Diresmikan 28 Januari 2016 yang lalu ekowisata Mangrove ini diberi nama Tracking Mangrove Bungkutoko. Tempat wisata ini telah ramai dikunjungi bahkan dalam masa pembangunannya dan semakin menarik dengan dekorasi cat berwarna-warni.
Ekowisata Mangrove ini bisa menjadi pilihan bagi pengunjung yang mungkin bosan dengan pantai, secara ya.. Sulawesi kan dikeliling laut, wisata jelas kebanyakan pantai. Tapi juga bisa menjadi destinasi yang tidak memalukan jika kedatangan tamu dari luar Kendari dan tidak memiliki waktu yang banyak untuk ke daerah-daerah wisata.
Tracking Mangrove Pulau Bungkutoko ini bisa ditempuh dalam waktu 30 menit (jika berangkat dari kawasan MTQ) dengan kendaraan roda 2 ataupun roda 4, tanpa harus menyebrang lagi dengan menggunakan perahu.
Selain letaknya yang tidak jauh dari pusat kota, ekowisata seluas 1,5 Ha ini juga adalah wisata yang murah meriah, karena hanya dikenakan Rp. 2.000 untuk biaya masuk dan Rp. 50.000 jika ingin menyewa gazebo yang tersebar di beberapa spot tracking. Untuk biaya parkir standarlah ya.. Rp. 2.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil.
Kedepannya juga akan dibangun ekowisata yang sama di tempat yang lebih dekat lagi dari pusat kota, sekarang sedang dalam tahap pembangunan dan seperti biasa saya lihat sudah banyak yang mengunjungi jembatan yang panjangnya masih sekitar 100-an meter itu, apa lagi kalau bukan dipakai selfie? Hehe.. Semoga pembangunannya berjalan dengan baik dan tidak rusak sebelum peresmian ya! (Terawat deh.. setelah diresmikanpun jangan sampai rusak).
Tracking Mangrove Pulau Bungkutoko ini saya rekomendasikan untuk Anda yang ingin hunting foto atau ingin bercerita sambil menikmati track jembatan kayu yang tersedia atau menikmati pemandangan dari atas menara pantau. Gazebo juga bisa dipergunakan untuk piknik bersama teman-teman atau keluarga, apalagi fasilitas toilet juga sudah tersedia di kawasan ini. Jadi tidak perlu takut berlama-lama.
1. Tidak ada kendaraan umum jadi bawalah kendaraan pribadi atau kendaraan yang sudah disewa di pusat kota.
2. Papan penunjuk tempat wisata belum begitu jelas, maka jangan malu bertanya kepada warga sekitar.
3. Pilihan menu makanan yang dijual tidak banyak, jadi fokuslah pada wisata alamnya saja.
4. Pakai alas kaki yang nyaman karena akan berjalan jauh dan untuk menghindari kecelakaan saat berjalan (mis: high heels tersangkut diantara papan jembatan).
5. Patuhi segala peraturan yang dibuat oleh pengelola.
Nah, itulah beberapa tips yang sebaiknya Anda ikuti jika ingin berkunjung ke tempat ini, semoga tempat ini bisa berkembang, semakin luas sesuai dengan tujuan utama pelestarian kawasan Mangrove dan menjadi lebih menarik lagi dengan ditambahnya fasilitas edukatif lainnya. Dan yang paling penting, pengunjungpun bisa menjaga kebersihan dan ikut merawat kawasan ekowisata ini. #BuangSampahJanganNyampah
Tracking Mangrove Bungkutoko
Pulau Bungkutoko
Kecamatan Abeli
Kota Kendari
Tiket masuk Rp. 2.000
Buka pukul: 10.00 -17.00
seger bgd pemandangannya mbk ir, tracking pasti jd gk terasa lelah yak.
ReplyDeletesmoga ekowisata di kendari smkin berkembang ya mbk ir, amin, tengkiu sharenya yak
Aamiin.. ayo main di sini sama Ken^^
Deletesekarang sudah banayk bermunculan wisata di hutan mangrove dengan membuat tracking yang memudahkan orang. Kapan bisa ke sana ya
ReplyDeletePokoknya kekinian karna ikut melestarikan alam! ^^
DeleteKalau ngomongin mangrove saya suka keinget sama bintang sepak bola top dunia dan sekaligus pemain kesukaan saya C.RONALDO yang menjadi ikon mangrove memang muantappp deh saya suka, ahi hi hi .
ReplyDeleteOh ya, sampai kapan ya Ronaldo jadi duta mangrove?
DeleteSangat informatif dan banyak gambar, Ir, bikin mupeng ke sana. Di Kalbar banyak hutan mangrove, tapi sepengetahuan saya, masih belum ada yang dikelola seperti ini. Keren...
ReplyDeleteBtw, saya baru ngeh sama template-nya, tambah maniiiiss.. ^^ syukak deh!
Ayo ke Kendari Mbak..
DeleteSemoga segera dibuat ekowisata di snaa ya Mbak.. biar Mangrovenya lebih diperhatikan..
Terima kasih Mbak, ini mah warnanya udah saya banget nih.. sebelumnya belum nemu template yang cocok.. makanya saya custom saja.. hehe
Ini beda banget sama yg di Jakarta. Yg di tempat mbak Irly lebih terawat, di jakarta panas banget mbak saya sampai gak kuat lama2 di hutan mangrove
ReplyDeleteIni panas juga sih.. perginya setelah makan siang.. sedang terik-teriknya.. tapi mungkin mangrovenya lebih rindang ya? Jadi walaupun gak sewa gazebo kami bisa berteduh dipinggir track :)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteMaaf.. komentarnya mbak Rifka ada link hidupnya, jadi saya hapus dan copy ke sini:
Delete"iyah, yang kek gini moga awet yah.
soalnya kadang tuh makin kesanya suka gak awt alias gak terurus.
wih kalo ada rejeki main ke kendari, ini masuk wishlist akohh , hahaha"
Iya.. semoga awet..
Let me know if you come to Kendari Mbak.. ^^
kalau di Bekasi mana ada wisata kaya gini :) asyik banget ya wisata mangrove
ReplyDeleteSemoga segera ada Mbak, kalau tiap daerah mengembangkan ekowisata mangrove asumsinya masing-masing daerah sudah punya upaya menghindari abrasi kan? ^^
Deletesuka sama warna-warna catnya, warnanya ceria jadi bisa menghibur hati yang sedang gundah gulana juga kalo berkunjung ke sana :D
ReplyDeleteUntuk latar foto juga bagus.. hehe ^^
DeleteWaktu itu pernah ke wisata hutan mangrove deket rumah. Emang suasananya nyaman dan adem. Pas banget kalau habis dari pantai terus ngademnya di hutan mangrove. :D
ReplyDeletePagi atau sore emang adem, kalau siang hawanya mirip pantai jugalah.. Hehe
Deletewwaahhh bagus yaah pengambilan gmbarnya .... kbetulan sy lagi penelitian di tracking mangrove itu mbak ... bagus kkhhaaannn ekowisatanya ??
ReplyDeleteTerima kasih.. memang dasarnya trackingnya bagus juga kok ^^
Delete