23 Jul 2017

Memasak Ayam Potong So Good, Praktis Hanya Dengan 4 Bumbu

Urusan dapur seperti memasak tidak dapat dipungkiri masih dianggap sebagai pekerjaan utama perempuan. Tapi tidak semua perempuan suka memasak, apalagi dengan resep yang ribet. Yang rajinpun kadang malas kalau sudah lelah mengerjakan hal lain. Saya ada di aliran ini nih, suka memasak tapi sukanya yang simpel. Hehe

Nah, karena mungkin kita sealiran atau ada yang merasa masak ayam itu ribet, saya akan bagikan resep yang saya dapat dari ibu kost saya dulu. Resepnya simpel, gak butuh banyak bumbu, bumbunyapun mudah didapat dan gak pake ribet.


Gak usah lama-lama ya, ini dia resep Ayam Potong Praktis Hanya dengan 4 Bumbu.

Bahan:
-Ayam (Saya menggunakan Ayam Utuh Potong 10 So Good)
-Air secukupnya (sampai ayam di panci hampir terendam)

Bumbu:
- Ketumbar halus 2 sendok
- Garam kasar 1 sendok munjung
- Bawang Putih 10 siung dihaluskan
- Penyedap masakan secukupnya (boleh tidak digunakan)

Cara memasak:
- Cuci bersih ayam, masukkan ke dalam panci, masukkan ketumbar, garam, bawang putih dan penyedap.
- Masukkan air dan ratakan bumbu.
- Masak dengan api sedang selama kurang lebih 45 menit.
- Saat ayam selesai dimasak, airnya hanya akan tersisa setengah dari jumlah air di awal. Dengan cara ini bisa dipastikan bumbu sudah meresap ke dalam daging ayam.
- Ayam siap dihidangkan.

Nah, sampai di tahap itu saja saya sudah sangat suka dengan ayam ini. Bumbunya meresap sampai ke dalam daging walaupun ayam utuh potong 10 ini potongannya porsi mantap, puas, soalnya gede-gede!

Dokumentasi pribadi

Selain daging ayam yang terasa bumbunya, kuahnya juga enak untuk disiramkan ke nasi, apalagi nasi yang hangat, wah.. Berasa makan opor ayam lho!

Tapi, saya juga suka selingi penyajiannya dengan menggorengnya. Caranya gampang, ditiriskan sebentar lalu kemudian digoreng, atau ingin diberi tepung terlebih dahulu?Bebas, rasanya sama-sama enak.

Dokumentasi pribadi

Nah, tentang resep ini, ada sedikit pertentangan di rumah nih. Mama tuh penganut aliran harus masak dengan bumbu yang komplit, sementara saya, saya penganut aliran memasak dengan cara simpel, bumbunya juga, tapi tetap menomor satukan rasa tentunya. Kalau bumbunya bisa simpel tapi rasanya tetap enak kenapa tidak? Iya kan? Hehe..

Jadi untuk yang malas ribet atau baru mau belajar memasak, resep simpel ini bisa dipraktekkan. Selain bumbunya tidak rumit seperti resep memasak ayam ala Mama saya , resep ini juga praktis untuk anak kost yang mungkin tidak memiliki banyak varian bumbu di rumah. Apalagi sekarang ketumbarnya sudah ada yang jual dalam kemasan sachet, ya kan? :)

Alasan lain mengapa saya lebih menyukai resep ini adalah efektivitas waktu saat memasak dibanding dengan memasak opor. Opor ayam harus selalu diaduk terutama saat santal kentalnya dimasukkan. Tapi dengan resep ini, kita hanya perlu sesekali menegok dan mengaduknya. Jadi waktu 45 menit sudah bisa disambi dengan pekerjaan lain.

Jangan lupa pilih Ayam potong dari So Good karena kesegarannya tetap terjaga jadi rasanya tetap enak, sudah bersertifikat halal dari MUI, bebas formalin, bebas hormon, tanpa pengawet, yang pasti mutu ayam terjamin!

Dokumentasi pribadi

Kan percuma ya udah capek-capek masak (walaupun resepnya simpel) tapi gak puas sama rasanya kerena ternyata kualitas ayamnya yang bikin gak enak. Duh, jangan sampai deh..

Salah satu kunci masakan enak kan gak hanya resep dan eksekusi yang tepat saja, kesegaran bahan masakan juga wajib diperhatikan.

Itu tadi resep Ayam Potong Praktis Hanya dengan 4 Bumbu saja. Simpel tapi tetap terasa enak. Yang masih merasa memasak ayam itu ribet, bisa mencoba resep ini.

Selamat Memasak!

Read more

20 Jul 2017

Jajanan Masa Kecil, dari yang Manis Hingga yang Terasa Asam!

Hari Kamis, sesungguhnya adalah jadwal saya menulis Kamis Puitis. Tapi karena bertepatan dengan tanggal 20 yang sudah dikontrak oleh Sultra Blogger Talk untuk posting serempak (juga dengan tema yang sama) maka ditangguhkan saja dulu Kamis Puitisnya ya.. Saya juga belum mood tulis puisi lagi, mau cari stok puisi di note HP juga masih males.. hehe


Jadi tema SBT kali ini adalah Jajanan Masa Kecil. Pasti punya dong ya semua.. Jajanan masa kecil kita kemungkinan sama kalau hanya beda 3-5 tahun, apalagi kalau satu daerah, kadang hanya beda nama saja. Selera anak-anak mah tidak jauh dari yang manis-manis seperti permen atau manis plus dingin seperti es yang diolah menjadi berbagai jenis.

Jajanan Manis
Berbicara tentang jajanan manis, ada satu jajanan yang sangat membekas di ingatan saya. Bukan hanya karena rasanya yang enak. Tapi ada peristiwa yang membuat saya sampai saat sudah dewasa saat ini, saya masih belum mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. (Ngomongnya dewasa ya.. diksi halus dari kata tua! Haha)

Jadi ini kisah tentang jajanan Rambut Nenek.. Saya lupa kami dulu menyebutnya apa, manisan saja sepertinya. Saya kurang suka manis sebenarnya, tapi kalau Rambut Nenek, saya suka sekali! Hampir setiap hari uang jajan saya sisihkan untuk beli Rambut Nenek ini. Teksturnya yang renyah lalu kemudian lumer di mulut itu memberi sensasi sendiri di lidah saat memakannya.

Mungkin itu juga yang membuat seorang murid laki-laki di sekolah SD saya waktu itu berani merebut Rambut Nenek dari tangan saya.

Begini ceritanya.. Auuu.. *Ngerti kenapa ada "Auuu" nya? Ehm..  Umurnya ketahuan! :p

Jadi setelah pulang sekolah, seperti biasa saya dijemput bapak. Bapak bisa on time karena kantor bapak berada tepat di depan SD saya. Saat itu saya minta bapak berhenti sebentar, karena saya mau jajan. Saya membeli Rambut Nenek dengan uang jajan saya, tidak menunggu lama Rambut Nenek pesanan saya sudah berada di tangan saya.

Sabar-sabar saya pegangi jajanan itu melewati lorong antara gedung sekolah dan sebuah tembok toko. Diujung lorong seorang murid laki-laki (seingat saya 1 kelas diatas saya) langsung merebut Rambut Nenek dari tangan saya, di depan bapak saya saudara-saudara!! Berani sekali!

Saat itu saya hanya melongo saking kagetnya, kejadiannya cepat sekali! Saat sadar masa lalu dan mantan Rambut Nenek di tangan saya sudah hilang. Saya sontak mendongak melihat bapak, dan bapak hanya tertawa kecil, mungkin bapak juga tidak percaya dengan yang dilihatnya. Bapak hanya berkata, "Tidak apa, nanti besok baru beli lagi." Saya juga manut saja tidak minta ganti rugi. Ahh.. mungkin karena itu makanya saya sabar sekali menghadapi ujian hidup. LOL

Sumber: qudapan.blogspot.co.id

Sorry.. mungkin jadinya gak fokus bahas jajanan, tapi benar-benar gak bisa lupa kejadian itu. Saya ceritakan, agar kita mendidik dan mengingatkan anak sejak dini untuk tidak mengambil hak orang lain. *Tsahh! :D

Beralih ke jajanan manis lainnya..

Saya juga suka membeli manisan buah Kedondong, tapi yang jadi favorit ya Es Lilin, terutama rasa kacang hijau. Dulu di rumah mama suka bikin, dan saya yang menjualnya keliling kompleks dan perumahan BTN. Komisinya ya Es Lilin enak buatan mama.

Bener-bener ya, bahagia di masa kecil memang sederhana sekali.. Item gak masalah, yang penting dapet Es Lilin! Haha..

Selain Es Lilin saya juga suka Es Kado, Es yang berbentuk kotak memanjang dan dibungkus kertas kado. Enaknya Es Kado ini, harganya gak dipatok, panjang es akan menyesuaikan uang kami, beli Rp.100 ya pendek, beli Rp.300 ukurannya akan 3x lebih panjang... nikmatnya udah berasa makan es krim pabrikan! LOL

Jajanan Asin
Beralih ke jajanan asin.. Saya paling suka yang garing, terbawa sampai sekarang. Dulu suka makan Mie-mie, kalau gak ada beli mie instan merk V*tami yang lebih murah dari S*rimi dan Ind*mie lalu kemudian diremas-remas hingga cukup hancur, baru kemudian ditaburi bumbu dan dimakan mentah! Makannya nikmat tanpa perlu mengkhawatirkan isu MSG dan kandungan lilin pada mie instan. Hehe

Tipikal jajanan asin saya sih seperti itu, yang crunchy!

Jajanan Pedas!
Sejak kecil saya suka pedas, nurun dari Mama sih.. dibiasakan makan pedas sejak kecil. Gak heran deh kalau waktu SD saya sukanya nongkrong di kantin Pak Harimin untuk memesan Ubi (singkong) Goreng berikut sambalnya! Sambalnya udah habis, Ubi Gorengnya belum habis..Tambah lagiii! Makanya suka di kantin itu.

Singkong Goreng + Sambal
Jajanan favorit sejak SD hingga sekarang :)

Eits, jangan dikira uang jajan saya dulu banyak ya, dulu 1 potong ubi goreng harganya hanya 25-50 Rupiah saja, kembung-kembung dah tu perut makan ubi! Haha

Jajanan Asam
Sumber: FB Nhyny Azizah Nurahsan

Saya ingat, dulu kami suka sekali membeli Settung (maaf saya gak tahu namanya di Jawa apa). Buah yang kadang dijual setelah diolah menjadi manisan seperti manisan kedondong, tapi kami lebih sering adu nyali dengan memakannya tanpa diolah. Asli asam sekali! Supaya seru kami makannya beramai-ramai dan saling menertawai reaksi masing-masing.

Ahh.. anak-anak ya.. Jajanan saja bisa jadi bahan candaan.. :D

Intermezo..

Jajanan Berhadiah
Nah kali ini ini kategorinya agak sedikit melenceng, bukan soal rasa, tapi iming-iming hadiah. Saya tuliskan karena anak-anak memang doyang dengan iming-iming hadiah... Eh, yang dewasa juga suka hadiah kan? :D Jajanan jenis ini juga jenis jualan yang cukup laris menurut pengamatan saya. *Halah..

Jadi dulu itu ada yang namanya K*rtu AS, atau kalau mau yang lebih tradisional lagi ada permen asam yang dibungkus dengan 1 guntingan wayang kecil (di Jawa sejenis kuartet kayaknya), lalu di dalamnya nanti ada nomor yang akan dicocokkan dengan hadiah yang menanti. Hadiahnya ada levelnya juga, dari hadiah utama (yang bisa berupa mainan yang cukup lumayan harganya) sampai hadiah hiburan sekelas permen rasa durian. Kalau enggak ya zonk seperti rasa permen asam yang sering kami sebut gula-gula berhadiah itu. Hehe..

***

Nah.. itu diatas jajanan masa kecil yang sering sekali saya konsumsi, ketiga teman saya yang juga berasal dari Sulawesi Tenggara ini juga punya ceritanya masing-masing:


Bagaimana dengan teman-teman, suka jajan apa dulu? Apa kita punya kesamaan? ^^
Read more

19 Jul 2017

Tempat Wisata Lokal Rasa Internasional di Bintan

Coba ketik Bintan di kolom pencarian instagram. Entah apa reaksi teman-teman, tapi mata saya seakan-akan berkata wow karena pupilnya mulai membesar, saya excited.. Wahh.. bagus-bagus ya pemandangannya..

Bukannya tidak tahu mengenai pulau Bintan, iya saya tahu ada di kepulauan Riau, tapi banyak hal yang baru saya ketahui (terutama mengenai wisatanya), salah satunya adanya kolam renang air asin raksasa pertama di asia tenggara! Ihh.. keren yaah..


Nanti saya ceritain deh seberapa ndesonya saya, seiring teman-teman baca wish list yang saya buat jika mengujungi pulau Bintan nanti. Bisa deh diajukan ke Abang yang kalau wisata itu maunya gak hanya pantai saja, soalnya di Sulawesi Tenggara juga udah banyak katanya.

Baca Juga: 

Jadi apa saja wish list saya? Yuk baca, kali aja teman-teman juga tertarik..

1.Lagoi
Lagoi adalah tempat yang tidak bisa dilewatkan saat berkunjung ke Pulau Bintan. Terletak di Kabupaten Bintan, Kecamatan Bintan Utara, Lagoi merupakan sebuah kawasan wisata terpadu yang terbilang cukup lengkap, kawasan ini adalah kawasan wisata internasional. Jadi jangan heran jika dikelola dengan baik dengan pengamanan yang cukup ketat.

Biaya masuk kawasan ini sih hanya Rp. 5000 saja, tapi pemeriksaannya cukup baik. Demi keamanan bersama kaan...

Di kawasan Lagoi ini terdapat mall, danau buatan, lapangan golf, banyak pantai dan resort yang tersedia. Tapiii.. sejauh yang saya baca sih untuk ke resortnya harus jadi tamu dulu baru boleh menikmati fasilitas terutama private beach-nya, duh.. sayang iih.. padahal kalau lihat foto-foto pemandangan dan fasilitas yang disediakan resort yang berada di sana itu instagram-able banget loohh.. *Teteup yaah! LOL

Banyak sih yang bikin saya tertarik, tapi so far ada 2 yang sangat menarik perhatian saya secara lebih khusus (letaknya masih di kawasan Lagoi juga):

2. Lagoi Bay
Sumber: jalanrina.com

Nah, foto di atas adalah salah satu land mark di Lagoi Bay. Sama seperti nama pantainya yang bebas diakses. Di pantai ini pengunjung bisa berenang, snorkeling, kayak, jetski dan menikmati fasilitas lain yang terbilang lengkap. Tentunya untuk menikmati fasilitas tambahan tersebut ada biaya yang harus dikeluarkan.

3. Treasure Bay
Treasure Bay juga terletak di kawasan Lagoi. Tepatnya di Jalan Raya Haji KM 01, Teluk Sebong. Di Treasure Bay inilah terdapat kolam renang air asin raksasa terbesar pertama se-asia tenggara. Nama kolam reangnya adalah Crystal Lagoon.

Sumber: Instagram @rizkyekasaputra28
Kalau gak dibilangin ini di Bintan, saya pasti pikirnya ini di Luar Negeri.. Ckck..

Crystal Lagoon ini besarnya mencapai 6,3 hektar dengan kapasitas sebanyak 115.060.000 liter air. Kolamnya dibuat persis menyerupai pantai yang bertingkat kedalamannya, tidak lupa pasir putih di sekelilingnya. Airnya yang berwarna biru dan sarana water sport seperti water jet, sky waterspeed boat tenaga matahari, kolam balon untuk anak, sepeda air, luncuran dan banyak fasilitas untuk bersenang-senang di air lainnya.. benar-benar bikin mupeng.. Sumpah!! *Droll

Apa lagi yang menarik di Treasure Bay ini?

The Canopi!

The Canopi adalah penginapan yang terletak tepat di samping Crystal Lagoon. Dengan konsep penginapan GlamCamp, The canopy ini dilengkapi dengan listrik, pendingin udara dan wifi.. Wifi ya.. bukan wife..Ehm..

Pokoknya the canopy ini bagus pake banget, lihat aja deh foto-fotonya..
Kamar di The Canopi

Kamar mandinya "alami" yahh?
(All credit on pic)

MUPENG KAGAK? T_T

Udah ya move on.. mari ke wisata alam yang benar-benar alami..

4. Desa Sebong Pereh
Desa Sebong Pereh atau yang juga disebut Desa Berakit ini adalah sebuah desa wisata yang terletak di Teluk Sebong Kepulauan Riau. Disebut Desa Berakit karena di desa ini bermukim para suku laut yang masih menggunakan alat-alat tradisional untuk melaut.

Seperti tempat tinggal para nelayan atau penduduk di pesisir pada umumnya, rumah mereka akan dibangun dengan model rumah panggung. Bedanya, di musim teduh mereka akan banyak menghabiskan waktu di atas laut, dengan menggunakan kapal yang memiliki atap persis seperti atap rumah. Atap itu juga yang berfungsi sebagai dinding. Di atas kapal itulah mereka memasak dan beraktivitas.

Sumber: nyiksakamera.wordpress.com

Dua hal yang menarik untuk saya adalah adanya wisata memancing dan patung penyu berukuran besar di tepi pantai Desa Sebong Pereh tersebut. Ada wisata mangrove juga sih.. tapi skip dulu deh, di Kendari juga ada. ^^


Yang biasa ke luar negeri cari patung-patung gede juga ada lohh di desa ini. Namanya patung Guang Sheng Di Jun. Patung ini dipahat oleh pemahat dari negeri Tiongkok.

Sumber: robbihafzan.wordpress.com
Jadi ingat Batu Caves deh kalau lihat patungnya.. :)

5. Gurun Pasir Bintan
Destinasi yang jauh dari air nih.. Gurun Pasir Bintan, sebuah tempat bekas tambang bauksit yang menyisakan gundukan-gundukan pasir. Tidak hanya gundukan, pasirnya kemudian mempunyai garis-garis alami yang dibentuk oleh air hujan yang turun dan mengalir.

Gurun pasirnya tidak hanya berwarna kekuningan saja tapi ada yang berwarna pink bahkan cenderung berwarna keunguan.

Sumber: generation-g.id

Diantara gundukan gurun pasir ini, ada 2 gundukan yang tinggi dan kemiringannya menyerupai gunung, bisa jadi tantangan sendiri untuk yang suka tantangan. *Onta mana Onta! :D

Oh ya, Gurun Pasir ini tepatnya terletak di Jl. Raya Busung, Busung, Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. 
Ke sini aja ya, gak usah ke luar negeri cari gurun pasir.. ^^
***

Sebenarnya masih banyak sih wisata di kepulauan Bintan ini, ada pantai yang mempunyai bebatuan besar seperti di Belitung juga lho, letaknya di pantai Trikora satu ( Pantai Trikora ada empat bagian) dan di pantai Senggiling. Dan banyak lagi tempat wisata yang bisa bikin mupeng. Tapi saya harus fokus. Gimana mau merencanakan liburan (yang entah kapan bisa terwujud) kalau gak fokus kan?

Wish list sudah banyak ada, saatnya cek tiket dan penginapan, bisa kali ya sekalian nginap di The Canopi itu.. Hihi..

Selama ini saya dan suami pakai Traveloka kalau beli tiket dan reservasi penginapan, seperti honeymoon kemarin, we totally depend on this aplication, mudah dan murah soalnya. Yang kemarin sih saya serahkan sepenuhnya reservasinya ke Abang tersayang (disayang-sayang dulu, kali aja dapat ACC dari Abang :p).

Nah, setelah saya mendalami aplikasi lebih jauh, tenyata aplikasi ini menyediakan paket tiket hotel traveloka! Baru niihh.. Jadi booking-an penerbangan bisa sekaligus dengan penginapannya, lebih hemat waktu dan jatuhnya lebih murah. Aiihh.. mayan banget kan buat jajan es lilin di kawasan Lagoi nanti *Emang ada yang jualan? Udah Iyain ajaahh.. Hihi..


Intinya wajib banget mempertimbangakan penawaran paket yang ada di aplikasi traveloka itu, yang suka jenjalan biasanya sudah punya dong aplikasinya.. Cobain deh.. Biar hemat waktu dan uang tentunya! ^^

Abang mana nih? Baca kan? ACC kagak? :p

Sumber:
https://www.treasurebaybintan.com/about-us/introduction-treasure-bay-bintan

http://pulaubintanbatam.blogspot.co.id/2017/05/desa-wisata-sebong-pereh.html

Video MTMA Spesial Lebaran di Bintan

Read more

17 Jul 2017

Kolom Komentar

Media sosial adalah tempat bersenang-senang.. Sebut saja Facebook, Twitter, Instagram, G+ maupun You Tube *Udah jangan tanya yang lain, saya punyanya hanya itu :p*. Awalnya sih buat senang-senang ya.. Tapi semakin ke sini fungsinya semakin banyak, mulai dari yang positif seperti menyambung silaturahim dengan teman di masa kecil/sekolah dulu sampai yang negatif seperti saling hujat bahkan menipu.


Dikutip dari Wikipedia dari Gamble, Teri and Michael. Communication works. Seventh edition.
Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Kemudahan yang tersedia melalui media sosial memang tak bisa dipisahkan dari mudahnya media tersebut terjangkit efek buruk. Tapi, rasanya sesuatu diciptakan adalah untuk mengembangkan sisi positifnya (apalagi jika media tersebut ingin panjang umur sehingga bisa terus menjadi passive income bagi pemiliknya), sayangnya, pemakainyalah yang kerap menyalahgunakannya untuk berbuat keburukan.

Adalah kolom komentar yang sering kali berubah wujud menjadi percikan bensin di kobaran api..

Saya termasuk yang suka membuang waktu membaca komentar sebuah tulisan. Bukan hanya di media sosial sebenarnya, bahkan di blog, artikel-artikel biasa apalagi yang viral. Tujuannya tidak lain adalah untuk mencari sudut pandang lain atau bahkan info yang (mungkin) tidak disampaikan atau tidak diketahui oleh penulis. Tapi komentar di media sosial agak berbeda dengan kolom komentar blog yang seringkali dimanfaatkan untuk menyampaikan pendapat sekaligus menyambung tali silaturahim..

Baca juga: Tentang Komentar, Jawaban dan Blog Walking

Kebanyakan baca kolom kementar kali ya makanya saya terdorong untuk menulis. Ada sesuatu yang harus dilepaskan, saya rasanya terlalu banyak menyerap energi negatif. Mungkin kalian mengerti maksud saya..

Iya..

Komentar negatif..

Sesuatu yang diunggah ke media sosial memang sepatutnya sudah siap dikomentari. Penikmatnya tidak hanya orang yang sudah kita setujui untuk melihat/membaca unggahan kita, tapi bisa, sangat bisa berakhir di hadapan orang yang sama sekali tidak kita kenali bahkan mengerti dengan apa yang sudah kita unggah.

Dengan beragamnya latar belakang, kultur budaya, jenjang pendidikan, pola pikir, pengalaman bahkan tingginya kebutuhan piknik seseorang (?), komentar yang masuk tentu tidak bisa kita saring menjadi hanya yang manis-manis saja, atau yang benar-benar fokus sesuai dengan target yang kita inginkan, akan ada saja "zonk" yang bisa bikin baper, tergantung seberapa "tinggi"nya kedudukan si pembuat status/pengunggah foto.

Sekarang mari menempatkan diri sebagai penikmat unggahan yang bisa berkomentar..

Duh, banyak yang aneh ya unggahan-unggahan itu, kadang kita tidak berteman atau mengikuti, tapi qadarullah ada saja yang sampai di beranda kita.. Tidak jarang kita setuju dengan apa yang sudah diunggah, akan tetapi tidak jarang juga kita tidak setuju bahkan bisa ikut terpancing emosinya karena unggahan tersebut.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Baca, cermati baik-baik berita yang kita terima, saya biasanya mencoba mencerna hingga kolom komentar. Walaupun kadang, ya.. sudah merasa terintimidasi duluan dengan bahasa para komentator. Kadang komentar sudah lebih bernada penilaian sok tahu, lalu kemudian memaki. Apa untungnya? Ngeri! Sungguh.. Saya yang hanya membaca saja merasa ngeri jika komentar itu dituliskan untuk saya.

Mungkin saya yang tidak familier dengan jenis kata umpatan seperti (maaf): S*tan! T*i!, M*ti Lo! Dan deretan kalimat cacian dan makian yang level kasarnya kadang sudah menyentuh ranah kebun binatang dan ranah pribadi orang lain yang bahkan ikut menyebut anak, orang tua atau anggota keluarga yang lain. Kasar.. kasar sekali.. bahkan jikapun yang dikomentari itu kelakuannya sudah sangat buruk, tidak lagi mengandung sedikitpun nilai-nilai kemanusiaan, tapi apa pantas dikomentari seperti itu? Semarah-marahnya kita, sejelek-jeleknya orang tersebut. Lalu apa bedanya kita yang memberi komentar dengan yang dikomentari? Tidak bisakah kita berkomentar dengan lebih bijak?

Tidak ada salahnya berkaca sebelum keluar rumah
Tidak ada salahnya menimang rasa sebelum mengekspresikan amarah

Coba tempatkan diri sebagai penerima komentar negatif?
Coba bayangkan jika ternyata kita sebagai pemberi komentar tidaklah berbeda buruknya hanya karena 1 (apalagi lebih?) kata makian?

Kita pasti sudah familier dengan kalimat "Mulutmu Harimaumu" yang mungkin bisa dikonversi ke dunia digital menjadi "Jempolmu Harimaumu" atau "Kualitas Diri Anda ditentukan dari Perkataan Anda." Banyak.. sudah banyak kalimat pengingat bahkan contoh bagaimana kolom komentar membawa seseorang ke ranah hukum..

Mungkin kita juga perlu ingat bahwa pembaca komentar kita bukan hanya orang dewasa yang sudah bisa menyaring informasi dengan baik (yang sayangnya kadang ya sama saja kasarnya), ada anak-anak yang bisa saja ikut membaca komentar menyedihkan itu, yang bisa jadi menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar lalu meneruskan kebiasaan itu. Bahwa itu adalah cara yang lumrah untuk melampiaskan emosi. Kalau saya sih ngeri! Serius..


Menjaga Lisan
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengajarkan kepada kita untuk menjaga lisan, tidak hanya menyeru tapi juga memberi tuntunan. Kita mungkin bukan Beliau yang memiliki akhlak sempurna, tapi tidak ada salahnya kembali mengingat dan menerapkan lagi tuntunannya di jaman yang serba "kelepasan" ini.

Yang buruk mungkin tetap terjadi, perkataan kasar pun akan tetap ada di kolom komentar, tapi pastikan itu bukan dari kita, bukan dari keluarga kita...

Read more

6 Jul 2017

Imam Untukku

Sudah lama tidak mengisi Kamis Puitis lagi, lagi mandek bikin puisinya, padahal ibarat bunga, hati ini lagi musim semi, bunga-bunga di mana-mana.. Hihi.. Ya.. Walau kadang tiba-tiba ada geledek juga yang lewat, biasa.. PMS.. Bhahaha..

Jadi karena banyak alpa itu saya jadi buka-buka lagi catatan di HP, sepertinya masih ada stok deh (duh.. stok yaahh.. :D) dan ketemu tulisan ini, sudah setahun lebih juga nulisnya :)


Pagi ini mata itu menatapku dalam
Matanya nanar
Ekspresinya mengguratkan kesedihan
Aku tahu apa yang dipikirkannya

Saat menyadari aku melihatnya
Secepat kilat ia membuang pandangannya
Satu yang kusadari
Tidak akan semudah itu ia membuang pikirannya

Mata itu penuh kasih
Pun begitu pikirannya
Tapi aku tak bisa berbuat seincipun
Semua diluar kuasaku

Imam itu akan datang Ma
Kudoakan yang penuh cinta
Tidak hanya cinta untukku
Tapi juga untuk Mama

Imam itu akan datang Ma
Kuminta ia langsung dari Allahku
Semua hanya masalah waktu
Entah di dunia atau di akhirat

180216
I know what you thinking about mom..

Duuuh.. sekarang sudah nikah tapi masih tetap baper bacanya.. Yang senasib dengan saya pasti bisa merasakan, ada beban untuk kita anak perempuan -laki-laki juga sih- yang orang tuanya sudah ingin anaknya menikah.. Kadang kitanya fine-fine saja belum menikah.. Tapi juga gak bisa mengabaikan keinginan orang tua.

Orang tua juga bukannya tidak mengerti masalah jodoh itu di tangan Tuhan. Mungkin berdasarkan pemikiran bahwa "Jodoh adalah takdir yang bisa diusahakan" maka tidak jarang anak-anaknya "didorong" untuk segera menikah, apalagi faktor umur sudah mendukung.

Untuk yang belum juga dipertemukan dengan jodohnya, semoga segera dipertemukan, untuk yang sudah punya calon tapi hatinya masih maju mundur, ingat "Jodoh adalah takdir yang bisa diusahakan" bertindaklah menuju halal.. *Halah.. jadi ingat #SongSongCoupleMenujuHalal dehhh.. :D

Read more

3 Jul 2017

Cerita Lebaran 1438 Hijriah

Libur lebaran telah usai..

Boleh dibilang Senin ini adalah Senin paling horor (sudah tahu kan? Bagi para pekerja, hari Senin konon punya kisah horornya sendiri :D) setelah libur panjang, rehat sejenak dari aktivitas pekerjaan.. Menikmati banyak waktu bersama keluarga. Ya.. walau bagi kebanyakan orang ada lelah dan pengurangan jumlah uang secara masif yang harus terjadi dulu karena harus mudik, tapi jelas ada kebahagiaan yang tidak bisa tergantikan dengan nominal berapapun saat sudah bertemu dan melepas kangen dengan keluarga tercinta.

Dibalik horornya hari Senin ini, semua jiwa tentu datang dengan semangat yang baru. Saya juga lebih bahagia lagi saat tiba di kantor dan mendapati 2 orang teman kantor saya sudah menggunakan khimar. Alhamdulillah..Semoga istiqomah..

Seperti judul tulisan kali ini, saya tentunya tidak ingin bercerita tentang kisah horor di hari Senin. Ada cerita lebaran yang memang sering kali saya -dan teman bloger lainnya- bagikan melalui blog.


Lebaran kali ini tentu berbeda, sudah tidak ada lagi pertanyaan berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan.. Nah.. Saya masuk golongan single yang sudah cukup umur untuk menikah. LOL) yang terselip pada percakapan basa-basi saat bertemu orang-orang. Ya.. taulah.. pertanyaan kapan nikah.. hahah..

Iya sih, sudah gak lagi, diganti dengan "udah isi belum?" Tapi belum (semoga tidak) sensi sama pertanyaan itu.

Alhamdulillah lebaran kali ini di rumah orang tua saya, gak langsung "kaget" ikut suami yang biasanya berlebaran di tempat kakek tinggal sekarang. Keadaannya pas kalau Abang bilang, adik ipar saya sedang menanti waktu melahirkan anak keduanya, jadi Mama mertua juga tidak bisa berlebaran di kampung tempat kakek pensiun itu. (FYI, aslinya bukan kampung halaman sih, hanya karena Kakek sudah kerja dan pensiun di sana aja, jadi akhirnya menetap di sana).

Dengan semakin besarnya keluarga setelah pernikahan kami, maka hari keluargapun bertambah banyak. Biasanya hari ke-3 saya sudah tidak begitu sibuk keliling bersilaturahim, kali ini hari ke-3 saya benar-benar fokus untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Alhamdulillah walaupun akhirnya banyak chat yang terabaikan karena saya jarang memperhatikan HP. Maaf ya teman-teman *salim.

Persiapan lebaran 😊

Oh ya, saya jadi ingat. Saat lebaran perasaan saya berbeda sekali dengan lebaran-lebaran beberapa tahun terakhir. Mungkin saya sudah tidak begitu diliputi perasaan bersalah, menjadi beban pikiran kedua orang tua karena belum menikah. Dan satu lagi, lebaran kali ini grasak-grusuknya sangat berkurang, Alhamdulillah kali ini Mama mau mengabulkan permintaan saya untuk tidak memforsir diri mengejar masakan matang sebelum shalat Idul Fitri. Biasanya kami pontang-panting mengejar waktu agar tidak ketinggalan shalat Sunnah Muakkad itu hanya karena masakan. Pernah sekali benar-benar ketinggalan, lebaran-lebaran saya malah dongkol di dalam kamar. Jangan ditiru..

Sayangnya kali ini menunya lupa saya abadikan, kebetulan ketupatnya berubah jadi buras, dan kali ini mama memesannya di orang lain, kebayang berapa banyak tenaga dan waktu yang bisa dihemat? Rasa tetap enak, badan juga jauh dari kata remuk. Nikmaaatt.. :D

Baca juga: Cerita Lebaran 1436 Hijriah

Mengikuti tradisi menulis 2 tahun terakhir, saya biasanya menuliskan cukup terperinci mengenai hari-hari selama lebaran dan setelah dibaca ulang, berguna banget untuk memori usang di kepala saya ini. So, here we go..

Hari pertama agendanya masih sama, rumah kakaknya Mama (tante) dan berkunjung ke makam Nenek dan Om. Tapi kali ini, setelah shalat Idul Fitri dan makan di rumah, saya dan Abang segera ke rumah Mama mertua yang letaknya berbeda kecamatan dari rumah saya. Cukup dekat dan Alhamdulillah masih tanpa macet. Setelah sekitar 4 jam barulah kami bergabung di rumah Tante dan ke makam.

Ungu: Aisyah - Pink: Azizah
Selamat lebaran Om dan Tanteee 😘

Lebaran kali ini juga rame karena hadirnya Aisyah, si mungil berbibir merah, beralis rapi, anak Om, adiknya Mama. Memang ya.. anak-anak tuh bisa bikin suasana ramai.. iya, anaknya senyum dikit aja reaksi keluarga sudah heboh. Apalagi dapat senyum dari Aisyah yang senyumnya mahal... Hihi..

Hari ke-2 kami berkumpul di rumah Aisyah, lalu ke rumah keluarga hendak silaturahim sekaligus menengok nenek yang ternyata berada di rumah yang lain. Silaturahimnya tetap lanjut, dan sesuai rencana, kami ke rumah Mama mertua lagi bersama keluarga besar saya. Setelahnya, Mama mertua, adik ipar dan anaknya ikut kami angkut untuk silaturahim di rumah keluarga dan akhirnya makan malam bersama di rumah saya. Makan malamnya serba dadakan, jadi sayuran baru dipetik dari pohon dan ikan baru dibakar, ini malah bikin makan makin nikmat, hangat Man! ^^


Hari ke-3, kami piknik ke pantai, kali ini ke Toronipa. Aktivitasnya hampir sama dengan piknik di Bokori tahun lalu, membawa makanan apa saja dari rumah, tidak lupa sayur dan ikan yang dimasak saat tiba di pantai. Hangatnya makanan dan hembusan angin pantai kawin banget.. Nikmat! Alhamdulillah...

Baca juga:
Bokori, Pulau Berpasir Putih yang Nyaris ditinggalkan

Cerita Lebaran 1437 Hijriah

Barulah di hari ke-4 dan seterusnya saya dan Abang mulai berkeliling ke rumah rekan kerja dan memenuhi ajakan ngumpul dari teman-teman. Oh ya, ada reuni SMP sih, pengen banget ikut, tapi urung saya daftar karena ada pernikahan sepupu Abang. Dan sayangnya tanggal pernikahan diundur dan reunipun tidak saya ikuti, zonk kalau kata iklan mah.. Tapi anggap saja belajar ikhlas, prioritas sekarang sudah berubah.. *Meratap di pojokan sambil lihatin foto-foto reunian.LOL

10 hari libur benar-benar tidak terasa, tetiba udah Senin aja.. dan tetiba saya tersadar, ini blog kosong melompong seperti stok SP di supermarket. Fiuhh..

Panjang ya cerita lebaran kali ini? Bagaimana dengan teman-teman?

Selamat Idul Fitri 1438 Hijriah ya... Mohon maafkan jika selama ini ada tingkah dan laku yang kurang berkenan, atau ada ucapan dan diksi saya yang menyakiti. Taqabalallahu minna waminkum (semoga Allah menerima (amal) dari kami dan (amal) dari kalian).
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...