28 Apr 2016

Hati yang Lebam

Tiba-tiba saya teringat curhatan teman, saya ingat waktu itu dia bercerita dan saya buatkan Puisi Pengantar Tidur, kali ini saya kembali terinspirasi dengan curhatan lama itu..


Mencintaimu sungguh menyakitkan
Bukan hati ini saja yang terluka
Tapi dalam keadaan terburuk
Aku bahkan tak mengenali wajahku sendiri

Sebelum menikah kau ringan tangan
Membantu sesama tanpa pamrih
Setelah menikah kau semakin ringan tangan
Satu pukulan besar untuk kesalahan kecilku

Aku salah menilaimu
Aku salah percaya padamu
Aku salah mencintaimu
Aku bersalah karena tak berani menjauhimu

Siangku kuisi dengan harapan terbaik
Malamku kuterangi dengan doa
Masih berharap kau berubah
Ditengah banyaknya pertimbanganku sebagai seorang wanita, ibu dan istri

Lebam yang merasuk hingga ke hati ini kusimpan rapat
Agar tak banyak hati yang ikut terluka
Hati kedua orang tua dan saudaraku
Hati anak-anak yang mengagumi Ayahnya

Pada pemilikmu kuadukan segala sakit
dan pemberontakan yang tak lebih dari rencana
Kepercayaanku terkoyak hebat
Di dalam janji pengguncang Arsy-Nya

28 April 2016 pukul 09.20 pagi.

Kepada seluruh wanita yang mengalami kekerasan fisik maupun psikis. Yang terikat pernikahan apalagi hanya terikat janji manis. Semoga kalian semakin kuat dan segera keluar dari keadaan itu, diberi ganti suasana dan cinta yang jauh lebih baik, kalian pantas mendapatkannya.

You deserve a better life!!

Read more

27 Apr 2016

Nongkrong Asik di Bangi Kopi Kendari


Masa penjurian GA kemarin, kami meet up di Bangi Kopi Kendari, selain ingin menjajal koneksi wifi yang kabarnya gak bikin memble, kami juga tentunya ingin mencoba menu dan susana di tempat yang diresmikan 16 Maret 2016 itu, kami mengunjungi tempat ini belum sampai seminggu setelah grand opening.

Teras depan

Memasuki teras usaha waralaba asal Malaysia ini, mata sudah menangkap banyak spot yang instagramable banget, kebetulan waktu itu kami berkumpul saat para pria soleh sedang Jumatan di Masjid, tempat masih sepi, tapi saya buru-buru masuk karna sudah agak telat.


Kami hanya memesan cemilan-cemilan saja karena sudah makan di rumah. Harga yang ditawarkan tempat ini relatif terjangkau dan sangat bervariatif. Menunya dapat meng-cover selera yang kemungkinan berbeda-beda saat ngumpul dengan pilihan menu yang didominasi oleh makanan khas melayu tempo dulu.

Harga minuman di Bangi mulai dari Rp.18.000 sampai Rp. 48.000, sedangkan makanan dibanderol harga mulai Rp. 22.000 sampai Rp. 75.000.

Panduan memilih menu

Fasilitas wifi yang disediakan sangat mendukung kegiatan penjurian kami. Tau sendiri kan untuk bisa memberi penilaian kami harus membaca satu-persatu tulisan yang sudah didaftarkan oleh peserta? Tidak hanya tulisan saja, video yang dibuat pesertapun kami nikmati tanpa adanya buffering. Oke sip.. lanjar jaya deh urusan wifi.

Meja jahit jadi meja makan^^

Waktu tunggu pesanan yang relatif cepat, suasana yang tenang dan interior yang nyaman membuat kami betah berlama-lama di usaha yang juga masih 1 pemilik dengan XO Family Karaoke Kendari ini. Bahkan kami dengan bebas menikmati suasana dan mengambil gambar di teras depan dan teras belakang.

Gak lupa foto dulu di teras depan

Teras depan seringkali dijadikan tempat nongkrong biasa, sekaligus smoking area lah ya.. Teras belakang fungsinya hampir sama, tapi keistimewaannya adalah area ini bisa dijadikan tempat untuk menyelanggarakan acara keluarga, dsb. Karena cukup luas, tersedia panggung mini dan tidak banyak dilalui oleh para pengunjung. Interior di Bangi Kopi Kendari ini berbeda di setiap titik, mulai dari teras, lantai 1, lantai 2 sampai ke teras belakang, semuanya instagramable banget.

Teras belakang

Nilai (+) :
  • Suasana Nyaman
  • Interior klasik, minimalis dan elegan
  • Pelayanan Cepat
  • Wifi sangat mendukung
Nilai (-) :
  • Tidak ada Mushola (disediakan tempat jika ingin sholat), jadi jika ingin berlama-lama dan ingin sholat harus membawa alat sholat sendiri.
Bangi Kopi Kendari
Jln. Sao Sao no 183 C-D Kendari
Jam Operasional:
Senin - Jumat : 10.00 - 22.00 Wita
Sabtu - Minggu : 11.00 - 23.00 Wita

Read more

21 Apr 2016

Pendidikan

Haloo..

Kamis puitis kali ini bertepatan dengan hari Kartini ya teman-teman, saya jadi ingin membuat sesuatu yang sedikit puitis dengan kata yang dekat sekali dengan hari Kartini ini, tentang pendidikan, untuk semua ya, bukan hanya wanita...


Dulu, dulu sekali
Pendidikan indikatornya simpel
Hanya tentang sekolah
dan mengenyam pendidikan

Karena nilai-nilai kebudayaan
melekat kuat dan dipegang teguh
Mengalir di dalam darah
Terhembus dalam setiap helaan nafas

Namun sekarang
Dijaman serba mudah
Dijaman sudah banyak orang menyandang gelar
Angka melek hurufpun sudah mulai membaik

Degradasi moral terjadi
Seiring dengan tingginya biaya pendidikan
Mirisnya hati ini
Yang tidak bermoral juga ada dari kalangan berpendidikan

Ini bukan tentang siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh
 Tapi tak bisa dipungkiri, harapanpun ikut merambat
Meninggi seiring tingginya pendidikan seseorang
Kita punya banyak tugas dalam hal ini

Memperbaiki lingkungan dan diri sendiri
Termasuk memperbarui pikiran
Bahwa menjadi orang yang berpendidikan adalah tentang sikap
Bukan karena gelar yang melekat

Read more

20 Apr 2016

Beauty Green

Alohaaa...

Senin lalu blog saya pakai baju baru. Warnanya tentu saja warna kesukaan saya. Templatenya saya pesan, setelah sekian lama memikirkan ingin template yang costum atau beli yang sudah jadi saja. Jadinya.. saya pesan, mulai dari nol. Hihi..

Kalau dipikir-pikir, benar juga analogi template sebagai baju/pakaian. Karena pakaian bisa dibeli saat sudah jadi, bisa juga dipesan ke penjahit agar hasilnya (lebih) memenuhi selera.

Seperti template Beauty Green yang diberi nama oleh Mbak Enny ini, saya sampaikan keinginan saya, mbak Enny yang mengeksekusi, berusaha mewujudkan khayalan saya dan tentu saja mempercantiknya.

Hanya saja, prosesnya pasti lebih alot dari menjahit pakaian, di satu sisi lebih mudah juga karena yang salah atau kurang cocok masih bisa diperbaiki, ingin ini, ingin itu masih bisa dibenerin, bayangkan kalau kain yang dijahit, dicopot lagi, dijahit lagi.. Rusak! Hehe

Over all saya puas banget dengan template dari Mbak Enny ini, Mbak Enny nya juga sabar menghadapi saya yang masih galau memilih warna apa yang akan dipadukan dengan warna hijau, hijaunya mau hijau yang seperti apa atau grafis sepatu kets yang sudah jadi saya protes lagi karena belum ada tali sepatunya. Ribett.. tapi Mbak Enny sabar. Hoho...
Oh ya.. bukan hanya template, logo blog juga dibuatin Mbak Enny lho.. trus Mbak Enny juga gak pelit membagi ilmunya atau memberi masukan, baiknya begini, dari segi ini begini.. pokoknya asik walaupun kadang saya rada gak enak hati juga, tapi semoga Mbak Enny nya gak kapok kerja sama dengan saya..

So, sebagai rasa terima kasih, saya bantu promosikan kerja sabarnya Mbak Enny dalam mendesain template dan logo blog saya..


Untuk pemesanan template atau logo silahkan kontak Mbak Enny di:
Twitter


Read more

13 Apr 2016

Air Terjun Tegenungan

Hari perlahan mendung, kami menikmati hamparan ilalang yang sedang bermain dengan gerimis. Menuju Air Terjun Tegenungan, mobil travel mengantarkan kami  yang telah puas menikmati Asrinya alam di desa adat penglipuran.

Berbeda dengan penglipuran yang sudah tertata jalannya oleh paving blok, di Tegenungan kami disambut oleh tanah merah, untung saja hujan yang katanya sempat deras sudah berhenti, jadi tanahnya tidak lengket dengan alas kaki yang kami kenakan.


Sepanjang perjalanan masuk menuju anak tangga untuk menurun, kami disapa oleh para pedagang yang menawarkan dagangannya, juga terdapat sebuah tempat nongkrong dengan menawarkan pemandangan langsung menghadap si air terjun.

Jalanan berkelok-kelok, masih panjang perlanan menuruni anak tangga untuk mencapai tujuan, terlebih lagi kami harus tetap awas saat melangkah di bagian yang masih berupa tanah karena cenderung lebih licin. Sesekali kami berpapasan dengan para bule yang mulai terengah-engah saat mendaki anak tangga yang kami turuni, entah ada berapa, saya tidak sempat menghitung.


Setelah menghabiskan langkah dari jejeran anak tangga kami kembali harus berjalan di tanah yang padat, bukan tanah merah lagi, jalanannya juga sudah lebih menantang karena mulai berbukit-bukit, tempatnya memang masih sangat alami.

Sebelum menapaki anak tangga, air terjun memang sudah terlihat, tapi kali ini suara air dan tampias air yang mengenai kami menandakan kami sudah sampai di area air terjun, saatnya melanjutkan foto-foto. *Wajib! LOL


Air terjun Tegenungan ini tetap ramai, padahal airnya keruh karena hujan, para pengunjung yang kebanyakan wisatawan mancanegara itu excited sekali melihat air, sebagian ada yang berganti pakaian di tempat, kebanyakan sudah bermain air dengan pakaian minimnya.

Puas foto-foto disekitar air terjun, saya tertantang untuk naik ke bagian atas, jalanannya tentu saja naik level lagi kesulitannya, saya menyesal tidak pakai sendal gunung, tetap, saya bertekad naik walaupun teman saya tidak berminat, yosh.. saya naik dengan rok dan sendal cantik saya.

Tiba dibagian atas air terjun rasanya lega sekali, ada kepuasan sendiri, apalagi dari atas ada sudut pandang lain yang bisa didapatkan untuk hunting foto  juga tidak lupa selfie dengan tongsis yang sudah saya persiapkan dari Kendari.


Puas menikmati pemandangan dari atas, sayapun turun, kami memutuskan kembali ke parkiran, dan saya lupa bahwa ada puluhan anak tangga yang harus didaki, padahal banyak tenaga yang saya pakai saat mendaki ke bagian atas dengan jalanan licin tadi, saya pede, kadang berlari mendaki anak tangga, seringkali ngos-ngosan seirama dengan pengunjung manca negara. Tepat setelah anak tangga habis, penjual es kelapa muda sudah menunggu dengan senyum manis. Ah.. mereka memang pandai melihat kesempatan. ^^

Air Terjun Tegenungan / Tegenungan Waterfall
Desa Kemenuh
Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar
Provinsi Bali
Tiket Masuk: Rp. 5.000

Tips: Karena tempatnya masih sangat alami, baiknya siapkan fisik, pakaian dan alas kaki yang mendukung perjalanan.
Read more

11 Apr 2016

Saat Mama Tidak Berada di Rumah

Anak,  kalau ditinggal ke luar kota oleh orang tuanya, kemungkinannya hanya 2; merasa senang karena bebas atau sedih karena kangen/harus menghandle pekerjaan rumah, terutama saat yang pergi adalah Mama.

Yang terakhir itulah yang terjadi kepada saya, dan entah kenapa, Mama selalu ke luar kota saat saya juga sedang sibuk, lebih sibuk dari jam kantor biasanya, misalnya ada pelatihan, entah jadi peserta atau panitia, atau ada pekerjaan kantor yang butuh lembur walaupun seharian sudah capek coba diselesaikan.


Semua mungkin akan mudah untuk saya handle, jika selera makan Bapak dan kedua adik saya sama, tapi selera makan Bapak dan adik, terutama adik bungsu saya sangat jauh berbeda. Untunya adik pertama saya masih satu selera dengan saya, gak pilih-pilih, asal jangan yang pahit aja. :D

Jenis makanan kesukaan Bapak adalah makanan rumahan, amat sangat jarang makan di luar rumah (kecuali ada acara kantor atau keluarga), karenanya saat jam istrahat kantor, Bapak selalu pulang untuk makan siang di rumah.

Makanan bapak kalau bukan ikan parende, ikan bakar atau ikan tumis, all about fish, but don't fry or cook it in a strange way.. Untuk sayur bapak suka sayur bening, menjauhi yang bersantan dan bertoleransi pada sayur tumis. Bapak juga suka makan buah-buahan.

Sedangkan jenis makanan kesukaan adik bungsu saya adalah jenis makanan kekinian, mayoritas junk food, sesekali tempe, seringkali mi instan. Untuk sayurpun tertentu dan makannya hanya sedikit, kalau bukan cah kangkung, sayur daun singkong, ya sawi putih tumis saos tiram. Amat jarang mengkonsumsi buah-buahan. Sehat sekali... *fiuhhh
Saya bisa saja cuek terhadap makanan dan urusan gizi mereka, tapi... saya juga punya harga diri.. gak mau dong rumah jadi jomplang banget bedanya saat Mama sedang tidak berada di rumah, kasihan juga kalau adik harus terus-terusan makan makanan yang kurang sehat seperti itu. Terlebih bapak yang sudah amat aware dengan urusan kolesterol dan asam urat.

Hasil olahraga sebelum jam 7 pagi. LOL

Jadilah saya rempong menjelang ke kantor, beruntungnya Kendari ini gak pakai macet, jarak 10 Km bisa ditempuh dalam 15 menit. Jadi saya akan memasak 2 jenis sayur dan lauk, dibawah komando saya adik-adik bisa diajak kerja sama untuk mengurus harta mama (menyiram bunga dan memberi makan ikan), sesekali membuang sampah dan menyapu.

Sstt.. kenapa saya bilang komando? Kalau Mama atau bapak yang nyuruh mereka gak bergeming.. Jadi kedua adik saya ini kalau saya yang memberikan instruksi kebanyakan akan dilaksanakan, walau kadang sambil menggerutu, biarin, yang penting kerjaan saya berkurang. Bhahah...

Jadi kesimpulannya, saya rempong saat Mama sedang tidak di rumah, entah apa sebutannya, merempongkan diri? Haha.. No, i just care to them that much.. just try to be exactly like my responsible Mom. Itung-itung latihan rempong buat keluarga sendiri nanti kan ya..

Oh ya, satu lagi, adik-adik saya jadi rajin, sebutlah saya juga begitu... hihi..
Ternyata bukan hanya anak kecil saja yang tingkahnya berbeda jika ditinggal Emaknya, yang sudah dewasa seperti kamipun juga begitu, lebih mandiri saat tidak ada Mama.. :D

Read more

7 Apr 2016

Maaf, Sudah Tak Ada Kamu




Mengagumimu dari kejauhan
Tertawa pada setiap kekonyolanmu
Mendoakanmu dalam diam
Keseharianku tak lepas dari semua itu

Kau tak pernah tahu itu
Pun setiap benih rasa yang kurawat
Walau tumbuh tak terduga
Namun berakar kuat tanpa izin

Aku bukan tak ingin kau mengetahuinya
Tapi tak tahu bagaimana membuatmu tahu
Atau kau tahu namun tak mau tahu?
Akupun tak tahu bagaimana memastikannya

Hari berganti dengan deras
Melewati setiap warna dan rasa
Aku masih setia dengan rasa yang sama
Juga pada ritual di bait pertama

Kau masih jauh tak tergapai
Aku lelah memanjat pohon harapan
Aku bahkan mulai lupa menyebutmu dalam doa
Pesonamu ikut hilang saat aku menghapus setiap peluh

Kuputuskan membebaskanmu
Ah..tidak.. ini lebih tepat disebut membebaskan diri
Karena anehnya hati ini lega
Hariku lebih ceria

Lalu kau datang dengan bunga terbaik
Membawa kotak pandora terhias indah
Dengan girang aku berkata
Maaf, sudah tak ada kamu di hatiku



*5 April 2016 pukul 11.50 PM

Read more

6 Apr 2016

Sup Ubi Podo Teko


Kalau cuaca panas, enaknya minum yang segar-segar, umumnya yang dingin, kalau cuaca dingin enaknya makan yang hangat-hangat, tapi kalau urusan sup ubi, cuaca panas atau dinginpun saya suka. Apalagi sup ubinya beli di Podo Teko.


Sebenarnya, nama sup ubi Podo Teko ini asing di telinga saya, mungkin juga begitu dengan teman-teman yang bermukim di Kendari, tapi kalau disebutkan sup ubi di samping Rumah Makan Pendowo, kebanyakan akan mengeluarkan "O" sepanjang 3 harakat. :D


Warung makan Sup ubi ini dibuat dengan memanfaatkan 75% badan rumah pemiliknya, meja-meja disediakan mulai dari teras rumah sampai di depan dapur, walaupun begitu, pengunjung seperti saya tidak merasa risih harus duduk di teras rumah yang kebetulan berhadapan langsung dengan jalanan besar tanpa penghalang apapun, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang mendatangi tempat makan sederhana ini.


Sub ubi dijual dengan harga Rp. 15.000 per porsi, di meja sudah disediakan buras (sejenis lontong hanya saja berbentuk pipih), irisan jeruk nipis, telur rebus, kacang goreng, dan 1 set bumbu-bumbuan khas makanan berkuah: garam, vitsin, kecap dan tentu saja sambal. Untuk buras, telur dan kacang goreng tentu saja pengunjung akan dikenai biaya tambahan.

Sup ubi ini jadi favorit saya dan teman-teman, rasanya pas di lidah, kuah kaldunya terasa sekali, porsinya juga pas jadi saya tidak perlu menambah buras atau telur rebus lagi, bagi yang ingin makan dengan porsi besar tumpukan buras sudah menunggu untuk dilahap. :D

Jadi, kapan kita makan sup ubi bareng? ^^

Warung Makan Podo Teko
Jl. Abunawas, Kendari
Sulawesi Tenggara
Buka : Senin - Sabtu
Pukul 08.30 - habis
Read more

4 Apr 2016

Cuti Untuk Mama

Sudah 4 hari Mama cuti, tepatnya saya paksa cuti, yang (akhirnya) dengan senang hati diterima oleh Mama. Cuti bukan karena Mama punya pimpinan seperti orang kantoran, tapi karena Mama adalah ibu rumah tangga yang sibuk, sibuk mengurus rumah dan bersosialisasi atas nama keluarga, bukan hanya arisan yang kebanyakan dipandang sebagai kegiatan senang-senang, tapi juga aktivitas yang jauh lebih menguras tenaga, yaitu "bantu-bantu". Secara singkat, bantu-bantu ini artikan sebagai ikut membantu di dapur.


Mama sudah sering ke luar kota, tapi yang benar-benar liburan adalah keberangkatan Mama tanggal 1 April kemarin, dan saya menyebutnya cuti. Sebelumnya kalau Mama ke luar kota pasti karena ada alasan kekeluargaannya, ada keluarga yang menikah atau ada yang meninggal, yang ujung-ujungnya Mama akan capek juga karena tidak lepas dari kegiatan "bantu-bantu", sama aja kan? Tempatnya saja yang berbeda, hanya biaya, waktu dan tenaga yang dipakai lebih banyak.

Mama menikah setelah lulus SMA, mungkin dengan alasan ini Mama dulu ingin saya menikah di kisaran umur 27 saja, mungkin lagi, agar saya bisa lebih menikmati kesendirian saya, tidak buru-buru terikat pernikahan. Well.. kembali lagi, itu hanya penafsiran saya saja. Dengan penafsiran itu juga saya ingin memberi Mama banyak cuti, menikmati banyak "Me Time" yang mungkin dulu terkuras habis untuk mengurus kami anak-anaknya.

Ini cuti pertama Mama yang berhasil saya wujudkan dan sekarang Mama sedang menikmatinya, rute yang saya idam-idamkan untuk ber"Me Time" ria bersama Mama, tapi karena saya belum bisa, Trip Lombok-Bali dengan senang hati saya suguhkan untuk Mama.


Sekarang sudah hampir 4 hari Mama di Lombok tanpa perlu khawatir tentang menghangatkan makanan agar tidak basi, nasi di rice cooker yang entah kenapa sesekali tidak matang sempurna, ikan di aquarium yang perlu diberi makan, bunga di teras depan dan samping rumah yang sudah di sirami atau belum....

Eh.. saya baru menyadari, baru kali ini Mama berangkat tanpa sering menyelipkan pertanyaan tentang hartayang ditinggal Mama dirumah : ikannya sudah diberi makan atau belum, atau mengingatkan saya agar rajin-rajin memberi tahu adik-adik untuk konsisten menyiram bunga, hii.. Semoga Mama benar-benar bisa menikmati cuti pertamanya ini (mungkin juga sepulang dari Cuti bisa lupa tontonan Uttarannya.hihi..)

Sehari setelah berangkat saya dengar Mama sudah jalan-jalan ke tempat belanja, saya tagih foto dong, setelah memberi foto dan bercerita, mama membalas dengan kalimat seperti ini: "Terima kasih atas segalanya.." Ini kalimat jleb banget, saya sampai nulis post ini masih berpikir, jlebnya dimana? Diksinyakah? Atau apa.. awkward sekali rasanya mama berkata seperti itu kepada saya. Tapi setelah saya renungkan, tampaknya yang jleb adalah karena saya tidak pernah berkata seperti itu ke Mama, it should be my line, my duty! Duh.. gak nyangka dapat "efek" ini dengan memberi cuti untuk Mama. I'll make sure to say that to Mama... *mewek*

Sudah ah.. lihat foto Mama aja biar gak lanjut meweknya *tapi jadi mupeng*




Saya sengaja minta berhenti dikirimin foto.. makin dikirim, makin mupeng... hihi..

Be happy there Mom.. Mama jejak kaki duluan di sana.. doakan anak gadis Mama bisa nyusul, doain juga biar cuti mama bisa lebih banyak lagi. And again.. i have to say, thank you for everything. *Ketjup basah*
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...