18 Jul 2015

Cerita Lebaran 1436 Hijriah

Setiap lebaran pasti memberi kesan tersendiri bagi umat muslim.



Seperti di keluarga besar kami, tahun ini tidak berangkat ke Kota Baubau lagi karena kakek (bapaknya mama) yang tinggal disana sudah meninggal Oktober lalu. Orang tua biasanya memang jadi destinasi pertama yang dipertimbangkan sebagai tujuan mudik. Bagi kami anak-anak mama dan bapak (begitupun sepupu-sepupu saya) yang belum berkeluarga jelas mengekor ke orang tua saja mau lebaran di mana.

Seperti biasa H-1 lebaran rumah kami sibuk dengan segala macam pekerjaan memasak dan bersih-bersih, tentunya sambil memantau sidang isbat karena ikut menentukan kapan opor ayam bakal dimasak.hehe...

Jadi saat malam takbiran, saya dan mama sebagai kru dapur mempersiapkan bahan-bahan sup dan mi goreng, setelah hasil sidang isbat diumumkan kami pun sibuk memasak opor ayam, puding custard dan puding gula merah, tidurnya sekitar pukul 1. Ketupat sudah masak sebelum hasil sidang diumumkan, sementara adik-adik saya yang bertugas bersih-bersih sudah nyicil sejak H-5, hasilnya malam itu sudah lumayan longgar tugasnya :D

Oh ya, dari hasil perampingan menu di hari lebaran, ada 1 jenis makanan yang memang saya dukung sekali penghapusannya, namanya lapa-lapa, kalau di Jawa namanya lepet. Masak lapa-lapa tuh lama plus gempornya ampun-ampunan!*Membayangkan bikinnya udah berasa sakit dluan nih tulang belakang :D* Tapi karena tetangga dan beberapa teman mama tahu bahwa kami gak masak lapa-lapa, mereka pada ngasih dan akhirnya ada sekitar 40 buah lapa-lapa di rumah... Alhamdulillah... baik banget dah mereka.. bapak sampai becanda "Lain kali ga usah masak, bilang aja ke mereka kita gak masak." Hahah..saya dukung paakk #Ehh :D

Duet ketupat dan lapa-lapa

Di hari Jumat 17 Juli 2015 yang bertepatan dengan 1 Syawal 1436 H cuaca cerah sepanjang hari. Setelah Shalat Idul Fitri dan salam-salaman dengan tetangga-tetangga, kami lanjut masak mi goreng dan sup *masih aja sibuk bokkk* kemudian makan dan melanjutkan tur ke berbagai negara *ngayal*. Rumah tujuan utama selalunya rumah kakaknya mama, soalnya saudara-saudaranya bapak di Wakatobi semua. Saya sempatkan singgah sebentar di Kompleks rumah dinas kantor kemudian ke destinasi kunjungan ke-2, makam nenek dan om.

Makam nenek dan om setiap kali didatangi selalu bersih.. kami memang punya petugas pembersih makam langganan, yang tugasnya memang memastikan makam kakek dan nenek agar tetap bersih dan tidak dipenuhi rumput. Alhamdulillah ibu yang ditugasi merawat makam nenek dan om amanah, bahkan tidak hanya merawat, tapi juga memperhatikan pengunjung-pengunjung di makam nenek dan om tersebut.

Sepulang dari ziarah makam, agenda selanjutnya adalah mengunjungi rumah keluarga-keluarga, sangat bersyukur Kendari sampai saat ini merupakan ibu kota provinsi yang tidak menyuguhkan kemacetan, ditambah lagi suasana lebaran yang lumayan lengang dan proses pelebaran jalan yang belum lama selesai di jalur alternatif (bay pass). Kami jadi bisa kesana-kemari tanpa menghabiskan banyak waktu di jalan. Salah 1 nikmat yang harus disyukuri warga Kendari.
Sepulangnya di rumah waktu benar-benar kami manfaatkan untuk beristirahat, hari pertama lebaran selalu jadi harinya keluarga. ^^

Oh ya, semalam dapat kabar dari kawan wartawan, ada beberapa toko yang dibobol brankasnya di Kendari, hendaknya kita semua berhati-hati saat meninggalkan rumah dan tidak lupa mengawasi toko bagi yang memilikinya. Semoga Allah selalu melindungi kita lahir batin...

Selamat Idul Fitri 1436 Hijriah teman-teman... Taqabalallahu minna waminkum (semoga Allah menerima (amal) dari kami dan (amal) dari kalian).

22 comments:

  1. Rindu sama lapa-lapa, udah lama gak makan mebu khas lebaran yang satu ini. Terakhir makan yang kaya gini lebaran tahun 2011.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah..sudah lama sekali... buatnya susah juga lapa-lapa ini..huhu

      Delete
  2. Hem, saya selalu suka ketupat, apalagi dengan lauk khasnya :) Lapa-lapa itu sejenis lontong ya mbak? Kalau di daerah saya, Batu Jatim masak ketupat lontong dkk, dimulai 1 minggu setelah 1 syawal. Namanya di sini hari raya ketupat dan lontong

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lepet mas, nama lepet itu dapat dari kawan yang dari Jawa juga.. kalau lontong ga pakai santan, nah kalau lapa-lapa ini pakai santan dan beberapa rempah :)

      Delete
  3. Sudah lama tdk makan lappa-lappa *ehh jadi salah fokus*

    Maaf lahir batin juga yahh... Selamat lebaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheh..sudah jarang dibuat ya di sana?

      Selamat Lebaran^^

      Delete
  4. Wkwkwkwk.. Sama, bagi keluargaku sidang isbat juga jadi penanda masak opor :D
    Alhamdulillah Kendari nggak macet ya, mudah2an jangan pernah :)
    Met lebaran, Irly. Taqabbal ya karim ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk..sama ya? Takut keburu ludes sebelum lebaran kalau dimasak dluan opornya :D

      Iya..tapi udah mulai ada tanda-tanda macet juga nih...
      Selamat lebaran^^

      Delete
  5. Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin

    ReplyDelete
  6. asal saya dari Raha, saya paling ingat dengan menu opor ayam dan lapa-lapa ini,... ini yang paling khas dari sulawesi tenggara, mohon maaf lahir batin kawan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. UWah..dari Raha ya? Saya 7 tahun tugas di sana..
      Mohon maaf lahir batin :)

      Delete
  7. Taqaballahu minna wa minkum ya mbak Irly, itu lepet suka dibikin sama mbah masih kuat dulu, sekarang si Mbak sudah sepuh jadi belum makan lepet lagi deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.. emang mesti telaten buatnya, mulai ngisi ke dalam daun pembungkus sampai ngikatnya, masaknya lebih lama lagi :D

      Delete
  8. Lapa-lapa jadi kangen nih makanan satu ini kalau lebaran, dulu inget makan ini pas masih SD masih cupu-cupu nya, sekarang sudah jarang nemu ini lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah..itu sudah berapa lama? Koq kayaknya sudah langka di Makassar ya?

      Delete
  9. Taqabalallau minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin ya mba :)

    ReplyDelete
  10. hoowhooo, penghapusan lapa2 diii...
    di MamaMer tawwa sampe 10liter lapa2 dibuat, ndk trhitungmi berapa biji *pura2 tutup mata* wkwkkwkk

    anyway Maaf lahir bathin juga yaaa cyiin. #AdaBuras? eehhh xixiixix

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sa ndak bisa bayangkan kalau yang dibikin 10 liter itu buras, pasti anak menantu betah di rumah MamaMer..xixixi.. :p

      Mohon maaf lahir batin^^

      Delete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...