6 Jul 2017

Imam Untukku

Sudah lama tidak mengisi Kamis Puitis lagi, lagi mandek bikin puisinya, padahal ibarat bunga, hati ini lagi musim semi, bunga-bunga di mana-mana.. Hihi.. Ya.. Walau kadang tiba-tiba ada geledek juga yang lewat, biasa.. PMS.. Bhahaha..

Jadi karena banyak alpa itu saya jadi buka-buka lagi catatan di HP, sepertinya masih ada stok deh (duh.. stok yaahh.. :D) dan ketemu tulisan ini, sudah setahun lebih juga nulisnya :)


Pagi ini mata itu menatapku dalam
Matanya nanar
Ekspresinya mengguratkan kesedihan
Aku tahu apa yang dipikirkannya

Saat menyadari aku melihatnya
Secepat kilat ia membuang pandangannya
Satu yang kusadari
Tidak akan semudah itu ia membuang pikirannya

Mata itu penuh kasih
Pun begitu pikirannya
Tapi aku tak bisa berbuat seincipun
Semua diluar kuasaku

Imam itu akan datang Ma
Kudoakan yang penuh cinta
Tidak hanya cinta untukku
Tapi juga untuk Mama

Imam itu akan datang Ma
Kuminta ia langsung dari Allahku
Semua hanya masalah waktu
Entah di dunia atau di akhirat

180216
I know what you thinking about mom..

Duuuh.. sekarang sudah nikah tapi masih tetap baper bacanya.. Yang senasib dengan saya pasti bisa merasakan, ada beban untuk kita anak perempuan -laki-laki juga sih- yang orang tuanya sudah ingin anaknya menikah.. Kadang kitanya fine-fine saja belum menikah.. Tapi juga gak bisa mengabaikan keinginan orang tua.

Orang tua juga bukannya tidak mengerti masalah jodoh itu di tangan Tuhan. Mungkin berdasarkan pemikiran bahwa "Jodoh adalah takdir yang bisa diusahakan" maka tidak jarang anak-anaknya "didorong" untuk segera menikah, apalagi faktor umur sudah mendukung.

Untuk yang belum juga dipertemukan dengan jodohnya, semoga segera dipertemukan, untuk yang sudah punya calon tapi hatinya masih maju mundur, ingat "Jodoh adalah takdir yang bisa diusahakan" bertindaklah menuju halal.. *Halah.. jadi ingat #SongSongCoupleMenujuHalal dehhh.. :D

6 comments:

  1. Wiih puitisss. Bikin versi cerpen :D

    ReplyDelete
  2. betul banget say. Saya pun pernah merasakan beban itu tapi bukan karena orang tua sih, bebannya justru memikirkan perasaan bibi (kakak mama). Bibi takut saya gak nikah seperti beliau, makanya kuat banget keinginannya melihat saya menikah padahal saat itu saya belum kepikiran nikah.

    Alhamdulillah keinginan bibi terkabul, sebelum meninggal beliau menyaksikan saya menikah juga sempat menggendong Wahyu walau beliau dalam keadaan sakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. Senangnya itu Bibi kak.. Sampai bisa gendong Wahyu pula :*

      Delete
  3. gleeekkk, dalaaaamm..

    Alhamdulillah sudah dapatmi tawwa Tante, InsyaAllah akan jaga anak perempuan semata wayangnya Tante dengan sebaik2nya, Aamiin :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca, mohon untuk tidak berkomentar sebagai Unknown atau Anonymous. Komentar dengan link hidup dan broken link akan dihapus, jadi pastikan untuk mengetik alamat blog dengan benar ya.

Untuk teman-teman yang mencari kontak saya tapi membaca melalui HP, silakan klik versi website, bisa dilihat laman kontak, atau menghubungi melalui sosial media yang tertera di sebelah kanan tampilan blog.

Jangan lupa difollow yaa.. ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...