Saya sudah mencoba segala jenis upaya pengobatan maupun pencegahan, merawat kebersihan mulut dengan sikat gigi teratur, menggunakan obat kumur terkenal merk "L", mengobati dengan obat merk "A", memperbanyak konsumsi vitamin C, sayuran, banyak minum.. Apa saja saya coba.. sampai bertanya kepada dokter gigi dan kemudian mencari info lebih lanjut tentang sariawan.
Baca juga: Berkenalan dengan Sariawan
Sampai akhirnya saya berencana untuk menggunakan kawat gigi...
Salah satu isu utama selain rasa nyeri saat menggunakan kawat gigi adalah potensi munculnya Stomatitis aftosa atau sariawan. Hal ini jelas membuat pertimbangan saya menjadi lebih berat.
"Sebelum menggunakan kawat gigi saja sariawan sudah sangat mengganggu begini, bagaimana jika jadi menggunakan kawat gigi?" Begitu pikir saya.
Lalu akhirnya saya memberanikan diri memasang kawat gigi. Awal pemasangan dokter sudah memberi tips agar dinding mulut (terutama bagian dalam bibir) tidak banyak mengalami gesekan dengan braket. Yaitu dengan mengumpulkan udara terlebih dahulu di dalam mulut baru kemudian menutupnya dengan rapat. Maklumlah ya.. mulut kan jadi makin mancung diawal pemakaian behel/kawat gigi. Tips yang agak ribet, tapi bermanfaat.
Tips diatas bukan berarti mengurangi langganan sariawan yang saya alami. Saat berkonsultasi dengan dokter gigi tempat saya memasang behel, dokter menyarankan saya berhenti menggunakan obat kumur yang selama ini saya pakai, kemudian disarankan memakai sebuah obat kumur yang hanya dipakai saat sariawan saja.
Berhasilkah? Nope.. Rasanya tidak ada perubahan, hanya saja memang obat kumur dari dokter itu tidak memberikan rasa terbakar atau panas saat berkumur. Dan anehnya, suami teman yang atas saran saya ke dokter gigi langganan saya cocok dengan obat kumur dari dokter itu. OMG.. Obatnya kok gak mempan di saya? Saya kenapa?? LOL
Sampai akhirnya saya melepas obat kumur sama sekali. Sekarang.. oh..tidak.. sudah setahun ini sepertinya hidup saya damai tanpa gangguan berarti dari sariawan. Kadang memang masih muncul, tapi jumlahnya jauh berkurang, ukurannya lebih imut. Dan sariawan itu kadang muncul hanya saat saya (minimal 2x seminggu) tidak menggosok gigi karena ketiduran dan terbangun saat subuh (biasanya tengah malampun saya sikat gigi jika terbangun).
Hubungan kawat gigi dan sariawan memang seperti hubungan sebab-akibat. But thanks to doctor's advise saya malah bebas dari jeratan sariwan yang mengganggu selama ini. Sariawan (masih) menyerang kurang lebih 4-6 bulan menggunakan kawat gigi.
Dokter sebenarnya menjelaskan ada kandungan tertentu pada obat kumur yang berpotensi merusak bakteri baik di mulut sehingga akan mengganggu keseimbangan di dalam mulut. Mungkin bakteri baik selama ini sudah banyak saya sakiti dengan obat kumur, makanya bakterinya merajalela. *LOL, Lebaynya kambuh!* Tapi untuk urusan efek obat kumur sepertinya saya belum berani tuliskan lebih banyak karena belum mendapat cukup informasi. Saya juga tidak berani menuliskan kata-kata dokter secara utuh karena selain menyebut merk, saya takut salah ingat istilah medisnya. Hehe..
Anyway, kasusnya bisa berbeda pada tiap orang, ada yang cocok dengan obat kumur, ada juga yang sepertinya tidak cocok, seperti saya. Saya bagikan pengalaman saya, bagaimana dengan pengalaman teman-teman?
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteLagi-lagi saya hapus komennya ya Bule..
DeleteAda link hidupnya lagi (kan bikin sedih). Next time kalau taruh link hidup lagi saya hapus permanen ya.. :)
weh..adekku juga dulu ketergantungan sama obat kumur yang entah kenapa malah bikin nafasnya bau..
ReplyDelete*bayangkan waktu saya kasih tau adekku malah dy makin mangap2 sambil hembuskan nafas naganya*
trus saya suruh coba2 saja hentikan obat kumur dan waktu sikat gigi juga lidahnya disikat.
saya tidak tau klo masalah sikat lidahnya, tapi setelah berhenti pake obat kumur, nafasnya juga "baikan"..hahaha..
maafkan pemilihan kata saiah..
can't wait to see ur post next week.hihihi
Haha.. sial.. sukses membayangkan kelakuan adekmu yang pasti mirip dirimu! >,<
DeleteSaya kira saya ji yang ndak berjodoh dengan obat kumur.. Haha..
Ssttt...U can't wait my post for next week and I can't wait to smile (and said yess..yes..yes..) like you yesterday *If you know what i mean.LOL
beeeeh..begitu ka juga kelakuanku???
Deletenda ji deeeeh..hahahah..
yes yes yes..
bosku juga lagi galau ituuuuh..hahah
Ko ingkari tapi ko bertingkah jelas di komen sini..wkwkw..
DeleteSenangmu di? Hahah
salam kenal mbak Irly
ReplyDeletemakasih sdh berkunjung ke blog syaa :)
Salam kenal balik.. Saya juga kunjungan balik lho itu ^^
Deletesaya juga pengguna kawat gigi. kalau sariawan emang sakit, benturan sariawannya sama kawat.
ReplyDeletePakai obat kumur gak Jeff?
DeleteObat kumur itu klo dipake terlalu sering justru bisa bikin mulut bau karena bakteri baiknya pada mati. Itu sih setahuku. Aku gak pernah pake obat kumur lagi setelah dulu beli merk List****.
ReplyDeleteSama..saya malah masih punya yang masih tersegel tutupnya..
DeleteOo pengaruh obat kumur. Iya sih, saya pernah baca tentang ini. Terlalu sering berkumur dengan obat kumur bisa membunuh flora normal (bakteri yang bermanfaat) dan malah jadi mengganggu. Makanya udah lama di rumah saya nggak pake obat kumur, paling sekali-sekali saja. Lagian, pedas. Mending bikin sendiri dari daun sereh. tapi juga nggak boleh terlalu sering.
ReplyDeleteOke, makasih infonya, Ir.. Nice share ;)
Obat kumur dari daun sereh? Diapain tuh Mbak?
DeleteTerima kasih kembali Mbak, karna dirimu akhirnya rencana nulis jadi juga (karna udah janji) :D
wahh, adeku juga suka pake obat kumur dan sekarang sedang sariawan :(
ReplyDeletesepertinya saya harus beritahu dia untuk menghentikan pemakaian obat kumur..
saya kalo sariawan pake getahnya daun jarak (bahasa butonnya: ntanga-ntaga) tiga kali oles sembuh mhe sariawanku :)
Perhatikan gejala saja mama Wahyu..
DeleteDahsyat itu getahnya daun jarak nah.. habis perih pekat mi. :D
makasih infonya
ReplyDeleteslam kenal, saya pembaca setianya nih
ReplyDeleteTerima kasih.. Sering-sering berkunjung ya.. :)
Delete