30 May 2016

Kawat Gigi, Sariawan dan Obat Kumur

Bagi teman-teman kantor tempat saya bekerja di Kabupaten dulu, sariawan itu identik dengan saya. Bukan Irly kalau tidak sariawan. Parah.. Pasalnya sekali sariawan saya bisa langsung beternak minimal 2 buah sariawan dengan ukuran yang besar-besar.. Ah.. Perih sekali membayangkannya.. Terlebih intensitas kemunculannya sudah seperti slogan kepahlawanan "Mati 1 tumbuh 1.000!" *Jangan bayangkan 1.000 sariawan jugalah yaa LOL* Dalam sebulan boleh dikatakan saya sariawan selama 2 minggu!


Saya sudah mencoba segala jenis upaya pengobatan maupun pencegahan, merawat kebersihan mulut dengan sikat gigi teratur, menggunakan obat kumur terkenal merk "L", mengobati dengan obat merk "A", memperbanyak konsumsi vitamin C, sayuran, banyak minum.. Apa saja saya coba.. sampai bertanya kepada dokter gigi dan kemudian mencari info lebih lanjut tentang sariawan.

Baca juga: Berkenalan dengan Sariawan

Sampai akhirnya saya berencana untuk menggunakan kawat gigi...

Salah satu isu utama selain rasa nyeri saat menggunakan kawat gigi adalah potensi munculnya Stomatitis aftosa atau sariawan. Hal ini jelas membuat pertimbangan saya menjadi lebih berat.

"Sebelum menggunakan kawat gigi saja sariawan sudah sangat mengganggu begini, bagaimana jika jadi menggunakan kawat gigi?" Begitu pikir saya.

Lalu akhirnya saya memberanikan diri memasang kawat gigi. Awal pemasangan dokter sudah memberi tips agar dinding mulut (terutama bagian dalam bibir) tidak banyak mengalami gesekan dengan braket. Yaitu dengan mengumpulkan udara terlebih dahulu di dalam mulut baru kemudian menutupnya dengan rapat. Maklumlah ya.. mulut kan jadi makin mancung diawal pemakaian behel/kawat gigi. Tips yang agak ribet, tapi bermanfaat.

Tips diatas bukan berarti mengurangi langganan sariawan yang saya alami. Saat berkonsultasi dengan dokter gigi tempat saya memasang behel, dokter menyarankan saya berhenti menggunakan obat kumur yang selama ini saya pakai, kemudian disarankan memakai sebuah obat kumur yang hanya dipakai saat sariawan saja.

Berhasilkah? Nope.. Rasanya tidak ada perubahan, hanya saja memang obat kumur dari dokter itu tidak memberikan rasa terbakar atau panas saat berkumur. Dan anehnya, suami teman yang atas saran saya ke dokter gigi langganan saya cocok dengan obat kumur dari dokter itu. OMG.. Obatnya kok gak mempan di saya? Saya kenapa?? LOL

Sampai akhirnya saya melepas obat kumur sama sekali. Sekarang.. oh..tidak.. sudah setahun ini sepertinya hidup saya damai tanpa gangguan berarti dari sariawan. Kadang memang masih muncul, tapi jumlahnya jauh berkurang, ukurannya lebih imut. Dan sariawan itu kadang muncul hanya saat saya (minimal 2x seminggu) tidak menggosok gigi karena ketiduran dan terbangun saat subuh (biasanya tengah malampun saya sikat gigi jika terbangun).

Hubungan kawat gigi dan sariawan memang seperti hubungan sebab-akibat. But thanks to doctor's advise saya malah bebas dari jeratan sariwan yang mengganggu selama ini. Sariawan (masih) menyerang kurang lebih 4-6 bulan menggunakan kawat gigi.

Dokter sebenarnya menjelaskan ada kandungan tertentu pada obat kumur yang berpotensi merusak bakteri baik di mulut sehingga akan mengganggu keseimbangan di dalam mulut. Mungkin bakteri baik selama ini sudah banyak saya sakiti dengan obat kumur, makanya bakterinya merajalela. *LOL, Lebaynya kambuh!* Tapi untuk urusan efek obat kumur sepertinya saya belum berani tuliskan lebih banyak karena belum mendapat cukup informasi. Saya juga tidak berani menuliskan kata-kata dokter secara utuh karena selain menyebut merk, saya takut salah ingat istilah medisnya. Hehe..

Anyway, kasusnya bisa berbeda pada tiap orang, ada yang cocok dengan obat kumur, ada juga yang sepertinya tidak cocok, seperti saya. Saya bagikan pengalaman saya, bagaimana dengan pengalaman teman-teman?

19 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lagi-lagi saya hapus komennya ya Bule..
      Ada link hidupnya lagi (kan bikin sedih). Next time kalau taruh link hidup lagi saya hapus permanen ya.. :)

      Delete
  2. weh..adekku juga dulu ketergantungan sama obat kumur yang entah kenapa malah bikin nafasnya bau..
    *bayangkan waktu saya kasih tau adekku malah dy makin mangap2 sambil hembuskan nafas naganya*
    trus saya suruh coba2 saja hentikan obat kumur dan waktu sikat gigi juga lidahnya disikat.
    saya tidak tau klo masalah sikat lidahnya, tapi setelah berhenti pake obat kumur, nafasnya juga "baikan"..hahaha..
    maafkan pemilihan kata saiah..
    can't wait to see ur post next week.hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. sial.. sukses membayangkan kelakuan adekmu yang pasti mirip dirimu! >,<

      Saya kira saya ji yang ndak berjodoh dengan obat kumur.. Haha..

      Ssttt...U can't wait my post for next week and I can't wait to smile (and said yess..yes..yes..) like you yesterday *If you know what i mean.LOL

      Delete
    2. beeeeh..begitu ka juga kelakuanku???
      nda ji deeeeh..hahahah..
      yes yes yes..
      bosku juga lagi galau ituuuuh..hahah

      Delete
    3. Ko ingkari tapi ko bertingkah jelas di komen sini..wkwkw..

      Senangmu di? Hahah

      Delete
  3. salam kenal mbak Irly

    makasih sdh berkunjung ke blog syaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal balik.. Saya juga kunjungan balik lho itu ^^

      Delete
  4. saya juga pengguna kawat gigi. kalau sariawan emang sakit, benturan sariawannya sama kawat.

    ReplyDelete
  5. Obat kumur itu klo dipake terlalu sering justru bisa bikin mulut bau karena bakteri baiknya pada mati. Itu sih setahuku. Aku gak pernah pake obat kumur lagi setelah dulu beli merk List****.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama..saya malah masih punya yang masih tersegel tutupnya..

      Delete
  6. Oo pengaruh obat kumur. Iya sih, saya pernah baca tentang ini. Terlalu sering berkumur dengan obat kumur bisa membunuh flora normal (bakteri yang bermanfaat) dan malah jadi mengganggu. Makanya udah lama di rumah saya nggak pake obat kumur, paling sekali-sekali saja. Lagian, pedas. Mending bikin sendiri dari daun sereh. tapi juga nggak boleh terlalu sering.

    Oke, makasih infonya, Ir.. Nice share ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Obat kumur dari daun sereh? Diapain tuh Mbak?

      Terima kasih kembali Mbak, karna dirimu akhirnya rencana nulis jadi juga (karna udah janji) :D

      Delete
  7. wahh, adeku juga suka pake obat kumur dan sekarang sedang sariawan :(

    sepertinya saya harus beritahu dia untuk menghentikan pemakaian obat kumur..

    saya kalo sariawan pake getahnya daun jarak (bahasa butonnya: ntanga-ntaga) tiga kali oles sembuh mhe sariawanku :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perhatikan gejala saja mama Wahyu..

      Dahsyat itu getahnya daun jarak nah.. habis perih pekat mi. :D

      Delete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...