3 Jul 2017

Cerita Lebaran 1438 Hijriah

Libur lebaran telah usai..

Boleh dibilang Senin ini adalah Senin paling horor (sudah tahu kan? Bagi para pekerja, hari Senin konon punya kisah horornya sendiri :D) setelah libur panjang, rehat sejenak dari aktivitas pekerjaan.. Menikmati banyak waktu bersama keluarga. Ya.. walau bagi kebanyakan orang ada lelah dan pengurangan jumlah uang secara masif yang harus terjadi dulu karena harus mudik, tapi jelas ada kebahagiaan yang tidak bisa tergantikan dengan nominal berapapun saat sudah bertemu dan melepas kangen dengan keluarga tercinta.

Dibalik horornya hari Senin ini, semua jiwa tentu datang dengan semangat yang baru. Saya juga lebih bahagia lagi saat tiba di kantor dan mendapati 2 orang teman kantor saya sudah menggunakan khimar. Alhamdulillah..Semoga istiqomah..

Seperti judul tulisan kali ini, saya tentunya tidak ingin bercerita tentang kisah horor di hari Senin. Ada cerita lebaran yang memang sering kali saya -dan teman bloger lainnya- bagikan melalui blog.


Lebaran kali ini tentu berbeda, sudah tidak ada lagi pertanyaan berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan.. Nah.. Saya masuk golongan single yang sudah cukup umur untuk menikah. LOL) yang terselip pada percakapan basa-basi saat bertemu orang-orang. Ya.. taulah.. pertanyaan kapan nikah.. hahah..

Iya sih, sudah gak lagi, diganti dengan "udah isi belum?" Tapi belum (semoga tidak) sensi sama pertanyaan itu.

Alhamdulillah lebaran kali ini di rumah orang tua saya, gak langsung "kaget" ikut suami yang biasanya berlebaran di tempat kakek tinggal sekarang. Keadaannya pas kalau Abang bilang, adik ipar saya sedang menanti waktu melahirkan anak keduanya, jadi Mama mertua juga tidak bisa berlebaran di kampung tempat kakek pensiun itu. (FYI, aslinya bukan kampung halaman sih, hanya karena Kakek sudah kerja dan pensiun di sana aja, jadi akhirnya menetap di sana).

Dengan semakin besarnya keluarga setelah pernikahan kami, maka hari keluargapun bertambah banyak. Biasanya hari ke-3 saya sudah tidak begitu sibuk keliling bersilaturahim, kali ini hari ke-3 saya benar-benar fokus untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Alhamdulillah walaupun akhirnya banyak chat yang terabaikan karena saya jarang memperhatikan HP. Maaf ya teman-teman *salim.

Persiapan lebaran 😊

Oh ya, saya jadi ingat. Saat lebaran perasaan saya berbeda sekali dengan lebaran-lebaran beberapa tahun terakhir. Mungkin saya sudah tidak begitu diliputi perasaan bersalah, menjadi beban pikiran kedua orang tua karena belum menikah. Dan satu lagi, lebaran kali ini grasak-grusuknya sangat berkurang, Alhamdulillah kali ini Mama mau mengabulkan permintaan saya untuk tidak memforsir diri mengejar masakan matang sebelum shalat Idul Fitri. Biasanya kami pontang-panting mengejar waktu agar tidak ketinggalan shalat Sunnah Muakkad itu hanya karena masakan. Pernah sekali benar-benar ketinggalan, lebaran-lebaran saya malah dongkol di dalam kamar. Jangan ditiru..

Sayangnya kali ini menunya lupa saya abadikan, kebetulan ketupatnya berubah jadi buras, dan kali ini mama memesannya di orang lain, kebayang berapa banyak tenaga dan waktu yang bisa dihemat? Rasa tetap enak, badan juga jauh dari kata remuk. Nikmaaatt.. :D

Baca juga: Cerita Lebaran 1436 Hijriah

Mengikuti tradisi menulis 2 tahun terakhir, saya biasanya menuliskan cukup terperinci mengenai hari-hari selama lebaran dan setelah dibaca ulang, berguna banget untuk memori usang di kepala saya ini. So, here we go..

Hari pertama agendanya masih sama, rumah kakaknya Mama (tante) dan berkunjung ke makam Nenek dan Om. Tapi kali ini, setelah shalat Idul Fitri dan makan di rumah, saya dan Abang segera ke rumah Mama mertua yang letaknya berbeda kecamatan dari rumah saya. Cukup dekat dan Alhamdulillah masih tanpa macet. Setelah sekitar 4 jam barulah kami bergabung di rumah Tante dan ke makam.

Ungu: Aisyah - Pink: Azizah
Selamat lebaran Om dan Tanteee 😘

Lebaran kali ini juga rame karena hadirnya Aisyah, si mungil berbibir merah, beralis rapi, anak Om, adiknya Mama. Memang ya.. anak-anak tuh bisa bikin suasana ramai.. iya, anaknya senyum dikit aja reaksi keluarga sudah heboh. Apalagi dapat senyum dari Aisyah yang senyumnya mahal... Hihi..

Hari ke-2 kami berkumpul di rumah Aisyah, lalu ke rumah keluarga hendak silaturahim sekaligus menengok nenek yang ternyata berada di rumah yang lain. Silaturahimnya tetap lanjut, dan sesuai rencana, kami ke rumah Mama mertua lagi bersama keluarga besar saya. Setelahnya, Mama mertua, adik ipar dan anaknya ikut kami angkut untuk silaturahim di rumah keluarga dan akhirnya makan malam bersama di rumah saya. Makan malamnya serba dadakan, jadi sayuran baru dipetik dari pohon dan ikan baru dibakar, ini malah bikin makan makin nikmat, hangat Man! ^^


Hari ke-3, kami piknik ke pantai, kali ini ke Toronipa. Aktivitasnya hampir sama dengan piknik di Bokori tahun lalu, membawa makanan apa saja dari rumah, tidak lupa sayur dan ikan yang dimasak saat tiba di pantai. Hangatnya makanan dan hembusan angin pantai kawin banget.. Nikmat! Alhamdulillah...

Baca juga:
Bokori, Pulau Berpasir Putih yang Nyaris ditinggalkan

Cerita Lebaran 1437 Hijriah

Barulah di hari ke-4 dan seterusnya saya dan Abang mulai berkeliling ke rumah rekan kerja dan memenuhi ajakan ngumpul dari teman-teman. Oh ya, ada reuni SMP sih, pengen banget ikut, tapi urung saya daftar karena ada pernikahan sepupu Abang. Dan sayangnya tanggal pernikahan diundur dan reunipun tidak saya ikuti, zonk kalau kata iklan mah.. Tapi anggap saja belajar ikhlas, prioritas sekarang sudah berubah.. *Meratap di pojokan sambil lihatin foto-foto reunian.LOL

10 hari libur benar-benar tidak terasa, tetiba udah Senin aja.. dan tetiba saya tersadar, ini blog kosong melompong seperti stok SP di supermarket. Fiuhh..

Panjang ya cerita lebaran kali ini? Bagaimana dengan teman-teman?

Selamat Idul Fitri 1438 Hijriah ya... Mohon maafkan jika selama ini ada tingkah dan laku yang kurang berkenan, atau ada ucapan dan diksi saya yang menyakiti. Taqabalallahu minna waminkum (semoga Allah menerima (amal) dari kami dan (amal) dari kalian).

10 comments:

  1. Minal Aidin walfaizin yaa say, kalo cerita lebaranku masih sama jhe seperti tahun lalu, yang berbeda hanya tahun ini ada adik saya yang gak mudik karena blum lama punya baby 😊

    ReplyDelete
  2. Wah, hari-hari kamu pada saat lebaran padat sekali ya. Penuh dengan kegiatan dan acara kumpul bersama keluarga.

    ReplyDelete
  3. Salam kenal mbak, mohon maaf lahir batin. Tulisan blognya bagus. hehehe...

    ReplyDelete
  4. Aisyahnya lucu bangeeeeet. Jadi ghemesh liatnya.

    ReplyDelete
  5. Paling menyebalkan kalo ada acara yang diundur sementara kita sudah kandung membatalkan acara yang lain. Rasanya gimanaaaa gitu.

    ReplyDelete
  6. Suka banget sama Aisyah dan Azizah, imut-imut kaya susan, wkwkwkwk...

    ReplyDelete
  7. Salam kenal, postingannya lengkap dan menarik sekali. Semoga terus posting dengan cerita-cerita menariknya.

    ReplyDelete
  8. Waduh, bagaimana rasanya tidak bisa ikut sholat ied mbak? Pastinya rasanya menyebalkan sekali. huhuhu...

    ReplyDelete
  9. Pernah kok saya ikut reuni namun batal demi datang kenikahan sodara, hasilnya saya hanya cuma diem aja pas di nikahan sodara. Mikir, kalo ikut reuni pasti udah seru2an sama temen lama.

    ReplyDelete
  10. Maaf lahir bathiiin. Maafkan baru mampir sini lagii ��

    Serunya tawwa diii, keluarga besar ketemu keluarga besar, raaameeeee.
    Btw Aisyah dan Azizah itu kembar kah?? Pengen gigit pipinya #eehh

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...