yang dialami seorang ibu. Kita bicara kondisi sekarang, Ibu menyusui.
Apa sih Istimewanya Menjadi Ibu Menyusui?
Mungkin banyak yang berpikir apa sih istimewanya jadi ibu menyusui? Semua ibu melakukannya, itu kan hak anak, nothing special.
Berkomitmen untuk memberikan ASI pada anak tidak semudah itu Ferguso. Saya gak bicara sebagai keluhan, bukan.. Tapi ingin lebih mengingatkan lagi.. Terutama untuk Suami dan keluarga terdekat, jadilah pemberi dukungan terbaik untuk para ibu menyusui. Mereka lelah, tapi tak mengeluh.. Berikan sedikit saja pujian, it will means a lot. Beside that, they deserve it, right?!
Ibu sih gak gila pujian, tapi sungguh pujian, bantuan, bahkan hanya sekadar menawarkan bantuanpun bisa membuat ibu mewek, merasa didukung. Iya, ini pengalaman pribadi banget...
MengASIhi itu harus keras kepala. Banyak hal yang menjadi tantangan bagi ibu menyusui. Mulai dari ASI yang "dirasa" tidak cukup, puting lecet, luka.. Bener-bener luka karena digigit, mastitis, bayi menolak menyusu, bayi sudah minum banyak tapi ujung-ujungnya gumoh, bayi menyusu tapi harus nempel berjam-jam bahkan seharian, harus pompa ASI di tempat kerja, sudah pompa tapi hasilnya sedikit, pas hasil pompanya banyak malah tumpah, omongan orang dengan segala kepercayaan gak benernya, hantu sufor dan yang paling berat itu kalau ibu sudah baby blues.. huftthh.. Seriusss.. Banyak hal yang melelahkan.. Menyedihkan.. Kalau gak keras kepala, bisa bubar sebelumbuka beha naik panggung. Wkwkwk..
"Bukannya kalau segala sesuatu dijalani dengan ikhlas, semuanya akan terasa ringan?" Aduuhh.. Gemes kalau ada yang menimpali seperti itu. Kami para ibu juga wanita, ingin dimengerti dengar tutur lembut dan laku agung.. Ealahh.. Malah nyanyi.. Wkwk..
Jadi gini Bambang.. Kami para ibu juga manusia, bisa lelah, butuh bantuan fisik maupun finansial, butuh dukungan walau terlihat setrong! Si baby lucu itu memang anak kami, tapi apa bukan anak sesesuami juga? Pliisss pakbapak.. Istrinya didukung, kadang cukup didengarkan saja, dikasih pukpuk saat dia menangis itu sungguh seperti air hangat yang diminum dan mampu membantu produksi ASI.
Tunjukkan kepedulianmu pakkk, jangan mentang-mentang ada ibu atau mertua yang bantuin, anak nangis kejer juga si lelaki yang katanya bapaknya itu malah tetap asyik tidur. Bangun pliiiisss, tanyain kenapa, dampingi dan pastikan kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi. #EhGimana? 😅
Sering-sering baca artikel tentang perkembangan anak ya pak bapak, perlu banget baca ayahasi.id, kan yang wajib mengasuh anak bukan cuma ibunya saja. Bahagianya perempuan itu sebenarnya receh kok.. Perhatian adalah kuntji!
Baca juga: 5 Alasan Ibu Tidak Menitipkan Anak pada Kakek Neneknya
Repot Amat, Kasih Susu Formula aja Biar Bebas
Aduuhh.. Ada rotan yang biasa dipake buat mukul kasur yang dijemur gak seeehh.. Kupengen kasih pukpuk ke orang yang ngomong gitu.
Berbicara tentang kebebasan, memang ibunya kemungkinan besar akan bebas, bisa ganti shift dengan suami untuk kasih minum bayi apalagi saat subuh. Tapi aduhaiii.. Bisa mastitis juga kami kalau ASInya gak dikeluarin, atau dipompa? Kalau bisa Direct Breast Feeding (DBF) aka menyusui langsung kenapa harus dipompa? Apalagi dikasih sufor.. Big No!
Menyusui juga satu bentuk kesyukuran kami lho.. Ada banyak di luaran sana ibu yang mati-matian berusaha agar bisa mengASIhi anaknya, apa kabar kalau saya kemudian memilih kasih sufor saja supaya bebas, gak rempong. Sama sekali gak ada dalam pikiran saya.
"Yaaa, daripada rempong kan?"
Rempong-rempong kayaknya memang sudah bagian dari rumah tangga dehh.. Kalau ngomongin rumah tangga itu kan intinya SALING.. Saling mengerti, saling menyayangi, saling dukung.. Jangan pas leha-leha aja mau, pas urusan rempong diserahkan ke istri semua, di mana salingnya Bambaaaang?
Udah ahh.. Udah cukup panjang lebar kayaknya saya ngomong, padahal sejak awal intinya cuma dukungan, caleg aja didukung, masa istri sendiri nggak sih? 😅
Dan tolong, siapapun kalian yang membaca tulisan saya ini, tolong banget, jadilah bagian dari support system terbaik, tersweet bagi busui dalam lingkungan keluargamu, kalau belum ada, lingkungan pergaulanlah.. Ngomong yang baik-baik, tebarkan energi yang baik. Saya doakan, umur kalian berkah.. Aamiin
Ini jarang-jarang lho tulisan saya ditutup permohonan seperti ini. Gemes banget soalnya... Wkwk..
Yasudahlah.. sudah keluar juga salah satu topik yang menyita perhatian saya ini.. Buat para busui, keep strong! Kita sama-sama belajar, perbanyak baca atau tanya sana-sini, selalu percaya ASImu selalu cukup. *peluk dari jauh*
Ummu Aqif
Read more
Tapi sekarang produksi ASInya menurun (yeah.. Just like me now), bagusnya dia tahu penyebabnya, dan sayangnya penyebabnya sedih, dia teringat anaknya yang meninggal karena saat itu dia gagal ASIP (don't really know the detail).
Saya yang gak pernah komentar akhirnya buru-buru mengetikkan isi hati. Mostly pujian untuk ibu itu. Kenapa? Karena memang dia ibu yang hebat! Dalam kondisi apapun ibu selalu hebat. Agree?
Baca juga: Stop Mom War, Semua Ibu adalah Pejuang
Tapi sayangnya, banyak yang abai dengan kehebatan dan gejolak -mulai dari hormon hingga berujung pikiran- yang dialami seorang ibu. Kita bicara kondisi sekarang, Ibu menyusui.
Apa sih Istimewanya Menjadi Ibu Menyusui?
Mungkin banyak yang berpikir apa sih istimewanya jadi ibu menyusui? Semua ibu melakukannya, itu kan hak anak, nothing special.
Berkomitmen untuk memberikan ASI pada anak tidak semudah itu Ferguso. Saya gak bicara sebagai keluhan, bukan.. Tapi ingin lebih mengingatkan lagi.. Terutama untuk Suami dan keluarga terdekat, jadilah pemberi dukungan terbaik untuk para ibu menyusui. Mereka lelah, tapi tak mengeluh.. Berikan sedikit saja pujian, it will means a lot. Beside that, they deserve it, right?!
Ibu sih gak gila pujian, tapi sungguh pujian, bantuan, bahkan hanya sekadar menawarkan bantuanpun bisa membuat ibu mewek, merasa didukung. Iya, ini pengalaman pribadi banget...
MengASIhi itu harus keras kepala. Banyak hal yang menjadi tantangan bagi ibu menyusui. Mulai dari ASI yang "dirasa" tidak cukup, puting lecet, luka.. Bener-bener luka karena digigit, mastitis, bayi menolak menyusu, bayi sudah minum banyak tapi ujung-ujungnya gumoh, bayi menyusu tapi harus nempel berjam-jam bahkan seharian, harus pompa ASI di tempat kerja, sudah pompa tapi hasilnya sedikit, pas hasil pompanya banyak malah tumpah, omongan orang dengan segala kepercayaan gak benernya, hantu sufor dan yang paling berat itu kalau ibu sudah baby blues.. huftthh.. Seriusss.. Banyak hal yang melelahkan.. Menyedihkan.. Kalau gak keras kepala, bisa bubar sebelum
"Bukannya kalau segala sesuatu dijalani dengan ikhlas, semuanya akan terasa ringan?" Aduuhh.. Gemes kalau ada yang menimpali seperti itu. Kami para ibu juga wanita, ingin dimengerti dengar tutur lembut dan laku agung.. Ealahh.. Malah nyanyi.. Wkwk..
Jadi gini Bambang.. Kami para ibu juga manusia, bisa lelah, butuh bantuan fisik maupun finansial, butuh dukungan walau terlihat setrong! Si baby lucu itu memang anak kami, tapi apa bukan anak sesesuami juga? Pliisss pakbapak.. Istrinya didukung, kadang cukup didengarkan saja, dikasih pukpuk saat dia menangis itu sungguh seperti air hangat yang diminum dan mampu membantu produksi ASI.
Tunjukkan kepedulianmu pakkk, jangan mentang-mentang ada ibu atau mertua yang bantuin, anak nangis kejer juga si lelaki yang katanya bapaknya itu malah tetap asyik tidur. Bangun pliiiisss, tanyain kenapa, dampingi dan pastikan kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi. #EhGimana? 😅
Sering-sering baca artikel tentang perkembangan anak ya pak bapak, perlu banget baca ayahasi.id, kan yang wajib mengasuh anak bukan cuma ibunya saja. Bahagianya perempuan itu sebenarnya receh kok.. Perhatian adalah kuntji!
Baca juga: 5 Alasan Ibu Tidak Menitipkan Anak pada Kakek Neneknya
Repot Amat, Kasih Susu Formula aja Biar Bebas
Aduuhh.. Ada rotan yang biasa dipake buat mukul kasur yang dijemur gak seeehh.. Kupengen kasih pukpuk ke orang yang ngomong gitu.
Berbicara tentang kebebasan, memang ibunya kemungkinan besar akan bebas, bisa ganti shift dengan suami untuk kasih minum bayi apalagi saat subuh. Tapi aduhaiii.. Bisa mastitis juga kami kalau ASInya gak dikeluarin, atau dipompa? Kalau bisa Direct Breast Feeding (DBF) aka menyusui langsung kenapa harus dipompa? Apalagi dikasih sufor.. Big No!
Menyusui juga satu bentuk kesyukuran kami lho.. Ada banyak di luaran sana ibu yang mati-matian berusaha agar bisa mengASIhi anaknya, apa kabar kalau saya kemudian memilih kasih sufor saja supaya bebas, gak rempong. Sama sekali gak ada dalam pikiran saya.
"Yaaa, daripada rempong kan?"
Rempong-rempong kayaknya memang sudah bagian dari rumah tangga dehh.. Kalau ngomongin rumah tangga itu kan intinya SALING.. Saling mengerti, saling menyayangi, saling dukung.. Jangan pas leha-leha aja mau, pas urusan rempong diserahkan ke istri semua, di mana salingnya Bambaaaang?
Udah ahh.. Udah cukup panjang lebar kayaknya saya ngomong, padahal sejak awal intinya cuma dukungan, caleg aja didukung, masa istri sendiri nggak sih? 😅
Dan tolong, siapapun kalian yang membaca tulisan saya ini, tolong banget, jadilah bagian dari support system terbaik, tersweet bagi busui dalam lingkungan keluargamu, kalau belum ada, lingkungan pergaulanlah.. Ngomong yang baik-baik, tebarkan energi yang baik. Saya doakan, umur kalian berkah.. Aamiin
Ini jarang-jarang lho tulisan saya ditutup permohonan seperti ini. Gemes banget soalnya... Wkwk..
Yasudahlah.. sudah keluar juga salah satu topik yang menyita perhatian saya ini.. Buat para busui, keep strong! Kita sama-sama belajar, perbanyak baca atau tanya sana-sini, selalu percaya ASImu selalu cukup. *peluk dari jauh*
Ummu Aqif