Tempat pertama yang saya kunjungi untuk berwisata di Jogja adalah Keraton, entah kenapa, sudah 2 kali berlibur tahun ini, wisata sejarah adalah tempat paling awal yang selalu disarankan untuk kami.
Saat tiba kami langsung menuju ke bawah pohon beringin.. Eits.. bukan 2 pohon beringin yang dimitoskan dapat melanggengkan hubungan jika dijalani bersama oleh pasangan ya.. Kami ke warung bakso yang berada tepat di bawah pohon beringin. hihi..
Setelah kenyang, kami akhirnya setuju untuk mengikuti trip yang ditawarkan oleh para pengemudi bentor, dengan 3 tempat singgah dan akan berakhir di Keraton, padahal kami sudah berada tidak jauh dari Keraton.
Jadi saya ceritakan sesuai rute yang diatur oleh para abang becak motor ya...
Pabrik Bakpia 25
Di pabrik ini sulit untuk tidak berbelanja, wangi hangatnya bakpia menyambut bahkan sebelum pengunjung turun dari bentor. Di tempat ini pengunjung bisa melihat langsung pembuatan bakpia oleh para pekerja, masih 1 lokasi dengan pabrik terbuka, ada toko yang menyediakan oleh-oleh, tidak hanya bakpia tapi berbagai jenis oleh-oleh berupa makanan lainnya.
Batik Luwes-Luwes
Seperti juga pabrik bakpia yang kami kunjungi sebelumnya, di tempat ini pengunjung dipebolehkan masuk melihat langsung proses pembuatan batik (bahkan dibuka kursus untuk yang berminat) dan segala tahapannya. Dan tentu saja tersedia bebagai macam pilihan batik di tempat ini. Mulai dari mainan tradisional berukiran batik, kain sampai berbagi jenis pakaian dengan berbagai jenis model untuk pria dan wanita.
Satria Gallery
Di galeri ini terdapat banyak lukisan batik tulis yang dijual, tentunya dengan ukuran dan harga yang beragam, mulai dari Rp.200.000 sampai dengan Rp.2.500.000.
Yang unik dari lukisan ini adalah, lukisan bisa dicuci, tentunya dengan cara mencuci khusus.
Oh ya, kalau ditanyakan berapa biaya bentornya, Rp. 5.000 saja kami sudah sampai ke tempat-tempat di atas. Murah pake banget, pernah dengar cerita tentang harga/tarif yang "ditembak" kan? Alhamdulillah saya gak ngalamin, entah karena Bos yang ngobrol pakai bahasa Jawa atau bagaimana. Tetap khuznudzon, berbaik sangka.
Baca juga: Jogjakarta, Kota Dalam Doa
Keraton Jogja
Saya sebenarnya bingung harus menulis apa tentang Keraton Jogja, cerita apa yang tidak orang-orang ketahui mengenai tempat yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I ini? Ceritanya sudah banyak, mulai dari sejarah, tata ruang, makna filosofis sampai mitologinya.
Update biaya masuk yang mungkin berubah saja ya.. Biaya karcis yang harus dibayar saat hendak masuk kawasan keraton adalah sebesar Rp. 5.000 + Rp.2.000 untuk izin memotret ataupun merekam video.
Jika ingin menyaksikan upacara Garebek Besar pengelola biasanya akan memasang waktu (tanggal dan jam) di papan dekat loket.
Selebihnya biarkan gambar yang bercerita ya... Banyak spot yang instagram-able dan berkebudayaan banget di sini. ((Berkebudayaan)) ya iyyalah.. emang tempatnya di keraton mah.. :D
Setelah berkeliling selama (kurang-lebih) 1 jam kami akhirnya keluar dari dalam keraton. Di alun-alun kami menyaksikan sudah banyak siswa yang bersiap melakukan karnaval budaya dengan berbagai kostum. Menurut Bos, acara semacam ini sangat sering digelar. Wah.. bagus sekali pikir saya.. sejak usia remaja para siswa dididik untuk dekat dengan budayanya.
Aku pernah ke keraton jogja, trus ada delman yang sama sekali nggak boleh dinaikin apalagi di sentuh kalau bukan keturunan raja situ atau abdi dalemnya, Nah itu kira2 kenapa ya,..
ReplyDeleteHuah.. baru dengar cerita itu juga..
DeletePass..Hihi..
Aku pas ke keraton masih kecil banget. Masih piyik, belom ngerti foto foto. Wkwkwk. Tapi bakpianya justru inget :p
ReplyDeleteMain ke Keraton lagi Beb, udah gede kan? #Eh
Deleteaseegg tengkiu sharenya mbk irly, kebetulan nih, lbur akhir thn ini diajak dolan ke jogja sm adek :)
ReplyDeleteSipp, jangan kalap belanjanya yaa..Hihi..
Deletetahun depan kalau jadi mau liburan ke sana sama keluarga, ke keratonnya sudah pernah waktu zaman gadis haha
ReplyDeleteSip.. Semoga lancar rencananya ;)
DeleteAku pernah ke Kraton dan pernah juga membuat artikelnya. Spotnya sungguh indah-indah, yang menjadi daya triknya spot dari depan keraton.
ReplyDeleteNembak-menembak memang sudah jagonya, seperti diriku menembak soal hati :D
Nah itulah kelebihan dan kekurangannya, suka ketok harga.
Aku penasaran dengan geleri lukisan, ah masak iya bisa dicuci ?
Kalau ke Jogja lagi main ke galeri lukisannya Mas :)
DeleteManami pale bakpiaku?? :D
ReplyDeleteMudah2n jadi reuni dgn teman2 Pelayaranku, mau jalan2 ke Jogja lagi tu hari belum mampir ke Keraton :(
Bakpia ji ko cari? Aiiih :p
DeleteTawwa yang mau reuni ^^
Betul sekali, bila pinter nawar, apalagi bisa bahasa Jawa, akan dapet oleh-oleh yang tidak harus mahal :)
ReplyDeleteBahasa memang modal juga ya Ustad :)
DeletePabrik bakpia 25 itu terkenal banget.
ReplyDeletesisanya aku ga tau. haha
Aku pernah main ke keraton jogja sekali seumur hidup.
waktu itu kurang asik karna aku ga bisa eksplore ke sekeliling keraton.
pengen banget bisa kesana lagi.
Aamiin.. semoga bisa ke sana lagi ya.. ^^
Deleteaduh jadi kangen jogja, jogjaku yang asyik
ReplyDeleteAsli sana kah Mak? ^^
Deletewah, kangen jogjaaaa :)
ReplyDeleteSamaa ^^
DeleteOya malah lebih murah daripada Malioboro? Asal pinter nawar ya. Duh aku paling nggak bisa kalo tawar-tawaran harga hahaha :D
ReplyDeleteIya, kuncinya emang harus pinter nawar :)
DeleteKapan yaa bisa ke Yogyaaa. Kangen banget ke sini. Tapi nggak pernah kesampean ke pabrik bakpia mbaa
ReplyDeleteSemoga bisa main lagi, trusa kesampean ke pabriknya.. :)
DeleteJogja keren ya. Jadi pengen wisata ke sana.
ReplyDeleteYupp!!
Deleteyang pohon beringin itu sesuatu yah :)
ReplyDeletehmmm entah kapan lagi bisa menginjakkan kaki ke sana
Hahah.. saya lebih suka pohon beringin yang ada penjual baksonya :D
DeleteNggak sekalian mampir pasar beringharjo mbak? Di sana bnyk pula barang2 khas Jogja yang jadinya murah klo bisa nawar. Bakpia 25? Tersohor itu mb. Enak sih
ReplyDeleteMampir kok.. Beringharjo bakal diceritain lain waktu Mbak.. Insya Allah :)
Deletenah ini dia, yang sa tunggu-tunggu, :D. Kemarin waktu ke Jogja gak sempat ke Keraton, huhuhu :)
ReplyDeleteNurinn.. udah pakai logat Kendari ajaaa :D
DeleteIni doang yang ditunggu Rin? Ceritaku masih banyak lho :D
Terima kasih referensinya. Kebetulan rencananya mau ke Yogya nih hehehe :)
ReplyDeleteJogja istimewa, meskipun sekarang mulai banyak titik macet :'(
ReplyDelete