4 Nov 2019

Wahai Para Suami, Dukung Istrimu Memberikan ASI Eksklusif

Pagi itu di grup Asosiasi Ibu Menyusui Indonesi (AIMI) saya baca tentang curhatan seorang ibu menyusui. Ibu hebat itu produksi ASInya wow menurutku, gak bisa dibandingkan dengan pencapaian memerah ASI saya selama ini.

Tapi sekarang produksi ASInya menurun (yeah.. Just like me now), bagusnya dia tahu penyebabnya, dan sayangnya penyebabnya sedih, dia teringat anaknya yang meninggal karena saat itu dia gagal ASIP (don't really know the detail).

Saya yang gak pernah komentar akhirnya buru-buru mengetikkan isi hati. Mostly pujian untuk ibu itu. Kenapa? Karena memang dia ibu yang hebat! Dalam kondisi apapun ibu selalu hebat. Agree?

Baca juga: Stop Mom War, Semua Ibu adalah Pejuang

Tapi sayangnya, banyak yang abai dengan kehebatan dan gejolak -mulai dari hormon hingga berujung pikiran- yang dialami seorang ibu. Kita bicara kondisi sekarang, Ibu menyusui.


Apa sih Istimewanya Menjadi Ibu Menyusui?

Mungkin banyak yang berpikir apa sih istimewanya jadi ibu menyusui? Semua ibu melakukannya, itu kan hak anak, nothing special.

Berkomitmen untuk memberikan ASI pada anak tidak semudah itu Ferguso. Saya gak bicara sebagai keluhan, bukan.. Tapi ingin lebih mengingatkan lagi.. Terutama untuk Suami dan keluarga terdekat, jadilah pemberi dukungan terbaik untuk para ibu menyusui. Mereka lelah, tapi tak mengeluh.. Berikan sedikit saja pujian, it will means a lot. Beside that, they deserve it, right?!

Ibu sih gak gila pujian, tapi sungguh pujian, bantuan, bahkan hanya sekadar menawarkan bantuanpun bisa membuat ibu mewek, merasa didukung. Iya, ini pengalaman pribadi banget...

MengASIhi itu harus keras kepala. Banyak hal yang menjadi tantangan bagi ibu menyusui. Mulai dari ASI yang "dirasa" tidak cukup, puting lecet, luka.. Bener-bener luka karena digigit, mastitis, bayi menolak menyusu, bayi sudah minum banyak tapi ujung-ujungnya gumoh, bayi menyusu tapi harus nempel berjam-jam bahkan seharian, harus pompa ASI di tempat kerja, sudah pompa tapi hasilnya sedikit, pas hasil pompanya banyak malah tumpah, omongan orang dengan segala kepercayaan gak benernya, hantu sufor dan yang paling berat itu kalau ibu sudah baby blues.. huftthh.. Seriusss.. Banyak hal yang melelahkan.. Menyedihkan.. Kalau gak keras kepala, bisa bubar sebelum buka beha naik panggung. Wkwkwk..

"Bukannya kalau segala sesuatu dijalani dengan ikhlas, semuanya akan terasa ringan?" Aduuhh.. Gemes kalau ada yang menimpali seperti itu. Kami para ibu juga wanita, ingin dimengerti dengar tutur lembut dan laku agung.. Ealahh.. Malah nyanyi.. Wkwk..

Jadi gini Bambang.. Kami para ibu juga manusia, bisa lelah, butuh bantuan fisik maupun finansial, butuh dukungan walau terlihat setrong! Si baby lucu itu memang anak kami, tapi apa bukan anak sesesuami juga? Pliisss pakbapak.. Istrinya didukung, kadang cukup didengarkan saja, dikasih pukpuk saat dia menangis itu sungguh seperti air hangat yang diminum dan mampu membantu produksi ASI.

Tunjukkan kepedulianmu pakkk, jangan mentang-mentang ada ibu atau mertua yang bantuin, anak nangis kejer juga si lelaki yang katanya bapaknya itu malah tetap asyik tidur. Bangun pliiiisss, tanyain kenapa, dampingi dan pastikan kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi. #EhGimana? 😅

Sering-sering baca artikel tentang perkembangan anak ya pak bapak, perlu banget baca ayahasi.id, kan yang wajib mengasuh anak bukan cuma ibunya saja. Bahagianya perempuan itu sebenarnya receh kok.. Perhatian adalah kuntji!

Baca juga: 5 Alasan Ibu Tidak Menitipkan Anak pada Kakek Neneknya

Repot Amat, Kasih Susu Formula aja Biar Bebas

Aduuhh.. Ada rotan yang biasa dipake buat mukul kasur yang dijemur gak seeehh.. Kupengen kasih pukpuk ke orang yang ngomong gitu.

Berbicara tentang kebebasan, memang ibunya kemungkinan besar akan bebas, bisa ganti shift dengan suami untuk kasih minum bayi apalagi saat subuh. Tapi aduhaiii.. Bisa mastitis juga kami kalau ASInya gak dikeluarin, atau dipompa? Kalau bisa Direct Breast Feeding (DBF) aka menyusui langsung kenapa harus dipompa? Apalagi dikasih sufor.. Big No!

Menyusui juga satu bentuk kesyukuran kami lho.. Ada banyak di luaran sana ibu yang mati-matian berusaha agar bisa mengASIhi anaknya, apa kabar kalau saya kemudian memilih kasih sufor saja supaya bebas, gak rempong. Sama sekali gak ada dalam pikiran saya.

"Yaaa, daripada rempong kan?"

Rempong-rempong kayaknya memang sudah bagian dari rumah tangga dehh.. Kalau ngomongin rumah tangga itu kan intinya SALING.. Saling mengerti, saling menyayangi, saling dukung.. Jangan pas leha-leha aja mau, pas urusan rempong diserahkan ke istri semua, di mana salingnya Bambaaaang?

Udah ahh.. Udah cukup panjang lebar kayaknya saya ngomong, padahal sejak awal intinya cuma dukungan, caleg aja didukung, masa istri sendiri nggak sih? 😅
Dan tolong, siapapun kalian yang membaca tulisan saya ini, tolong banget, jadilah bagian dari support system terbaik, tersweet bagi busui dalam lingkungan keluargamu, kalau belum ada, lingkungan pergaulanlah.. Ngomong yang baik-baik, tebarkan energi yang baik. Saya doakan, umur kalian berkah.. Aamiin

Ini jarang-jarang lho tulisan saya ditutup permohonan seperti ini. Gemes banget soalnya... Wkwk..

Yasudahlah.. sudah keluar juga salah satu topik yang menyita perhatian saya ini.. Buat para busui, keep strong! Kita sama-sama belajar, perbanyak baca atau tanya sana-sini, selalu percaya ASImu selalu cukup. *peluk dari jauh*

Ummu Aqif
Read more

20 Jul 2019

Kamu (masih) Bahagiaku

Mereka menyelamatimu karena bertambah usia..
Aku di sini bersedih karena artinya telah berkurang lagi umurmu di dunia ini..

Tapi kalau harus merayakan
Sungguh telah kurayakan sejak dini
Jauh sebelum orang-orang menyelamatimu
Hadiahpun kusiapkan jauh sebelum orang-orang melihat pengingat ulang tahunmu di media sosial

Kalau kau mau tahu
Cara merayakanku qadarullah cukup unik
Sejak subuh gelap dan hawa dingin masih menusuk
Sudah kuisap lendir di hidung anak bayimu ini

Maaf,  ku tak lagi sempat meneleponmu dengan suara manja menggemaskan ala anak remaja
Kusibuk menenangkan anak bayimu yang rewel
Kujuga sibuk menyeka lendir yang mengalir dari hidungnya
Yang herannya ia semakin rewel seolah tak rela lendirnya itu diambil

Kalau kuingat betapa terkurasnya emosi
Kalau kungat lelahnya merawat bayi yang sedang rewel nan demam ini tanpamu
Rasanya kuingin menukar hadiah yang sudah kusiapkan sejak lama
Kuganti saja dengan tumpukan tisyu penuh lendir dari hidung anak bayimu ini 😝

Tapi kubukan anak remaja yang hanya membayangkan indahnya pernikahan saja
Kutahu pahit dan getirnya
Kunikmati suka dan bahagianya
Maka hari inipun tak berubah

Judul puisiku masih sama
Kamu (masih) bahagiaku 🤗


Tak perlu kutulis doa dalam bait
Sudah kulangitkan ia pada pemilik hayat
Dimanapun kuingat kamu
Hanya doa kebaikan tercipta untukmu

Kendari, 20 Juli 2019 (13.56 wita)
Read more

16 Jul 2019

Episode Baru LDM: Sungguminasa

Long Distance Relationship (LDR) atau yang lebih suka saya sebut sebagai Long Distance Marriage (karena statusnya sudah jelas..wkwk) sebenarnya bukan hal yang baru dalam pernikahan kami. Latar belakang pekerjaan suami yang bekerja di sebuah organisasi yang dinamis membuat keluarga kami harus siap dengan segala kemungkinan pindah.

Tapi saya percaya, bahwa setiap penetapan melalui Surat Keputusan yang di dalamnya tercantum nama suami, akan mempunyai episode, rasa dan ceritanya masing-masing.

Termasuk saat suami menelepon saya 8 Juli kemarin.. Saat dimana Episode baru LDM kami kemudian dimulai..

Hari itu cukup hectic, saya yang sedang izin untuk mengantar Aqif ke posyandu dan mengurus makanan menu 4 bintang pertamanya dibuat kaget dengan kabar kelulusan suami.

Suaranya pelan diujung telepon, antara senang dengan pencapaian suami yang hanya coba-coba mengikuti tes, penempatannya tidak jauh seperti yang kami takutkan, atau harus sedih karena waktu keberangkatan yang begitu mendadak. Tidak ada tawar-menawar, besok (9/7/19) suami sudah harus berangkat menuju Sungguminasa. SHOCK!


Ya, walaupun di telepon saya tetap mengucap Alhamdulillah, tapi saya tidak bisa berbohong dan menyembunyikan rasa kaget saya. Saya coba berpikir panjang dan mencari celah agar rasa syukurlah yang mendominasi.

Hebatnya pikiran saya, saya masih sempat berpikir memback up kegiatan saya besok yang harusnya mendata di lapangan tapi yakin pasti akan tersita dengan aktivitas packing dan mengantar suami ke bandara.

Beruntung saya berhasil melakukan wawancara untuk 3 usaha dalam waktu yang cukup singkat dalam cuaca yang cukup mendung. Alhamdulillah Allah mudahkan.

Menjelang Magrib suamipun pulang, membawa segala harta bendanya yang ada di kantor dan dari mobil dinas. Dan runtuhlah sudah ketegaran yang coba saya bangun saat melihat suami menggendong Aqif dengan wajah sedih dan tatapannya yang entah dilayangkannya ke mana. Saya hanya bisa menghibur dan pastinya ikutan mewek... 😥

Benar kami tahu suatu saat akan ada kepindahan dan LDM seperti ini, tapi entahlah, kami mungkin tidak pernah benar-benar siap, semuanya masih terasa mengejutkan. Hati kami tidak pernah kami siapkan, terutama dalam waktu secepat ini.

Malam itu juga, kami adakan makan malam dadakan, mertua dan bapak saya yang sangat susah diajak makan di luar rumah, Alhamdulillah sangat kooperatif dengan sedikit bujukan. Kami makan bersama, mencoba membangun kebersamaan yang entah kapan bisa seramai malam itu lagi, minus adik ipar dan keluarga kecilnya.


Keesokan harinya, sejak pagi kami sibuk packing, saya ke kantor sebentar untuk handkey, kebetulan hari itu jadwal saya untuk ke lapangan, jadi tidak wajib stay di kantor. Kewajiban sudah saya siasati kemarin, saya bisa fokus untuk galau mengantar hari ini.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal selain kenangan di rumah, sebagian barang-barang keperluan milik suamipun dimasukkan ke mobil. Kami menuju bandara dengan perasaan yang bercampur aduk.

Saya sudah berpikir mengatur siasat dalam memutus rantai panjang rindu nanti, kemungkinan terbaik dari segi waktu adalah saya dan Aqif yang berangkat ke Makassar. Masalah uang dan kesiapan Aqif akan dipikirkan belakangan. Sungguh kesempatan ini sudah cukup mengangkat sedikit remahan galau dalam skenario penuntasan rindu.

Cukup cepat kami tiba di bandara. Setelah melakukan check inn, suami dan rekannya keluar lagi. Kami bercengkrama mencoba berquality time sebaik mungkin. Saya masih mencoba tegar dengan melakukan senyum palsu melalui selfie.

Waktu semakin sempit, mau tidak mau suami harus pamit untuk menuju ke ruang tunggu. Saya mewek lagi melihat suami yang membuang nafas panjang saat harus melepas Aqif. What a heartbreaking moment. 😞

Malam menjelang tidur, saya siapkan gambar untuk diposting di Instagram, untuk mengenang momen shock ini, tapi ternyata saya malah sudah tidak bisa berpalsu-palsu lagi. Saya memang tidak perlu pura-pura tegar lagi di depan suami dan keluarga, hanya ada Aqif yang tertidur. Saya sudah bebas berekspresi menumpahkan kegalauan... Besoknya mata bengkak dong! Wkwk..

Dan sekarang, beberapa hari sudah berlalu, rasanya masih saja ada yang hilang, teringat di bandara, saya sudah menghitung kemungkinan untung rugi jika suami harus pulang, Makassar-Kendari memang tidak begitu jauh jarak tempuhnya melalui pesawat, tapi jika harus pulang Sabtu dan kembali hari Minggu, rasanya terlalu cepat.

Saya cek lagi jadwal penerbangan di aplikasi Pegipegi. Sudah agak turun sih ya harganya, dan ada jadwal penerbangan yang mendukung saya jika harus berangkat malam hari.

Tau diri dong saya, bukibuk bawa bayi dan jika ingin pergi bersama, mau tidak mau harus ada bagasi. Saya cek tiket pesawat citilink, duh lumayan banget apalagi kalau sudah dipotong diskon gede yang ditawarkan pegi-pegi. Beneran gak nyangka diskonnya sebesar itu, enak bangetlah kalau mau beli tiket pesawat online.


Dan waktu ngecek-ngecek harga tiket pesawat, saya menemukan keunggulan aplikasi terbaru pegipegi ini, apa coba? Tuh, titik 3 di sudut kanan atas. Itu memudahkan banget kalau ingin melihat kode promosi yang mungkin lupa dicopy. Nyenengin bangetlah kalau mau merencanakan perjalanan pakai pegi-pegi.

Soon, Insyaallah segera ketemu lagi ya Beb, Aqif juga rindu, sejak ditinggal tidur malamnya tidak senyenyak biasanya. Tidur siang juga berantakan. Ngaruh di baby juga ternyata LDM itu.. Pengaruh di emaknya mah jangan ditanya.. Huhu..

Teman-teman ada yang LDM juga? Sharing cerita dooongg..
Read more

1 Jul 2019

Drama Penentuan Hari Perkiraan Lahir (HPL)

Hellooo.. Ibu baru ini kembali menyapa sambil bersih-bersih sarang laba-laba di blog. Hihi..

Harap maklum, kesempatan menulis kegencet urusan domestik dan usaha untuk menjadi wanita kuarier yang gak nyusahin teman sesama staf.. (yeah.. I think i have to tjurhat in this blog about my guilty feeling.. Soon, maybe? 😝).

Oke, kita fokus pada drama penentuan HPL dulu yess.. Seperti yang teman saya bilang di kolom komentar postingan berjudul Kehamilan Trisemester Ketiga, si bayik sudah mau MPASI dan cerita drama melahirkan yang ditunggu-tunggu itu belum juga terkuak itu belum juga saya ceritakan. I have to write it, ASAP!

Kenapa temen saya melit (kepo) banget? Entahlah, dia dan banyak orang mungkin tidak menyangka bahwa harus melalui 2 kali induksi. Jangankan mereka, saya saja terkejoet terheran-heran.. Wkwk.. Tapi apapun itu, skenario dari Allah tidak bisa diprediksi, all we have to do are.. Berdoa, berusaha dan BROJOL sesuai keyakinan masing-masing! 😅

Iya kan? Bahkan pada suatu titik yang telah kita usahakan, kalau keadaan tidak memungkinkan, mau tidak mau kita harus menyerah pada keadaan, seperti yang saya rasakan, NYARIS!!!

Yuks mulai..


Drama Penentuan HPL
Sebagai seorang bumil (pada waktu itu), saya tentu saja banyak mencari referensi melalui internet, terlebih lagi pengalaman dari teman-teman yang sudah melahirkan, baik yang berada pada satu satuan kerja dengan saya, ataupun yang berada di pulau lain. Pengalaman dari dokter ini, inu, dan itu.

-Dokter S-
Dokter S adalah dokter yang selama hamil rutin saya kunjungi, sejak usia kandungan 8 bulan, beliau memberikan tanggal 1 Januari 2019 sebagai HPL saat saya meminta surat keterangan untuk kelengkapan pengajuan cuti di kantor.

Wah.. Tanggal cantik banget, tapi juga mengkhawatirkan karena pada saat itu adalah hari libur, takut nakes dan orang-orang yang terlibat malah sedang susah dihubungi atau apalah..

-Dokter A-
Karena saya berencana melahirkan di rumah sakit lain di Kota Kendari, saya kemudian mencoba memeriksakan diri pada dokter kandungan yang diketahui bekerja sama dengan rumah sakit tersebut.

Tempat prakteknya juga di RS tersebut. Pengalaman pertama di bagian registrasi sudah kurang mengenakkan, tapi namanya kita lagi butuh ye kan? Jadi disabar-sabarin.. Fiuhh..

Tiba saatnya saya diperiksa, dokter langsung menyatakan bahwa HPL saya sudah tinggal menunggu waktu, rentangnya 1 - 15 Desember 2018. Sontak saya dan suami langsung beradu pandang *yaelah, kek sinetron yak?! 😆* pikiran saya kemudian melayang memikirkan pekerjaan saya yang masih banyak di waiting list. 😅

Next.. Saya tentu saja jadi galau dan mencari third opinion..

-Dokter I-
Nah, di tengah kegalauan hati tentang second opinion yang tak beririsan bagai diagram venn itu, saya tidak sengaja dapat info bahwa dokter I juga bekerja sama dengan RS yang ingin saya gunakan untuk melahirkan.

Oke fix, dapat waktu yang cocok untuk periksa, sayapun merasa cocok dengan dokter I. HPL dari dokter I adalah tanggal 25 Desember 2018. Alamak nakk.. Kamu suka sekali hari libur yak? Hihi..

Sejak usia kandungan 9 bulan, setiap minggu saya memang memeriksakan kandungan. Mungkin kunjungan ketiga atau keempat saya mulai kabur lagi dari dokter I. Kenapa? Karena menurut hasil pemeriksaan dokter I, ketuban saya mulai keruh, paling lambat tanggal 26 Desember saya sudah harus "menyerahkan diri" dengan atau tanpa rasa sakit. Pilihannya adalah induksi.

Duhh.. Sudah sering deh dengar cerita sakitnya induksi, saya gak mau, lebih-lebih orang tua saya yang menginginkan saya melahirkan dengan cara alami, gak pake diinduksi aka dirangsang terlebih dahulu.

Maka kembalilah saya ke dokter S..

Dokter S bilang, kalau keruh sih nggak ya.. Dalam rentang waktu 1 sampai 3 hari dari waktu pemeriksaan kondisi bayi dan ketuban masih aman, saya tidak lupa untuk menanyakan kemungkinan melahirkan secara normal, dan dokter memberi sinyal operasi karena kondisi bayi yang besar. OMG!

Saya kabur lagi dong.. Induksi aja tak rela apalagi harus Sesar..Wkwk 😅

Tidak menunggu lama, keesokan harinya saya langsung ke dokter L

-Dokter L-
Sudah banyak yang bilang bahwa dokter L bagus, tapi karena rumah sakit tempat beliau kerja bukan tujuan saya, jadi tidak saya lirik sama sekali. Baru kemudian saat mencari (udah berapa nih? 😅) third opinion yak? Saya akhirnya mengantri untuk diperiksa.

Kesan pertama enak banget, dokternya lembut dan menjelaskannya sabar, gak buru-buru, dan yang paling penting, sangat menenangkan sekali.

Hasil pemeriksaan beliau bilangnya ketuban memang keruh, tapi bisa jadi karena kulit bayi atau hal lainnya. Ahayyyy... Dari sini niat untuk menunggu rasa sakit alami yang datang itu makin mantap! Kami sekeluarga lega karena dokter S bilang masih bisa menunggu sampai tanggal 10 Januari.😊

Seminggu berlalu, saya masih belum merasakan sakit apapun, sampai pada tanggal 3 Januari jelang Magrib saya mulai merasakan sakit, semakin lama makin sakit, orang tua bilangnya belum, pembukaannya masih kecil, apalagi anak pertama gitu, masih "cari jalan" istilahnya.

Sampai tengah malam saya tetap tidak bisa tidur, meringis kesakitan terus, orang rumah siaga, sekitar pukul 1 tengah malam, kami akhirnya memutuskan ke rumah sakit dengan bekal surat rujukan dari faskes tingkat I yang sudah kami persiapkan. Sesampainya di rumah sakit, ternyata surat rujukan dari faskes tingkat I yang sudah kami siapkan salah!

What The ...¥£€¢¤π©®!!

Bersambung

Note:
Berdasarkan pengalaman dan hasil nanya-nanya ke teman-teman, HPL (seperti juga namanya perkiraan) memang hanyalah perkiraan dari dokter saja, hanya rentang waktu, bisa jadi lahirannya lebih cepat, bisa jadi lahirannya lebih lama dari HPL, bahkan ada yang bisa tepat. Tinggal gimana tanda-tanda alam itu muncul aja sih.. Semua kembali pada ketetapan Allah, dokter hanya menganalisa melalui keilmuan yang dimiliki.

Makanya, kalau kebetulan kamu yang baca ini juga sekota dengan saya, jangan menganggap saya menjelekkan dokter ini atau itu.. Semuanya punya keunggulan masing-masing, bukankan dokter itu seperti penjahit? Cocok-cocokan seyyy.. Kamu cocok di dokter ini, belum tentu saya cocok di dokter yang sama. Begitupun sebaliknya. 😊

Daan.. Kalau kamu yang membaca juga galau seperti saya (menentukan HPL), tetap berpikir positif dan pilih deh yang mana yang kamu yakini, ini kalau mau nunggu tanda-tanda alami ya.. kalau mau sesar mah bebas, tinggal cari tanggal cantik berikut persiapan yang sudah oke juga. 😆

Kalau kamu kepo sama cerita kehamilan saya, nih saya kasih linknya :D :
Kehamilan Trisemester Pertama
Kehamilan trisemester kedua
Link semester ketiga ada di awal tulisan yess..

Buibuk ada yang punya pengalaman serupa dalam menentukan HPL? Share di kolom komentar ya..

Read more

13 May 2019

Kehamilan Trisemester Ketiga

Hellooooo...

Tulisan berseri ini sepertinya kurang afdal kalau tidak saya selesaikan, walaupun sudah banyak lupanya. Ya maklum.. Mungkin tergerus oleh galau menetukan HPL, galau mengikuti HPL yang berbeda-beda dari dokter, atau hilang semua saat menahan sakit induksi..

Aahh.. Jadi spoiler kan..huhu..

Jadi sebisa mungkin tulisan seri kehamilan ini saya lanjutkan, bukan hanya buat nambahin tulisan di blog aja, tapi juga untuk pengingat saya yang pelupanya aduhai ini..

Akhirnya tulisan tentang kehamilan trisemester pertama dan kehamilan trisemester kedua ada lanjutannya juga, terharuuu..

Let's start 😊


Bulan Ketujuh Kehamilan
Kehamilan bulan ketujuh rasanya gak banyak hal yang baru selain sudah mulai sesak tidur telentang. Memang sih, dokter menyarankan untuk tidur menyamping terutama menghadap ke sebelah kiri, kanan boleh, tapi jangan lama-lama, telentang sifatnya terlarang karena bisa menghambat supply nurisi dari ibu ke bayi.

Padahal, kalau ngikutin sebelum-sebelumnya nih, saya lebih nyaman tidur telentang. Walaupun saat mulai tidur dipaksakan untuk menghadap ke kiri dan ke kanan, ujung-ujungnya pas bangun atau terbangun, ya dalam posisi telentang juga. Hehe..

Diusia kehamilan ini saya juga masih rutin memeriksakan diri ke dokter, USG untuk memantau kondisi bayi. Saya lupa kapan tepatnya USG 3 Dimensi (3D), sepertinya dibulan ini. Katanya sih memang usia kandungan yang ideal untuk melakukan USG 3D, sebelum si bayi menyembunyikan identitasnya wajahnya alias sudah mulai ngambil posisi sujud.

Bulan Kedelapan Kehamilan
Bulan kedelapan ini sudah mulai merisaukan posisi kepala bayi yang sejak bulan ketujuh sudah ada di bawah, tapi belum juga mulai turun. Dari beberapa kali pemeriksaan ada kerisauan tentang tali pusar yang melilit juga (bulan ketujuh) tapi dari hasil USG bulan kedelapan ini, dokter bilang sudah tidak lagi ada lilitan. Pakai cara ngomong ke janin, entah emang ngaruh apa nggak. Biasa, hasil searching di internet. 😅

Bulan Kesembilan Kehamilan
Bulan puncaknya kehamilan, karena dibulan ini segala rasa was-was muncul. Harusnya begini-begitu, harusnya ini-itu, segala hal seperti sebuah target yang harus dicapai.

Dimulai dari posisi kepala janin yang Alhamdulillah sejak akhir bulan kehamilan sudah mulai berada di bawah. Kemudian dilanjutkan dengan kepala bayi yang tidak kunjung turun memasuki pinggul. Walaupun aktivitas yang disarankan seperti banyak jalan pagi dan naik turun tangga sudah saya rutinkan, kepala janin tidak juga kunjung masuk ke pinggul. Ini jadi perhatian banget karna target saya adalah melahirkan normal. Tapi kalau teman saya waktu itu bilangnya dia juga gitu sih (sudah melahirkan 3 anak secara normal), kepala janinnya turun sesaat sebelum bayi lahir. Gak perlu jadi beban pikiran, tapi ya.. Tetap sajaaaa.. Huhu..

Hal yang juga menyita banyak pikiran saya adalah Hari Perkiraan Lahir atau yang sering disingkat HPL, karena terkait erat dengan penentuan tanggal cuti. Ternyata semakin banyak mengunjungi dokter, saya semakin bingung, berharap mendapati perkiraan yang saling menguatkan, ternyata malah kebanyakan beda, bahkan ada yang melesat jauh dari HPL lain. Huahhh..

Di bulan kesembilan ini tidur malam semakin berkurang, sementara yang saya baca untuk balas dendam tidur di waktu pagi (yang mengalami pasti tau, pagi itu bakal ngantuk banget karena semalaman udah begadang) sebaiknya dihindari, karena memang ada efek buruknya secara medis. Siang juga sedikit saya kurangi dengan tetap mengikuti aktivitas luar rumah dihari libur.

Mama ingin saya melahirkan di rumah sakit yang berbeda dengan tempat saya sering kontrol, maka memasuki bulan kesembilan juga, saya mulai "kenalan" dengan dokter ahli kandungan yang baru.

Sementara itu, berat badan bayi terus bertambah secara konsisten setiap minggunya. Dokter yang saya temui setiap minggu itu sudah memberi batasan, paling lambat tanggal 26 Desember sudah harus masuk ke rumah sakit, dalam keadaan sakit (sudah ada pembukaan) ataupun tidak.

Galau..

Bersambung di tulisan berikutnya ya.. Harus banget ditulis tersendiri.. Hehe

Read more

25 Mar 2019

HONOR 8A, Siap Memanjakan Telinga Para Penikmat Musik dengan Harga Terjangkau!

Minggu ketiga di bulan Maret, biasanya yang bekerja di kantor masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang sudah rutin sejak tahun sebelumnya atau mungkin sibuk mempelajari pekerjaan baru. Itu yang kantoran.. Kalau Yang belum bekerja di kantor lain lagi ceritanya, bisa jadi sedang mengerjakan tugas kampus, berburu ((berburu)) dosen, atau jodoh? Hehe.. apapun itu, semoga semua dilancarkan ya.. Tercapai target dan usaha yang dilakukan dapat berbuah manis.. Aamiin..

Berbicara tentang perbedaan kegiatan di atas, ada satu hal yang sangat mungkin menjadi kesamaan semua orang, apapun pekerjaannya, aktifitasnya, ataupun jenis kelaminnya, hampir bisa dipastikan musik akan menjadi teman melewati masa-masa bahagia, sedih, dalam perjalanan atau sedang serius bekerja apalagi kalau mengantuk. Hehe.. Yang terakhir itu sih saya banget.. :D

Iya, apalagi kalau saya ingin konsen mengerjakan sesuatu, di kantor saya akan pasang headset, putar musik dan memasuki dunia yang saya ciptakan sendiri, dunia yang shantayyy walaupun dikejar deadline. *Halahh.. :D

Ngomong-ngomong soal musik, ini ada kabar gembira untuk penikmat musik. Ada smartphone dari Honor, yaitu Honor 8A yang siap memanjakan telinga para penikmat musik dengan harga terjangkau! Secara ya.. kita kemana-mana kan bawa smartphone ya.. Ibarat kata, lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone. Saking butuhnya kita sama benda yang satu itu, iya gak?

Udah deh gak usah panjang lebar, kita jembrengin aja si Honor 8A ini, sehebat apa sih dia? :D

HONOR 8A
Honor 8A dilempar ke pasaran pada saat yang bersamaan dengan HONOR 10 Lite, berbeda dengan Honor 10 Lite yang diperuntukkan untuk mereka yang ekspresif, aktif dan percaya diri, HONOR 8A hadir dengan keunggulan suara, tentu saja untuk mereka yang menikmati musik. Duh, ngomong-ngomong tentang mereka, saya kok merasa semuanya diperuntukkan untuk saya ya? Maruk!! hahah..

Berbicara soal musik pada smartphone, pastinya ada 3 hal yang harus mendukung, yaitu pelantang suara atau yang biasa kita sebut dengan speaker, memori dan tentu saja ketahanan baterai.

Speaker
Suara HONOR 8A lebih besar, dengan adanya gabungan struktur dual-suspensi dengan speaker smartPA berdaya tinggi baru, memberikan peningkatan sebesar 30% jika dibandingkan dengan speaker yang dimiliki generasi sebelumnya, yaitu HONOR 7A.

Memori
HONOR 8A didukung kapasitas memori eksternal yang dapat ditambahkan (upgrade) hingga 512 Gigabyte, ini dapat menambah kapasitas 10.000 lagu.

Smarphone ini juga memiliki desain dual SIM Slot dan Slot Micro-SD, mendukung panggilan Dual VoLTE HD*1, sementara dua kartu SIM dan kartu Micro-SD dapat bekerja secara bersamaan.

Baterai
Built-in baterai sebesar 3020mAh di tubuh HONOR 8A bekerja dengan baik bersama prosesor hemat daya 12nm dan kemampuan cerdas EMUI hemat daya, hal ini mendukung penggunaan smartphone seharian penuh. Penting banget untuk yang aktif, gak bisa lepas dari musik. Aduhh.. Jadi ingat waktu masih aktif lari sama teman-teman di komunitas, larinya gak asyik kalau gak ada musik.. Jadi baterainya harus full saat mau lari.

Ohiya, bagi yang masih suka mendengarkan radio melalui smartphone, HONOR 8A juga menawarkan FM Radio bawaan yang menyediakan banyak pilihan untuk dinikmati tanpa menggunakan kabel yang terhubung ataupun penggunaan data seluler*2.

Itu yang berhubungan dengan musik, bagaimana dengan fitur lain? Tenang, keren-keren kok!

Kamera
Kamera Belakang HONOR 8A adalah  sebesar 13MP dengan Aperture F/1.8. Ini memungkinkan lebih banyak cahaya masuk untuk menghasilkan foto pada malam hari yang tentunya luar biasa, dan mendapat bokeh latar belakang yang akurat.

Untuk kamera depannya, HONOR 8A dilengkapi dengan kamera sebesar 8MP yang dapat memberikan efek kecantikan yang akurat untuk selfie, sehingga menghasilkan setiap foto yang diambil menjadi terlihat spektakuler. Uhlalaaa...

Eh, penasaran gak sih.. Dengan fitur segitu, berapa harga smartphone dengan layar 6,09 inci ini? Dengan 3 GB RAM dan ROM sebesar 32GB, HONOR 8A bisa didapatkan dengan harga Rp 1.899.000 dengan 2 pilihan warna, yaitu Midnight Black dan Sapphire Blue..

***

Udah krnalan sama HONOR 8A kan ya?

Nah, ada berita seru lagi nihh..

Pada tanggal 26-28 Maret 2019, HONOR akan memberikan kejutan besar bagi para konsumen dengan penawaran diskon besar-besaran dalam program Super Brand Day di Shopee.


Promo ini berlaku untuk seluruh produk smartphone dan juga aksesoris seperti smartwatch dan headset HONOR, termasuk dua smartphone HONOR yang baru saja diluncurkan, yaitu HONOR 10 Lite dan HONOR 8A.

Pada tanggal 28 Maret 2019, dipuncak acara Shopee Super Brand Day, HONOR akan
mengobral produknya dengan diskon hingga 60%. Ada voucher belanja dan program cashback untuk pembeli. Dan di akhir program, akan diberikan hadiah menarik bagi top spender pilih top spender, yaitu konsumen dengan jumlah pembelian terbanyak.

Selama program Super Brand Day berlangsung, beberapa fitur utama seperti tampilan aplikasi, kolom pencarian, dan fitur daily prize dalam aplikasi Shopee akan didedikasikan untuk HONOR secara eksklusif. Jadi, jangan heran dengan tampilan Shopee nanti yaa..

*1: Dukungan Dual-Sim 4G pada jaringan tertentu di lokasi tertentu. Berpengaruh atau tidaknya pembaruan perangkat lunak akan mendukung lebih banyak jaringan, tergantung pada versi 4G yang didukung oleh aplikasi.

*2: Kekuatan sinyal dan jumlah saluran yang dapat didukung oleh speaker nirkabel secara bersamaan akan bervariasi tergantung pada keadaan lingkungan regional dan lainnya.

Read more

1 Mar 2019

Honor 10 Lite, Cekrek-Cekrek Gak Perlu Pakai Handphone Jadul Lagi!

Selasa, tanggal 26 Februari lalu timeline IG ramai membahas rencana launching sebuah handphone (HP) baru dari brand HONOR. Saking ramainya, yang gak kepo pun ikut kepo, bertanya-tanya, ada apa sih, kok ya rame banget.


Ya.. Gimana gak rame, ilustrasi pada banner promosinya saja mengundang tanya, ini artinya apa ya, kenapa ada lampu, daann lain-lain. Iya, semua itu adalah kekepoan saya.

Tanggal 27 pun tiba, launching yang digadang-gadang akan disiarkan secara langsung pukul 14.00 WIB sudah tiba, teman-teman beneran menghitung mundur setiap menitnya, entah kenapa saya jadi deg-degan. 😅

Yang bikin kepo maksimal

Saya yang sambil menyusui bayik ini juga gak ketinggalan hadir tepat waktu. Langsung gabung menonton livenya di FB Honor Indonesia. Sayangnya, sayangnya..  Masih iklan.. Dan saya gak suka iklannya.. Kenapa? Karena bagus dan makin bikin kepo.. Itu HPnya kok bisa gradasi gitu warnanya..😍

Silih berganti iklan di layar, saya tidak lupa memperhatikan bayik lucu yang sedang asyik menyusu, sudah mulai tidur masuk ke alam bawah sadarnya. Saya bisa asyik menyimak lebih detail tentang HP keluaran baru dari HONOR.

Honor 10 Lite
Ponsel ini dirancang untuk mereka yang aktif, percaya diri, energik dan ekspresif. Kenapa begitu? Tentu saja ada hubungannya dengan fitur-fitur yang menjadi andalan pada Honor 10 Lite ini.

Apa saja fiturnya? Banyak pastinya ya, tapi saya tuliskan yang betul-betul menarik hati nih..

Kamera
Kita mulai dari kamera yes.. Jadi seperti smartphone pada umumnya, Honor 10 Lite ini mempunyai 2 kamera. Yaitu kamera depan dan kamera belakang.

Seperti yang sudah tersebar di banner promo, kamera depan Honor 10 lite ini dilengkapi 24 MP AI, F/2.0 aperture, AI recognition of 8 scenarios, 4-in-1 light fusion technology exposure compensation technology.

Harga Honor 10 Lite

Kamera depannya juga dilengkapi 3D Potrait lighting yang menyediakan beberapa opsi lighting, antara lain: Soft, Butterfly, Split, Classic, dan Stage Lightning.

Cuss.. Ke kamera belakang ya..

Kamera belakangnya 13 MP + 2 MP Kamera utama, F/1.8 + F/2.4 Aperture, Handheld night photography enabled by Ai Powered, Image stabilization (AIS) dan AI Portrait mode.

Desain
Honor 10 Lite didesain DewDrop FullView Screen, dengan 3D Curved Design, dan yang sangat menarik hati mak emak gawl seperti saya (udaaah.. Iyain ajah 😝) adalah desain Vibrant Gradient Color. Cantik maakk..

Smartphone dari honor ini dilempar ke pasaran dengan 2 pilihan warna, yaitu Midnight Black dan Sky Blue. Kalau saya sih langsung jatuh hati sama si Sky Blue.. Gara-gara iklan yang saya ceritain di atas itu tuhhh.. Hehe

Processor dan Memori
Yang juga sering kali menjadi perhatian saya adalah urusan prosessor dan memori. Yaaa.. Emang gak jago urusan jeroan gini, tapi tetap saja harus diperhatikan, dicari tahu, apalagi urusan memori, kamera udah kece pasti cekrek-cekreknya gak keitung ye kaaan.. LOL

Dilengkapi dengan Huawei Kirin 710, Octa Core (4 x Cortex A73 2.2 GHz + 4 x Cortex A53 1.7 GHz), RAM : 4 GB, ROM : 64 GB, GPU Turbo 2.0 Software EMUI 9.0 (Based On Android 9), bisalah ya kita cekrek-cekrek tanpa khawatir hasil kecenya gak tertampung di dalam HP..

Baterai
Yang juga tak boleh terlupa untuk diperhatikan adalah performa baterai. Baterai Honor 10 Lite adalah sebesar 3400 mAh dengan 3G Call standby sampai 19 jam dan Standbye Time sampai 612 Jam atau setara dengan 25 hari + 12 jam. Waah. Lama yaaa.. Tapi kalau saya sih gak akan tahan selama itu, masa iya HP kece gini dianggurin ajah.. Hihi..

Fitur lain banyak siiih.. Tapi saya jabarkan yang sering kali menjadi perhatian saya aja kalau cari HP ya.. Dengan harga segitu, gak salah dong saya menyebut ponsel Honor 10 Lite ini murah tapi fitur-fiturnya mahal. Jadi, kalau mau cekrek-cekrek gak perlu pakai handphone jadul lagi, sudah ada Honor 10 Lite!

Oh ya, FYI, untuk saat ini, Honor 10 Lite hanya tersedia di toko resmi Honor Indonesia di Shopee yaa..  ^^

Read more

10 Feb 2019

Jika Siap Memiliki, Maka Kaupun Harus Siap Melepaskan

Hidup sesungguhnya seperti merentangkan tangan. Siap kehilangan untuk kemudian memiliki hal yang baru.

Tidak pernah akan sejalan rasa memiliki dan rasa kehilangan.

Hal itu saya rasakan saat ini. Saat di mana saya berbahagia karena kelahiran anak pertama saya, tapi disaat yang sama, saya harus kehilangan banyak hal. Sejatinya bukan hanya saya, tapi juga suami, kedua orang tua, mertua, dan adik-adik saya.

Bukan, saya bukannya tidak bersyukur. Saya mengajak diri saya sendiri dan mungkin orang lain untuk merenungi bahwa ada hal yang harus ditukar dalam hidup ini. Tidak bisa semuanya berjalan seperti yang kita inginkan. Dan bukan hanya saya sendiri yang merasakan kehilangan.


Saya beri contoh dari keluarga saya sendiri.

Saya
Setelah melahirkan, jangan tanyakan betapa bahagianya saya. Tapi selanjutnya, saya harus bertanggung jawab mengurus anak saya, salah satu sumber kebahagiaan baru saya. Dan demi semua itu, saya harus rela kehilangan waktu saya, mengubah ritme kehidupan saya.

Yang paling mencolok adalah saya harus kehilangan ritme tidur yang selama ini bisa saya atur sendiri. Paling buruk hanya tidur beberapa jam dalam semalam. Tapi sekarang, bisa tidak tidur semalaman.

Tidak hanya tidur, bahkan urusan BAK dan BAB pun, saya harus menyesuaikan dengan waktu si kecil. Tidak jarang saya harus bersabar menunggu selama berjam-jam hanya untuk "ke belakang". Ya.. Semua tahu bahwa hal ini sangat tidak sehat. Akan saya kemukakan alasannya kenapa, nanti. Ah.. Sungguh drama setelah melahirkan yang tak usai.

Suami
Suami, mau tidak mau harus kehilangan tidurnya yang tenang, sesekali saya bangunkan dia ditengah malam, walau dengan banyak perasaan tidak enak dan kasihan (entah suami sadari ini atau tidak). Yang jelas sebisa mungkin tidak membebani dia, saya tahu, walaupun tidak banyak bercerita, pekerjaan sudah cukup membuat dia lelah. Toh, waktu istirahatnya di akhir minggu sudah tergadai oleh cucian yang tidak pantas berada di laundry. Atau membantu hal lain di rumah.

Tapi kan, si kecil tanggung jawab bersama.. Sudah sepantasnya suami ikut membantu. Kenapa harus kasihan? Ya.. Memang. Suami tentunya ikut membantu dengan ritmenya sendiri. saya masih belajar menjadi orang tua, begitupun dia. Semoga nanti ritmenya sudah bisa sama. Saya juga sudah hilang gak enakannya.

Orang Tua
Orang tua, terutama mama. Saat ini banyak kehilangan waktu istirahatnya. Kalau saya mengurus 1 bayi kecil dan kadang masih harus mengurus 1 bayi besar yang sudah lama tidak diperhatikan. :p Mama harus mengurus 1 bayi kecil dan banyak bayi besar di dalam rumah. Anak saya, saya (yang kembali seperti bayi, diperhatikan makan-minumnya, pakaian, istirahat dan asupan gizinya), suami saya, kedua adik saya dan yang menjadi tanggung jawab terbesarnya, bapak.

Loh, semuanya kan sudah besar, bisa mengurus dirinya masing-masing. Nope.. IMHO, para pria (maaf gak maksud apa-apa dan semoga kamu tidak termasuk), punya sifat dan kecenderungan untuk dilayani. Padahal dalam rumah tangga seharusnya tidak seperti itu. Pria-pria di rumah juga sebenarnya tidak meminta itu. Tapi seriusan, kalau mama mau cuek saja, makanan tidak akan tersedia, piring-piring kotor menumpuk, rumah penuh debu dan akan tampak seperti kapal pecah!

Tapi bukan berarti bapak tidak kehilangan apa-apa. Bapak juga kehilangan waktu istirahatnya. Tidurnya tidak nyenyak karena menjadi radar terhadap tangisan anak saya. Bapak yang sudah sangat kikuk juga kemudian belajar bagaimana menggendong bayi dengan berbagai posisi. Bapak juga menyediakan air hangat untuk minum dan mandi saya, begitu juga bayi saya. Bapak juga banyak membantu meringankan pekerjaan di rumah. Sudah seharusnya, kan?

Mertua
Mertua sih sudah biasa ngemong cucu, soalnya ini cucu ketiganya. Tapi bagaimanapun, saat mertua ikut menginap di rumah, mertua juga akan kehilangan ritme tidurnya. Beliau biasanya tidur setelah magrib, bangun sebentar untuk Isya dan lanjut tidur lagi.

Adik-adik
Kedua adik saya laki-laki. Kalau berhubungan dengan mengurus bayi, mereka biasanya jadi asisten mama saat si bayi dimandikan. Kebayang kan mereka gak pernah mengurus bayi sebelumnya harus sigap mengambil sabun, minyak telon atau baby oil. Juga harus memakaikan kaos tangan dan kaos kaki? Okelah kalau produk seperti minyak telon dan kawan-kawan, ada tulisannya di kemasan. Bagaimana dengan kaos tangan dak kaos kaki? Benarr! Sering ketuker! Alhasil kena omel mama yang heran kenapa laki-laki gak bisa bedain mana kaos tangan dan mana kaos kaki.

Saya sampai dokumentasikan saat Mama mengurus di sebelah kiri, adik di sebelah kanan dan adik bungsu saya di kaki. Sayang gak bisa saya pajang, pada kelihatan auratnya, mama sedang tidak berjilbab, dan kedua adik saya sedang memakai celana pendek dengan muka bantalnya. Wkwk

Gak hanya itu sih, karena ada bayi, adik-adik juga jadi seperti bapak, lebih banyak bantuin kerjaan di rumah. Which is emang sudah seharusnya kan? Kehilangan waktu untuk santai jelas dialami juga oleh adik-adik saya.

Oh ya, diawal saya janji cerita kenapa penanganan bayi saya agak berbeda. Dua hal
1. Si bayi kalau nangis, asli nangis kejer, ngegas seperti habis jatuh atau dipukulin. Bahkan ketika sudah disusuipun, kalau udah terlanjur nangis, dia tetap ngegas, menangis dengan nada tertingginya, dengan wajah merah semerah-merahnya dan nafas yang tertahan lama. Seisi rumah akan panik.
2. Ya itu tadi, saya gak enakan.
Walaupun Mama rela, suami juga gak komplain kalau saya bangunkan tengah malam, saya tetap merasa tidak enakan. Makanya kadang hauspun saya tahan jika melihat seisi rumah sudah tidur atau kasihan pada Mama yang sudah pontang panting mengurus rumah bersama isinya, kami. Padahal banyak minum itu komponen penting agar ASI banyak. :(

***

Itu sedikit banyak cerita tentang kehilangan yang dirasakan seluruh anggota keluarga. Ya memang sih, kalau sudah urusan sama anak bayi, rumah tangga sudah akan berbeda. Kalau tadinya suka menonton film, stalking akun hosyip, nonton yutup, apapun bisa dilakukan sesukanya, saat sudah memiliki bayi semuanya sudah berbeda, prioritas dan patokan utama adalah bayi, the big boss. Tidak bisa lagi menggunakan waktu semaunya. Semua orang sama-sama lelah, that's why kita harus saling support.

Dan diatas kebahagiaan itu, kehilangan semestinya sudah berada di level melepaskan. Rasa kehilangan yang muncul karena dipaksa oleh keadaan sejatinya berubah menjadi sebuah proses melepaskan karena dilandasi oleh kerelaan.

Maka untuk memperoleh kebahagiaan, yang bisa sejalan dengan kata memiliki hanyalah melepaskan. Jika siap memiliki, maka kaupun harus siap melepaskan.

Bagaimana dengan kehidupan teman-teman? Sedang ditahap apakah sekarang ini?
Read more

15 Jan 2019

Gak Jadi Baby Moon karena Gak Dapat Izin Cuti, Kesal?

Awal tahun! Masih musim liburan gak sih? Hihi..

Saya jadi ingat tahun lalu deh, saat Abang sudah mulai melempar keinginannya untuk liburan bareng. Mungkin sudah jenuh dengan pekerjaan kantor setahun sebelumnya.

Waktu berlalu, istri yang juga katanya suka liburan ini selalu beralasan pekerjaan ini gak bisa ditinggal, pekerjaan itu gak bisa ditinggal, apalagi ada pekerjaan baru. Makanya liburan gak jadi-jadi.

Sampai akhirnya saya positif hamil lagi pada bulan keempat tahun 2018. Alhamdulillah, sesuatu yang kami tunggu-tunggu melalui berbagai upaya akhirnya membuahkan hasil.

Baca juga: Program Hamil yang Saya Lakukan, Mulai dari Cara-cara Hits di Internet sampai Promil ke Dokter

Apa kabar liburan?
Dengan kebahagiaan yang kami rasakan, mabok selama hamil dan hasil membaca bahwa perjalanan pada trisemester awal masih cukup beresiko. Keinginan liburan berhasil diredam. Hanya berganti rencana dan nama saja, dari liburan menjadi baby moon...

Dan kemudian, pada bulan keenam, saat kehamilan sudah berada pada trisemester kedua, baby moonnya tetap tidak berhasil terlaksana. Hahhah.. *Pura-pura tegar :D


Akhirnya, saya liburan di rumah saja dan Abang berkeliling di Jakarta dan Bandung. Ah.. perih hati ini... Tapi saya ikhlaskan agar Abang bahagia, melepas penatnya biar bisa refreshing.

Apa daya saya tidak bisa cuti karena sedang mengerjakan publikasi yang sedang deadline di kantor. Iya, saya gak dapat izin cuti. Ah..  kerjaan kantor ini, apa sih yang tidak deadline?

Padahal sudah muncul ide untuk nonton penutupan ASEAN GAMES saja, sekalipun tidak bisa mengikuti kehebohan saat pembukaan, setidaknya euforia yang bikin kita sebagai penonton ini jatuh cinta dan haru berkali-kali itu bisa dirasakan secara langsung walau sedikit.

Tapi, Abang kalah gesit dari para fans K-Pop yang sudah terbiasa dengan kegiatan berebut tiket (penutupan ASEAN GAMES) secara virtual. Langsung bikin plan B ((Baru bikin??)).

Akhirnya Abang melipir ke Lembang bahkan hampir nyasar melebihi tujuan. Beruntung, saya punya Devi kalau sudah urusan Bandung. Singkat cerita Yandanya Janilah (Suami Devi) yang mengantarkan Abang berlibur. Walau Abang sering juga mengirimkan pesan kesepiannya, bahwa saya seharusnya ada di sampingnya. Huhu.. Saya kan jadi merasa bersalah..

Tapi, alhamdulillah saya tenang walau baby moonnya diwakilin suami saja. LOL. Saya begitu tertolong dengan jalinan silaturahmi yang tidak pernah saya sangka akan berumur panjang ini.

Cuma modal kenal sesama bloger, kopdar sekali doang, itupun dianterin keliling Bandung, sempat bisnis kecil-kecilan bareng, sekarang berlanjut suami-suami kami yang jalan bareng.

Semoga bisa segera ke Kendari ya Deev, saya udah lama ngutang nih ke kamu, ini malah nambah ke suamimu lhoo.. *Ketjuupp :*


Jadi, kesel gak karena gak jadi baby moon? Gapapa, ikhlas kok. Cuma ya teteup.. Ini pengingat, bahwa saya masih butuh liburan, kalau baby moon gak jadi, mungkin nanti bisa bertiga sama si kecil kalau sudah bisa dibawa jalan.

Nanti lihat jadwal cuti bersama 2019 aja kali ya? Biar gak terhalang permohonan cuti tahunan seperti tahun lalu lagi. :D

Trus, pengingat juga, bahwa perjalanan bisa membawa kita pada hal-hal yang tidak terduga, termasuk betapa Allah SWT tuh maha pemurah dengan memberi kita sahabat-sahabat yang tidak pernah pamrih dalam menolong.

Ketiga nih ya, walaupun saya tidak keluar untuk liburan. Tapi jalinan silaturahim antara saya dan Devi tetap jalan, bahkan Insyaallah tersambung lebih panjang. Bayangin, dari sama-sama masih gadis dan sekarang sudah punya suami! Alhamdulillah..

"Perjalanan akan mengaarkanmu banyak hal, termasuk bagaimana bahagianya pulang bertemu orang yang kau cintai."
(Irly)

Gimana teman-teman? Punya pengalaman merencanakan liburan yang akhirnya gagal tapi kemudian dapat hikmah yang apik? Teman rasa saudara itu nyata, dan sering kali hadir tanpa kita duga yess! ^^

Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...